1. Apa yang Anda ketahui dengan Precedence Diagram Method (PDM)?
Precedence Diagram Method (PDM) adalah teknik perencanaan proyek yang digunakan untuk menyusun diagram jaringan dengan menampilkan hubungan antaraktivitas menggunakan kotak (node) sebagai representasi aktivitas dan panah untuk menunjukkan ketergantungan di antara aktivitas tersebut. PDM adalah salah satu pendekatan dalam diagram jaringan aktivitas berbasis node (Activity-On-Node).
Karakteristik Utama PDM:
-
Setiap aktivitas direpresentasikan oleh kotak (node).
-
Panah menunjukkan hubungan logis dan urutan aktivitas.
-
Menampilkan empat jenis hubungan ketergantungan (lihat poin ketiga).
-
Mempermudah identifikasi jalur kritis dan manajemen waktu proyek.
PDM sering digunakan dalam manajemen proyek karena lebih fleksibel dibandingkan metode diagram jaringan lainnya, seperti Activity-On-Arrow (AOA).
2. Apa kegunaan dari Precedence Diagram Method (PDM) dalam Manajemen Proyek?
PDM memiliki berbagai kegunaan penting dalam manajemen proyek, yaitu:
-
Perencanaan Aktivitas:
- Membantu dalam menentukan urutan tugas dan ketergantungan antaraktivitas.
-
Penjadwalan Proyek:
- Membuat jadwal proyek dengan mengidentifikasi waktu mulai (start) dan selesai (finish) untuk setiap aktivitas.
-
Identifikasi Jalur Kritis:
- Mempermudah identifikasi jalur kritis (critical path) untuk menentukan aktivitas yang harus diprioritaskan.
-
Analisis Ketergantungan:
- Menyediakan cara yang efektif untuk menganalisis hubungan logis di antara aktivitas.
-
Optimasi Sumber Daya:
- Membantu dalam alokasi sumber daya berdasarkan hubungan antaraktivitas.
-
Pengelolaan Risiko:
- Memudahkan deteksi potensi hambatan dalam aktivitas yang saling terkait, sehingga risiko keterlambatan dapat diminimalkan.
-
Monitoring dan Pengendalian:
- Mempermudah pemantauan progres proyek dan pengambilan tindakan korektif jika terjadi penyimpangan.
3. Sebutkan empat metode dari Precedence Diagram Method (PDM)!
PDM mencakup empat jenis hubungan logis antara aktivitas:
-
Finish-to-Start (FS):
- Aktivitas B tidak dapat dimulai sampai Aktivitas A selesai.
- Contoh: Pengecoran beton (A) harus selesai sebelum pengecatan (B) dapat dimulai.
-
Start-to-Start (SS):
- Aktivitas B tidak dapat dimulai sampai Aktivitas A dimulai.
- Contoh: Pemasangan kabel (A) harus dimulai sebelum pengujian kabel (B) dapat dimulai.
-
Finish-to-Finish (FF):
- Aktivitas B tidak dapat selesai sampai Aktivitas A selesai.
- Contoh: Penyusunan dokumen (A) harus selesai sebelum proses pengeditan akhir (B) dapat selesai.
-
Start-to-Finish (SF):
-
Aktivitas B tidak dapat selesai sampai Aktivitas A dimulai. (Jenis ini jarang digunakan).
-
Contoh: Pemantauan sistem lama (B) tidak dapat selesai sampai sistem baru (A) diaktifkan.
-