Dalam hal ini pendekatan-pendekatan dan strategi pembelajaran tersebut saling melengkapi dalam pengembangan keterampilan berbahasa dan karakter siswa di SD/MI:
1. Pendekatan kontekstual, guru dapat menggunakan situasi nyata yang dihadapi siswa sebagai contoh dalam penerapan pembelajaran bahasa dan sastra. Misalnya membahas cerita atau puisi yang berhubungan dengan budaya lokal atau pengalaman siswa sehari-hari. Hal ini dapat mengembangkan karakter seperti: rasa cinta terhadap budaya lokal, kepekaan sosial, kemandirian, keterbukaan, toleransi, kreativitas, dan kejujuran.
2. Pendekatan komunikatif, guru dapat mendorong siswa untuk berdialog, berdiskusi, dan melakukan presentasi di depan kelas, dialog berpasangan, dan diskusi kelompok. Dalam hal ini pendekatan komunikatif menekankan pembentukan karakter seperti: kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi, kerja sama, tanggung jawab dan empati.
3. Pendekatan humanistik, guru memperhatikan kebutuhan, minat, dan perasaan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini pendekatan humanistik menekankan pembentukan karakter seperti: empati, toleransi dan rasa percaya diri.
4. Pendekatan integratif, dalam hal ini pembelajaran tidak hanya fokus pada satu keterampilan berbahasa saja, tetapi mencakup menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara terpadu. Pendekatan integratif menekankan pembentukan karakter seperti: kesabaran, ketekunan, kedisiplinan, kreativitas, rasa tanggung jawab, berfikir kritis, dan kerja sama. Contoh: setelah membaca teks, siswa dapat berdiskusi, menulis ringkasan dan mempresentasikan hasilnya.
5. Strategi Project based learning, dalam hal ini siswa dapat diberi tugas untuk membuat serita atau antologi puisi. Hal ini dapat mengembangkan keterampilan berbahasa serta nilai-nilai karakter seperti: kerja sama, kriativitas, dan tanggung jawab.
6. Strategi kooperatif membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan nilai-nilai karakter seperti kerja sama, saling menghargai dan tanggung jawab. Kegiatan yang dilakukan seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan kerja kelompok dapat diterapkan.
7. Strategi problem based learning, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kretaif dalam menyeesaikan masalah yang dihadapi. Siswa diberi masalah atau situasi yang membutuhkan pemecahan dan mereka harus mencari solusi yang tepat. Misalnya, siswa bisa diminta rencana kampanye literasi di sekolah atau menyelesaikan masalah yang diangkat dalam cerita. Hal ini dapat mengembangkan karakter seperti: kreativitas, kritis, kerja sama, tanggung jawab, kepercayaan diri, ketangguhan, dan empati.
8. Strategi reflektif, melibatkan siswa dalam proses refleksi diri tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana penerapan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Guru dapat mengajak siswa melakukan reflektif tentang pengalaman belajar mereka. Hal ini dapat mengembangkan karakter seperti: kesadaran diri, tanggung jawab, kedisiplinan, empati, ketekunan, keterbukaan, emosional yang baik.
9. Strategi berbasis cerita, dalam hal ini guru bisa menggunakan cerita sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan nilai-nilai karakter. siswa dapat membaca, mendengarkan, atau membuat cerita yang mengandung pesan moral. Dalam hal ini siswa tidak hanya belajar bahasa tetapi juga memahami dan menginternalisasi nilai-nilai positif. Hal ini dapat mengembangkan karakter seperti: empati, integritas, kerja keras, keberanian, keadilan, kreativitas, kerja sama, dan kepedulian.
Semoga membantu, jika salah mohon dikoreksi dan diperbaiki. Terima kasih.