1. Tantangan terbesar dalam menjaga dan memperkuat integrasi nasional Indonesia adalah penyebaran intoleransi, kesenjangan sosial-ekonomi, dan polarisasi politik. Intoleransi antaragama dan antarbudaya dapat mengancam persatuan, sementara ketimpangan pembangunan antara daerah menimbulkan perasaan ketidakadilan. Di era digital, hoaks yang memecah belah juga menjadi ancaman serius. Untuk mengatasi ini, penting untuk memperkuat pendidikan multikultural dan toleransi, memastikan pemerataan pembangunan di seluruh daerah, serta meningkatkan literasi digital untuk melawan hoaks. Selain itu, pemahaman yang lebih mendalam tentang Pancasila sebagai dasar negara, serta menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap identitas nasional yang inklusif, dapat mempererat ikatan antarwarga negara. Dialog yang sehat, penghargaan terhadap perbedaan, dan kesadaran sejarah bangsa juga merupakan kunci untuk membangun kesatuan di tengah keberagaman.
2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dengan mempermudah akses informasi, mempercepat komunikasi, dan memfasilitasi dialog antar kelompok berbeda. Misalnya, media sosial bisa digunakan untuk kampanye toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Namun, TIK juga bisa menjadi ancaman bagi integrasi nasional jika digunakan untuk menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian, yang dapat memicu polarisasi dan konflik. Contoh nyata adalah penyebaran informasi palsu yang memicu ketegangan sosial atau perpecahan menjelang pemilu. Oleh karena itu, literasi digital yang baik sangat penting untuk menghindari dampak negatif TIK.