LMS-SPADA INDONESIA
PENDAHULUAN
Modernisasi menuntut manusia dapat hidup dan bekerja dalam sebuah sistem secara efektif, efisien, aman, nyaman. Untuk itu seorang desainer produk harus dapat mengenali karakteristik manusia sebagai fokus setiap desain yang ia kembangkan. Mengingat dalam suatu sistem kerja manusia memegang peranan yang sangat penting, maka desainer dan peneliti produk harus dapat merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi sistem kerja dan pengoperasian dari desain yang dikembangkan agar menghasilkan luaran yang sesuai bagi manusia yang menggunakannya.
Tujuan umum ergonomi desain produk adalah agar desainer dapat memahami dasar-dasar pendekatan desain melalui sisi ergonomi. Sehingga, dapat mengaplikasikannya dalam aktivitas desain yang berbasis pada faktor manusia, sebagai subjek dalam setiap pengembangan desain yang dilakukan.
Tujuan khusus ergonomi desain adalah memberikan penyadaran adanya
kompleksitas interaksi manusia dengan produk yang di dalamnya sarat dengan
masalah-masalah keamanan, dan kenyamanan bagi manusia sebagai subjek
desain, sehingga desain senantiasa terus dikembangkan dan diperbaiki seiring
dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial masyarakat.
Melalui buku ini diharapkan pembaca dapat membangun kesadarannya akan
aspek-aspek yang berhubungan dengan sifat, kemampuan, dan keterbatasan
manusia sebagai subjek dari setiap desain yang diimplementasikan dalam
bentuk lingkungan buatan hingga benda pakai yang berinteraksi dengannya.
Selanjutnya, mampu menganalisis dan mensintesa berbagai varian pola
interaksi antara manusia dengan produk, baik dari aspek keamanan sesuai
tingkat kompleksitasnya.
DEFINISI ERGONOMI
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Ergo (kerja) dan Nomos (hukum/
aturan). Definisi lainnya dari ergonomi adalah sebagai berikut:
. . . studi tentang lingkungan, kondisi dan efisiensi pekerja. (Hornby, et.
al. , 1987, Kamus Bahasa Inggris Learner Oxford Advanced Learner,
Oxford University Press).
. . . untuk menerapkan data biologis dan rekayasa ke luar negeri
berbagai masalah yang ditimbulkan oleh interaksi fisik manusia dengan
mesin terbarunya. (Peterson, Braid, Et. Al, 1995, The Ergonomic PC,
Mcgraw-Hill, Inc)
. . . ilmu terapan yang berkaitan dengan karakteristik orang yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang mengatur hal-hal yang mereka
gunakan agar orang dan benda-benda akan berinteraksi secara paling
efektif dan aman disebut juga rekayasa manusia . . . (Tillman, et. al. ,
1991, Essentials Faktor Manusia, Mc. Graw Hill, Inc).
Artinya, ergonomi, merupakan ilmu yang mempelajari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan fisiknya. Ergonomi mempelajari hubungan manusia-alat (Human-Machine System), berangkat dari riset dan studi terhadap kemampuan dan limitasi fisik-psikis manusia saat berinteraksi dengan sistem tersebut.
Ergonomi bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem kerja yang ideal, efektif dan efisien, baik itu terhadap pengoperasianpengontrolan kerja produk, maupun terhadap lingkungan kerja manusia, dengan penekanan utama pada keamanan dan kenyamanan kerja. Ergonomi, merupakan bidang keilmuan yang bersifat multi disiplin. Di dalamnya terangkum irisan-irisan dari ilmu psikologi, sosial, budaya, dan enjiniring, yang desain berbagai perangkat kendali.
Dalam konteks desain, ergonomi, berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungan aktivitasnya sehari-hari, fasilitas, produk-perangkat kerja, dan prosedur kerja. Implikasi ergonomi terhadap desain adalah membuat kualitas hidup manusia menjadi lebih baik, berangkat dari kemampuan, keterbatasan dan kebutuhan manusia dengan berfokus pada aspek-aspek berikut.
1. Mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi Kerja
Mengurangi kesalahan kerja,
Meningkatkan produktivitas,
2. Meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan
Memperbaiki keamanan,
Mengurangi kelelahan dan stres,
Meningkatkan keamanan,
Meningkatkan kualitas hidup,
Menciptakan makna melalui gubahan visual.
FUNGSI DAN CAKUPAN ERGONOMI
Dalam desain produk, tampilan visual memang merupakan unsur pertama
yang membuat sebuah produk menjadi terlihat menarik perhatian bagi
calon penggunanya. Bentuk visual produk yang unik jelas merupakan kunci
yang menjadi nilai jual dari sebuah produk. Akan tetapi, desain yang secara
visual menarik perhatian tidaklah cukup. Sebab, permasalahan berikutnya
adalah perioda disaat pembeli mulai berinteraksi dengan produk tersebut
saat mulai mengoperasikannya.
Jika pengguna merasakan ketidaknyamanan saat mengoperasikan produk yang baru dimilikinya itu, apalagi dia mengalami kecelakaan akibat desain yang tidak aman, maka produk tersebut tidak akan berumur panjang. Pembuatnya akan menghadapi berbagai keluhan, bahkan tuntutan hukum. Lalu dalam waktu tidak lama desain yang sekadar menarik secara visual itu pun akan mati. Karena itulah, dalam mendesain produk ada dua hal utama yang harus menjadi perhatian desainer, yaitu aspek pengoperasian produk dan aspek perawatan produk. Kedua hal utama tersebut harus mudah diterima, diadaptasikan, dan dioperasikan oleh manusia yang menjadi pengguna produk yang dibuat.
Ergonomi sangat dibutuhkan dalam mempelajari kondisi manusia dalam desain suatu produk. Fungsi ergonomi untuk jangka pendek dalam pengoperasian produk adalah pada keamanan kerja (safety). Sedangkan untuk jangka panjang, fungsi ergonomi berorientasi kepada kenyamanan kerja (comfortability). Sinergi antara ergonomi dan desain produk akan menghasilkan sebuah desain produk yang manusiawi. Adapun cakupan Ergonomi dalam peranannya memanusiawikan suatu produk antara lain: antropometri, faal tubuh, biomekanika, penginderaan, dan psikologi kerja. Sebagai berikut.
a) Antropometri
Antropometri, meneliti dimensi anggota tubuh manusia dalam berbagai posisi tubuhnya saat melakukan berbagai aktivitas kerja dalam lingkungan fisiknya, dari sisi keadaan dan ciri-ciri fisiknya, seperti: dimensi linier, volume, berat. Antropometri dibagi dua: antropometri statis dan antropometri dinamis.
Antropometri statis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri
anatomi manusia dalam posisi diam atau baku, berbeda-beda atas dasar:
etnis, gender/kelamin, usia, kapasitas panca indera.
Sedangkan antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan
dan ciri-ciri anatomi tubuh manusia saat bergerak dan memperhatikan setiap
gerakan tubuh yang terjadi saat manusia melakukan aktivitasnya seperti
misalnya area jangkau dan sudut kebebasan gerak.
Karena itu, dalam fase awal pengembangan sebuah desain, seorang desainer perlu meninjau antropometri secara rinci. Karena, dalam penentuan dimensi desain yang dikembangkannya, ia memerlukan lebih banyak dimensi-dimensi tubuh manusia dibandingkan sifat dan kemampuannya.
b) Biomekanika
Biomekanika adalah studi tentang pergerakan manusia menggunakan ilmu
mekanik yang berkaitan dengan gerak (kinematika) dan gaya (force) atau
kinetik yang terjadi. Dalam melaksanakan aktivitas kesehariannya manusia
bergerak. Gerakan yang merupakan hasil dari kekuatan otot manusia
tersebut sangat variatif.
