Jenis-jenis Osilasi

Osilasi Pegas

Gerak osilasi merupakan gerakan suatu objek bolak-balik melewati lintasan yang sama. Contoh kasus sederhananya adalah gerak osilasi pada sebuah objek bermassa m yang diletakkan di ujung pegas pegas.
Gambar diatas merupakan visualisasi sederhana dari konsep gerak osilasi pada pegas di lantai yang licin sehingga tidak ada gesekan. Jika pegas didorong kearah kiri(sesuai gambar posisi c) dengan perpindahan sebesar -x, setelah gaya dorong dihilangkan maka pegas akan berusaha kembali ├ö├ç├»ke posisi setimbangnya yaitu posisi a. Begitupun sebaliknya jika pegas ditarik kearah kanan menjauhi posisi setimbangnya, setelah gaya Tarik dihilangkan maka pegas akan berusaha kembali pada posisi setimbangnya. Gaya yang dilakukan pegas untuk kembali ke posisi semula disebut gaya pemulih atau (restoring force)├ö├ç├».├ö├ç├»Besarnya gaya yang dilakukan pegas untuk kembali ke posisi setimbangnya adalah sebesar; 
F = -kx
F dan x merupakan besaran vector ; {F merupakan besarnya gaya pemulih(N), k merupakan konstanta kekakuan pegas(N/m), dan x merupakan perpindahan posisi pegas(m)}. Besar gaya ini selalu negative karena arah gaya selalu berlawan dengan arah perpindahan posisi benda. Maksudnya, ketika benda ditarik kekanan maka gaya pemulih akan bekerja kekiri, dan ketika benda didorong kearah kiri maka gaya pemulih akan bekerja kearah kanan. Besarnya Gaya pemulih tidak konstan, besarnya gaya ini bergantung pada nilai x.

ÔÇïPersamaan F = -k x disebut juga hukum Hooke, akan akurat selama pegas tidak ditekan sampai kumparan-kumparannya saling bersinggungan atau tidak diregangkan melebihi batas elastisitasnya.

ÔÇïHukum Hooke tidak hanya berlaku untuk pegas saja, hokum juga dapat diterapkan pada benda padat pada umumnya. Bedanya pada benda padat seperti baja dan aluminium, besar pertambahan atau pengurangan panjang relative sangat kecil dibandingkan dengan pegas.

Besarnya gaya eksternal yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas adalah sebesar

Feksternal = +k x 

Dari persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa semakin tinggi nilai k maka gaya yang dibutuhkan untuk menarik atau menekan pegas akan semakin besar. Pegas yang didesain kaku akan memiliki nilai k yang besar.