Anak dengan gangguan pendengaran berat (110 dB) menghadapi tantangan dalam perkembangan bahasa, yaitu keterbatasan dalam mengembangkan kosa kata, tata bahasa, dan kemampuan berbicara secara spontan karena kurangnya akses ke suara. Mereka mengandalkan strategi visual seperti membaca bibir atau bahasa isyarat dan berisiko mengalami kesulitan literasi tanpa intervensi dini. Dukungan seperti alat bantu dengar, terapi wicara, dan pendidikan yang sesuai sangat penting untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka.