Diskusi Sesi Ke-2

Menjawab pertanyaan diskusi sesi 2

Menjawab pertanyaan diskusi sesi 2

by SYANABIAWAN MARYATI NURHAKIM -
Number of replies: 4

Pertama, guru dapat memanfaatkan cerita atau dongeng dari berbagai budaya untuk mengembangkan keterampilan menyimak. Siswa di minta untuk menyimak dan mendiskusikan maknanya.

Kedua, kegiatan berbicara dapat dikembangkn mellui diskusi kelompok, bermain peran, atau bercerita kembali yang tidak hanya melatih keterampilan berbicara, tetapi juga mebgasah kemampuan komunikasi sosial siswa.

Ketiga, memperkenalkan berbagai jenis teks sastra seperti cerita pendek, dan puisi berdasarkan tema tertentu, yang menggabungkan kreativitas mereka dengan nilai budaya-budaya yang mereka pelajari.

Keempat, untuk keterampilan menulis siswa untuk menulis cerita atau puisi berdasarkan tema tertentu yang menggabungkan kreativitas mereka dengan nilai buday yang mereka pelajari.

Untuk menumbuhkan apresiasi terhadap sastra guru bisa memperkenalkan karya sastra lokal dan internasional, serta melibatkan siswa dalm kegiatan seperti pementasan cerita atau penyusunan buku cerita bersama. Dengan demikian, siswa akan lebih terhubung dengan budaya dan sastra, memvangun pemahaman serta penghargaan sejak dini.

In reply to SYANABIAWAN MARYATI NURHAKIM

Re: Menjawab pertanyaan diskusi sesi 2

by JUMIYATI JUMIYATI -
Hallo kak, sebelumnya izin menanggapi yaa🙏

Konsep-konsep pembelajaran yang diberikan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan bahasa sayaa sangat setuju dan yakin bahwa cara-cara tersebut cocok untuk diterapkan dalam upaya mengembangkan 4 keterampilan tersebut.

Saya tertarik dengan idenya untuk menumbuhkan apresiasi terhadap sastra yakni dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pentas cerita dan penyusunan buku cerita. Boleh menjelaskan lebih detail gimana cara pemilihan tema/topik yang benar dalam kegiatan pentas cerita dan penyusunan buku cerita tersebut serta pelaksanaan kegiatannya agar optimal dan efisien? 🙏
In reply to JUMIYATI JUMIYATI

Re: Menjawab pertanyaan diskusi sesi 2

by SRI ARFANI -
Izin menjawab terkait pertanyaan nya paling bawah🙏

Dalam pemilihan tema/topik untuk pentas cerita dan penyusunan buku cerita, penting untuk mempertimbangkan beberapa aspek agar kegiatan dapat berjalan optimal dan efisien. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai langkah-langkah dalam proses tersebut:

1. Pemilihan Tema/Topik
a. Menentukan Tujuan Kegiatan
Tentukan terlebih dahulu apa tujuan utama dari pentas cerita dan buku cerita. Apakah ingin mengedukasi, menghibur, atau memberikan pesan moral tertentu? Hal ini akan sangat mempengaruhi pilihan tema dan topik cerita.

b. Pertimbangan Audiens
Kenali audiens yang akan menyaksikan pentas atau membaca buku cerita. Misalnya, jika target audiens adalah anak-anak, maka pilihlah tema yang ringan, mendidik, dan menarik. Jika audiensnya adalah remaja atau dewasa, bisa memilih tema yang lebih kompleks atau bersifat inspiratif.

c. Relevansi dengan Isu atau Tren
Memilih tema yang relevan dengan isu atau tren yang sedang berlangsung dapat membuat cerita lebih menarik dan relatable. Misalnya, tema keberagaman, lingkungan hidup, atau persahabatan dapat diangkat sesuai dengan konteks sosial yang ada.

d. Kesederhanaan Tema (Untuk Pentas)
Tema yang dipilih untuk pentas sebaiknya sederhana agar mudah divisualisasikan. Tema yang terlalu kompleks dapat menyulitkan dalam penyajian, baik dari segi aktor maupun properti yang digunakan.

2. Penyusunan Buku Cerita
a. Struktur Cerita yang Jelas
Buku cerita harus memiliki alur yang jelas, yakni dengan struktur: pengenalan, konflik, klimaks, dan penyelesaian. Ini membantu menjaga perhatian pembaca tetap fokus dari awal hingga akhir.

b. Pengembangan Karakter
Karakter dalam cerita harus dikembangkan dengan baik agar pembaca dapat merasa terhubung secara emosional. Karakter utama dan pendukung harus memiliki tujuan atau motivasi yang jelas dalam cerita.

c. Visual dan Ilustrasi
Jika buku cerita ditujukan untuk anak-anak, maka ilustrasi visual sangat penting. Visual yang menarik dapat membantu anak memahami cerita dan meningkatkan daya tarik buku. Pastikan visual dan teks saling mendukung satu sama lain.

d. Bahasa yang Sesuai
Penggunaan bahasa harus sesuai dengan audiens. Misalnya, untuk anak-anak gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, sedangkan untuk remaja atau dewasa, bisa menggunakan bahasa yang lebih kompleks.


