DISKUSI PERTEMUAN KE 5

Perbedaan data based tradisional dengan sistem data based saat ini

Perbedaan data based tradisional dengan sistem data based saat ini

by ZULKAIDA SITI RAHMADANI GUNAWAN -
Number of replies: 0

Karena database adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer berupa folder dan file. Kenapa di sebut sebuah lemari karena, lemari adalah tempat penyimpanan suatu barang berharga baik berupa asset, uang dll. Begitupun database karena adalah tempat penyimpanan informasi informasi penting. 

Perbedaan antara database tradisional dan database modern cukup signifikan, terutama karena perkembangan teknologi dan kebutuhan aplikasi saat ini. Berikut beberapa perbedaan utamanya:

1. Struktur Data

Database Tradisional : Biasanya berbasis relasional (RDBMS), seperti MySQL dan Oracle , di mana data disimpan dalam tabel-tabel yang saling terhubung dengan kunci primer dan kunci asing. Data diatur dalam bentuk baris dan kolom .

Database Modern : Selain mendukung model relasional, database modern juga mengadopsi struktur NoSQL seperti MongoDB atau Cassandra yang mendukung penyimpanan data dalam bentuk yang lebih fleksibel, seperti dokumen JSON , kolom , graf , atau key-value .

2. Kebutuhan Skalabilitas

Database Tradisional : Cenderung dioptimalkan untuk skala vertikal (meningkatkan kapasitas server dengan menambah RAM, CPU, dll). Ini lebih cocok untuk aplikasi dengan data yang tidak terlalu besar dan pengguna terbatas.

Database Modern : Banyak yang mendukung skala horizontal (menambah lebih banyak server untuk distribusi beban kerja), seperti Cassandra dan Amazon DynamoDB . Database ini mampu menangani jutaan transaksi per detik dan pertumbuhan data yang masif.

3. Konsistensi dan Ketersediaan

Database Tradisional : Umumnya memprioritaskan konsistensi melalui transaksi ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability). Data harus konsisten di seluruh sistem sebelum transaksi dianggap selesai.

Database Modern : Beberapa seperti NoSQL mendukung ketersediaan dan toleransi partisi dengan model CAP (Consistency, Availability, Partition Tolerance), yang memungkinkan sistem tetap berfungsi meskipun terjadi kegagalan jaringan. Basis data modern seperti MongoDB dapat menerapkan konsistensi akhir di mana data tidak harus langsung konsisten, tetapi akan konsisten seiring berjalannya waktu.

4. Jenis Data dan Penggunaannya

Database Tradisional : Didesain untuk aplikasi dengan struktur data yang jelas dan terdefinisi, seperti aplikasi keuangan atau sistem manajemen pelanggan (CRM).

Database Modern : Mendukung berbagai jenis data tidak terstruktur dan semi-terstruktur seperti teks, gambar, dan video. Ini sangat cocok untuk aplikasi big data , IoT , dan machine learning .

5. Pengelolaan Transaksi

Database Tradisional : Fokus pada model transaksi yang kuat dan Andal (misalnya, manajemen stok atau sistem perbankan).

Database Modern : Mendukung aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan volume besar dari transaksi, meskipun mungkin menyumbangkan sebagian konsistensi untuk kinerja dan skalabilitas.

6. Keamanan dan Pengelolaan Akses

Basis Data Tradisional : Biasanya lebih terstruktur dalam hal keamanan, dengan kontrol ketat atas akses data dan pemrosesan transaksi.

Database Modern : Meskipun keamanan tetap menjadi prioritas, desain modern sering lebih fleksibel dalam menangani distribusi data, terutama di lingkungan cloud dengan kontrol akses terdistribusi .

7. Penerapan Cloud dan DevOps

Database Tradisional : Seringkali diimplementasikan di server lokal dan memerlukan perawatan manual.

Database Modern : Mendukung model cloud-native , dengan integrasi otomatisasi, containerization (seperti Kubernetes dan Docker), serta DevOps untuk penerapan yang cepat dan skalabel.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa database modern lebih cocok untuk lingkungan aplikasi yang dinamis, terdistribusi, dan memerlukan penanganan data besar dengan berbagai jenis, sementara database tradisional lebih terfokus pada aplikasi yang memerlukan struktur dan integritas data yang ketat.