Forum Diskusi Pertemuan ke-10

Rifqi Anas_1822600020_UPS

Rifqi Anas_1822600020_UPS

oleh RIFQI ANAS -
Jumlah balasan: 0

Bioremediasi merupakan salah satu solusi yang semakin banyak digunakan untuk mengatasi pencemaran lingkungan, terutama pencemaran logam berat. Mikoremediasi dan fitoremediasi adalah dua pendekatan bioremediasi yang menjanjikan, dengan memanfaatkan organisme hidup seperti jamur (mikoremediasi) dan tanaman (fitoremediasi) untuk menghilangkan atau mengurangi konsentrasi logam berat di lingkungan.

Mikoremediasi untuk Pencemaran Logam Berat

Mikoremediasi adalah penggunaan jamur untuk mengurai atau mengadsorpsi logam berat dari lingkungan. Jamur memiliki kemampuan luar biasa dalam mengubah bentuk kimia logam berat menjadi bentuk yang tidak berbahaya, atau dapat mengkonsumsinya sebagai bagian dari metabolismenya. Beberapa spesies jamur, seperti Pleurotus ostreatus (jamur tiram), dapat mengakumulasi logam berat dalam tubuhnya, sehingga berpotensi mengurangi polusi logam berat di tanah atau air.

Salah satu mekanisme yang berperan dalam mikoremediasi adalah kemampuan jamur untuk memodifikasi struktur kimia logam berat melalui proses seperti biotransformasi dan bioakumulasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa jamur mikoriza, yang memiliki simbiosis dengan akar tanaman, dapat membantu meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap logam berat.

Fitoremediasi untuk Pencemaran Logam Berat

Fitoremediasi adalah penggunaan tanaman untuk mengatasi pencemaran logam berat di tanah atau air. Tanaman seperti enceng gondok (Eichhornia crassipes) dan semanggi air (Marsilea quadrifolia) telah terbukti efektif dalam mengakumulasi logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg). Tanaman ini menyerap logam berat dari air melalui akar mereka dan mengakumulasinya dalam jaringan tanaman, yang kemudian dapat dipanen dan dibuang dengan aman.

Selain enceng gondok dan semanggi air, beberapa tanaman lain juga memiliki potensi besar untuk digunakan dalam fitoremediasi. Beberapa di antaranya adalah:

1) Tumbuhan Hyperaccumulators: Beberapa spesies tanaman memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam berat dalam jumlah besar tanpa menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Contohnya adalah Brassica juncea (mustard India) yang dapat mengakumulasi kadmium dan timbal dalam jumlah tinggi.

2) Helianthus annuus (Bunga Matahari): Bunga matahari juga dikenal dapat menyerap logam berat, terutama kadmium dan timbal.

3) Salix spp. (Willow): Tanaman ini dikenal memiliki kemampuan untuk menyerap berbagai jenis logam berat, termasuk kromium, kadmium, dan timbal.

4) Populus spp. (Pohon Poplar): Poplar juga telah diteliti untuk kemampuannya dalam menyerap logam berat, terutama timbal dan kadmium.

Potensi Tanaman Lain sebagai Agen Fitoremediator

Selain tanaman yang telah disebutkan, tanaman lain yang berpotensi dalam fitoremediasi logam berat termasuk:

• Cucurbita pepo (Labu), yang dapat menyerap logam berat dari tanah.

• Pteris vittata (Pakis), yang terbukti efektif dalam memfiksasi arsenik.

• Panicum virgatum (Switchgrass), yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar timbal dan kadmium dalam tanah.

Daftar Pustaka :

Ghosh, M., & Singh, S. P. (2005). "A Review on Phytoremediation of Heavy Metals and Utilization of It in Agriculture." Ecological Engineering, 25(4), 510–518.

Malusa, E., & Varanini, Z. (2014). "Phytoremediation: A Sustainable Approach for Heavy Metal Contaminated Land." Agronomy for Sustainable Development, 34(1), 139-148.

Raskin, I., Smith, R. D., & Salt, D. E. (1997). "Phytoremediation of Toxic Metals: Using Plants to Remove Pollutants from the Environment." Current Opinion in Biotechnology, 8(2), 221–226.

Singh, N., & Sharma, R. K. (2015). "Mikoremediasi: A Promising Tool for Bioremediation of Polluted Ecosystems." Environmental Science and Pollution Research, 22, 1–16.