3. Pelaksanaan Pentas Cerita
a. Pembagian Peran yang Tepat
Pemilihan aktor dan pembagian peran harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing individu. Aktor yang cocok untuk peran tertentu akan memudahkan proses latihan dan memberikan performa yang lebih baik.

b. Latihan yang Efektif
Latihan harus dilakukan secara rutin dengan fokus pada naskah, penghayatan peran, dan gerakan panggung. Jangan lupa untuk mengatur waktu latihan dengan efisien, misalnya membagi latihan menjadi beberapa sesi untuk naskah, gerak, dan properti secara terpisah sebelum menggabungkannya dalam satu latihan utuh.

c. Penggunaan Properti dan Kostum
Properti dan kostum harus dipilih sesuai dengan tema cerita. Gunakan properti yang sederhana namun efektif untuk menampilkan suasana cerita yang diinginkan. Jangan terlalu banyak menggunakan properti jika tidak benar-benar diperlukan, karena ini bisa memperlambat perpindahan adegan.

d. Panggung dan Tata Cahaya
Tata panggung dan pencahayaan sangat penting untuk menciptakan suasana cerita yang sesuai. Pastikan pencahayaan mendukung setiap adegan, dan panggung diatur dengan baik agar mudah bagi aktor untuk bergerak dan memerankan adegan.

4. Efisiensi dalam Pelaksanaan
a. Rencana Waktu yang Jelas
Buat jadwal kegiatan yang detail mulai dari tahap perencanaan, latihan, hingga pelaksanaan pentas. Pastikan setiap tahap memiliki target waktu yang jelas dan realistis.

b. Delegasi Tugas
Setiap anggota tim harus memiliki tugas yang jelas agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan. Misalnya, ada yang bertugas di bagian properti, kostum, naskah, dan manajemen panggung.

c. Evaluasi Rutin
Selama proses latihan, lakukan evaluasi rutin untuk melihat kekurangan yang perlu diperbaiki. Dengan evaluasi berkala, perbaikan dapat dilakukan lebih awal dan menghindari masalah yang muncul di hari-H.

d. Pengelolaan Anggaran
Pastikan anggaran untuk pentas dan penyusunan buku dikelola dengan baik. Fokuskan pengeluaran pada hal-hal yang benar-benar penting dan usahakan untuk menggunakan sumber daya yang ada dengan maksimal.


Jadi dapat di simpulkan bahwa Pemilihan tema/topik yang tepat, penyusunan cerita yang terstruktur, dan perencanaan yang matang akan membantu pentas cerita dan penyusunan buku menjadi lebih efisien. Dengan strategi yang baik, semua elemen dari pentas hingga buku cerita dapat saling mendukung, sehingga hasilnya bisa optimal.

Mohon maaf sebelumnya, kita sama-sama belajar, Terimakasih🙏🙏😊
In reply to SRI ARFANI

Re: Menjawab pertanyaan diskusi sesi 2

by NUR HALIZSAH ANDINI -
Hallo kak izin untuk menambahkan jawabannya dari pertanyaan sebelumnya

Bahwa pemilihan topik yang tepat, penyusunan cerita yang terstruktur, dan perencanaan yang matang akan membantu pentas cerita dan penyusunan buku menjadi lebih efisien, hanya saja setiap tindakan yang dilakukan bisa berdampak pada bagaimana untuk menumbuhkan apresiasi terhadap sastra yakni dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pentas cerita dan penyusunan buku cerita, dalam hal ini kita melibatkan siswa dalam kegiatannya, dengan beberapa langkah sebagai berikut:

Pemilihan tema/topik dan pelaksanaan kegiatan pentas serta penyusunan buku cerita perlu direncanakan dengan baik agar optimal dan efisien. Berikut langkah-langkahnya:

1. Pemilihan Tema/Topik:
Sesuai Minat Siswa: Pilih tema yang relevan dan menarik bagi siswa, misalnya berdasarkan pengalaman, dongeng lokal, atau masalah sosial yang mereka pahami.
Tingkat Kesulitan: Sesuaikan topik dengan kemampuan siswa untuk memastikan mereka dapat mengembangkan cerita dengan baik.
Berbasis Nilai: Pilih tema yang mendidik, seperti persahabatan, keberanian, atau kejujuran, agar cerita memiliki pesan moral yang kuat.

2. Penyusunan Buku Cerita:
Panduan Struktur: Berikan panduan jelas tentang struktur cerita (pembukaan, konflik, klimaks, penutup) agar siswa dapat menyusun cerita dengan baik.
Kolaborasi: Libatkan siswa dalam kelompok kecil untuk brainstorming, menulis, dan merevisi cerita secara kolaboratif.
Ilustrasi: Ajak siswa menggambar ilustrasi yang mendukung cerita mereka, meningkatkan kreativitas dan keterlibatan.