Manusia cenderung melakukan serangkaian gerakan yang memiliki
karakteristik dan pola yang khas untuk setiap aktivitas dan pekerjaan yang
mereka lakukan. Biomekanika meneliti aspek-aspek daya tahan tubuh
terhadap beban yang berkaitan dengan gerak mekanik anggota tubuh, yang
meliputi: kecepatan, kekuatan, dan ketelitian.
Biomekanika membahas "mengapa" dan "bagaimana" tubuhmanusia
bergerak. Melalui kalkulasi matematika terhadap gaya (force) yang terjadi
pada gerakan tubuh manusia biomekanika mencari solusi bagaimana cara
untuk meningkatkan atau membuat gerakan yang lebih aman, efektif dan
efisien. Mengingat, gerakan yang berlebihan akan menyebabkan cedera
pada bagian tubuh tersebut.
Biomekanika meneliti aspek-aspek daya tahan tubuh terhadap beban yang berkaitan dengan gerak mekanik anggota tubuh.
(Sumber: ptiphoenix.com; chegg.com; web.njit.edu; samarpan physioclinic.com )
Biomekanika terbagi dua, yakni Biomekanika Umum dan Biomekanika Terapan. Biomekanika Umum berfokus pada berbagai hukum dan konsep dasar yang mempengaruhi organ tubuh manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Sedangkan Biomekanika Terapan berfokus pada interaksi fisik antara manusia dengan produk dan/atau peralatan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan meminimalkan keluhan pada sistem kerangka serta otot manusia. Secara prinsip, Biomekanika dan Antropometri memiliki target riset yang sama, yaitu manusia. Perbedaan signifikannya terletak pada fokus kajiannya. Jika Antropometri berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan ukuran tubuh manusia, maka Biomekanika berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan daya tahan tubuh manusia terhadap gaya yang bekerja di bagian tubuh terkait aktivitas yang dilakukannya. Desain produk yang baik setidaknya harus merupakan hasil penggabungan kajian Biomekanika dan Antropometri tubuh orang yang akan menjadi calon pengguna dari produk yang akan dikembangkan.
c) Faal/Fisiologi Tubuh
Gambar Sistem faal/fisiologi tubuh manusia. ( Sumber: learn. careers360. com )
Faal Tubuh, meneliti aspek mekanisme, fungsi atau cara kerja organorgan tubuh manusia (seperti sistem rangka, pernapasan, otot, peredaran darah, pencernaan dan syaraf). Faal/fisiologi ini berhubungan dengan energi yang dibutuhkan manusia dalam melakukan kerja.
d) Panca indera
Penginderaan, meneliti aspek kemampuan manusia dalam menerima berbagai informasi dari luar yang ditangkap oleh indera sebagai input devices - alat, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Setiap ‘alat’ tersebut menerima jenis informasi yang berbeda untuk kemudian dikirimkan ke otak dan diolah.
Lima indera manusia.
(Sumber: diolah dari www.snoezelen.info )
Stimulus inderawi merupakan informasi yang diterima oleh reseptor
selanjutnya menciptakan sensasi dan meneruskan sinyal tersebut
menuju otak untuk kemudian dimaknai berdasarkan pengalamanpengalaman seseorang. Proses pemaknaan tersebut dikenal dengan
istilah persepsi, di mana masing-masing indera manusia menciptakan
persepsi yang berbeda-beda terhadap objek yang sama.
e) Psikologi Kerja
Aspek-aspek psikologis manusia.
(Sumber: diolah dari Feng, dkk., 2018; Sharp, 2012 )
Psikologi Kerja, meneliti berbagai faktor signifikan yang mempengaruhi
kondisi psikologis seseorang dalam konteks penggunaan suatu produk
dan lingkungan kerja, karena adanya korelasi yang erat antara unsur
yang bersifat fisik maupun psikologis.