3. Pelaksanaan Pentas:
Latihan Terjadwal: Jadwalkan latihan rutin untuk membantu siswa mempersiapkan diri dengan baik, meningkatkan keterampilan berbicara, dan percaya diri.
Pembagian Tugas: Bagi peran secara merata, seperti narator, pemeran, dan kru panggung, agar semua siswa terlibat.
Waktu Efisien: Tentukan durasi setiap cerita atau adegan agar pentas berjalan tepat waktu dan terorganisir.

Dengan perencanaan yang matang dan distribusi tugas yang jelas, kegiatan ini bisa berjalan efektif, mendukung perkembangan keterampilan siswa, serta memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna.

Jika ada pendapat teman-teman yang lain boleh disampaikan. Bila salah mohon dikoreksi, mari kita belajar bersama. Terima kasih.
In reply to NUR HALIZSAH ANDINI

Re: Menjawab pertanyaan diskusi sesi 2

by JUMIYATI JUMIYATI -
Halo kak, izin menanggapi jawaban-jawaban teman-teman di atas ya.

Dari pemilihan topik hingga pada langkah-langkah yang diberikan oleh teman-teman menurut saya sangat bagus dan terstruktur dengan baik, tentu pada pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui keberhasilan, kecocokan dan ketepatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari tujuan, metode, pendekatan dan cara pelaksanaannya dengan materi yang disampaikan yaitu melalui penilaian. Dari langkah-langkah yang telah diambil disini saya mencoba untuk menyampaikan pendapat saya tentang aspek penilaian yang cocok untuk metode tersebut.
Dalam kegiatan pentas cerita dan penyusunan buku cerita siswa Sekolah Dasar, aspek penilaian yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat mencakup beberapa elemen utama sebagai berikut:

1. Keterampilan Berbicara
• Kejelasan Artikulasi: Siswa mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh pendengar.
• Intonasi dan Ekspresi: Siswa mampu menggunakan intonasi suara yang tepat serta ekspresi yang sesuai dengan alur cerita.
• Pemahaman Isi Cerita: Siswa menunjukkan pemahaman yang baik terhadap cerita yang disampaikan, baik melalui penekanan penting pada bagian cerita maupun penyampaian tema.
• Penggunaan Kosakata: Variasi kosakata yang digunakan siswa dalam menyampaikan cerita, menunjukkan penguasaan bahasa yang baik.
• Tata Bahasa: Ketepatan dalam penggunaan tata bahasa selama menyampaikan cerita, termasuk dalam susunan kalimat yang runtut dan logis.
• Kontak Mata dan Gestur: Siswa dapat menggunakan kontak mata dan gerakan tubuh (gesture) yang mendukung penyampaian cerita secara efektif.

2. Keterampilan Menulis
• Struktur Cerita: Kemampuan siswa dalam menyusun cerita dengan alur yang runtut (pendahuluan, konflik, klimaks, dan penyelesaian).
• Penggunaan Tata Bahasa yang Tepat: Siswa mampu menulis dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar, termasuk penggunaan tanda baca yang tepat.
• Pengembangan Karakter dan Latar: Siswa mampu menggambarkan karakter dan latar cerita dengan jelas dan menarik.
• Kreativitas dan Orisinalitas: Penilaian terhadap ide cerita yang kreatif dan orisinal, tidak hanya mengikuti pola cerita yang sudah umum.
• Kosakata: Variasi kosakata yang digunakan, menunjukkan pengayaan bahasa serta kemampuan siswa dalam memilih kata-kata yang sesuai.
• Kesesuaian Tema: Cerita yang ditulis sesuai dengan tema yang diberikan atau dipilih.
• Kohesi dan Koherensi: Keterkaitan antar paragraf atau bagian cerita, menunjukkan adanya kesinambungan dan kelogisan dalam alur cerita.

3. Keterampilan Menyimak
• Memahami Isi Cerita: Siswa dapat memahami alur cerita, tokoh, latar, dan pesan yang disampaikan.
• Mampu Menjawab Pertanyaan: Siswa dapat menjawab pertanyaan berdasarkan cerita yang didengar, baik yang bersifat literal (apa yang terjadi dalam cerita) maupun inferensial (menyimpulkan makna atau pesan).
• Respon Aktif: Siswa memberikan tanggapan atau komentar yang relevan terhadap cerita yang disampaikan.
• Menangkap Detail Cerita: Siswa dapat mengenali detail penting seperti urutan peristiwa atau karakter dalam cerita.

4. Keterampilan Membaca
• Pelafalan dan Intonasi: Siswa membaca dengan pelafalan yang jelas dan intonasi yang sesuai dengan konteks cerita.
• Kecepatan Membaca: Siswa membaca dengan kecepatan yang sesuai, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar.
• Pemahaman Bacaan: Siswa dapat memahami dan menjelaskan kembali isi cerita yang dibaca.
• Ekspresi Membaca: Siswa menunjukkan ekspresi wajah atau intonasi yang mendukung suasana cerita.
• Kesesuaian dengan Teks: Siswa membaca sesuai dengan teks tanpa banyak kesalahan atau improvisasi yang tidak perlu.

Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut, penilaian terhadap keterampilan berbahasa siswa dapat lebih menyeluruh dan terfokus pada pengembangan kompetensi mereka dalam berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan.

Mohon dikoreksi bila ada kesalahan🙏