Forum Diskusi 2

Diskusi Bersama

Diskusi Bersama

oleh LA ODE AMALUDDIN -
Jumlah balasan: 106

Topik diskusi

  • Bagaimana landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini?
  • Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus nyata. 
  • Apakah ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern? Bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi ini, dan bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah?
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh FIRMANSYAH FIRMANSYAH -
1. Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran berperan penting dalam membentuk pendekatan, metode, dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran. Filosofi ini memengaruhi bagaimana guru memandang tujuan pendidikan, peran siswa, dan cara terbaik untuk menyampaikan pengetahuan. Dalam konteks pendidikan digital, landasan filosofis ini berfungsi sebagai panduan untuk memilih teknologi yang sesuai, agar pembelajaran tetap relevan, inklusif, dan efektif.
2. teknologi, guru dapat mengandalkan strategi pembelajaran langsung yang lebih dinamis. Interaksi guru-siswa secara langsung menjadi kunci dalam menyampaikan materi secara efektif. Ini melibatkan penggunaan strategi seperti diskusi kelompok, simulasi, role-play, atau belajar melalui cerita.
Contoh kasus nyata:

Proyek berbasis lingkungan: Di sebuah sekolah di daerah pedesaan, guru mata pelajaran sains meminta siswa untuk melakukan observasi terhadap tanaman atau ekosistem lokal sebagai bagian dari pembelajaran biologi. Siswa diminta mencatat pengamatan mereka secara manual, kemudian mendiskusikannya di kelas. Hasil dari proyek ini dapat dipresentasikan dalam bentuk laporan tertulis atau presentasi lisan.

3. Ya, dalam beberapa situasi tertentu, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern, terutama ketika sifat dan kebutuhan pembelajaran lebih cocok dengan pendekatan yang berbasis pengalaman fisik, interaksi langsung, atau penyampaian materi yang sederhana namun mendalam. Ada beberapa faktor yang dapat membuat media pembelajaran tradisional lebih unggul, tergantung pada tujuan, konteks, dan karakteristik siswa.Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif
- Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD) Pada anak usia dini, pembelajaran melalui pengalaman langsung, manipulasi objek fisik, dan keterlibatan sensorimotor sangat penting untuk perkembangan kognitif, motorik, dan sosial mereka. Media digital, meskipun interaktif, tidak dapat sepenuhnya menggantikan pengalaman fisik ini.
- Prinsip Pemilihan Media dalam Situasi Ini
Pemilihan media dalam situasi di mana media tradisional lebih efektif harus didasarkan pada beberapa prinsip:

Keselarasan dengan Tujuan Pembelajaran: Media harus dipilih berdasarkan kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Jika tujuan adalah untuk mengembangkan keterampilan motorik, keterampilan sosial, atau pemahaman konsep konkret, maka media tradisional mungkin lebih sesuai dibandingkan media digital.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh SRI ANDINI -
1. Landasan filosofis dan teoritis berperan penting dalam pemilihan media pembelajaran karena memengaruhi cara pandang pendidik terhadap proses belajar-mengajar. Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran berkaitan dengan makna dan hakikat pendidikan.
Landasan Filosofis menekankan keseimbangan antara teknologi dan humanisasi, berpendapat bahwa dengan adanya berbagai media pembelajaran, siswa dapat memilih yang lebih sesuai dengan karakteristiknya. Sedangkan landasan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran melalui beberapa aspek yaitu:
a) Tujuan Pembelajaran
Media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, memastikan bahwa penggunaan media mendukung pencapaian hasil belajar yang diinginkan
b) Karakteristik Siswa
Pemilihan media harus mempertimbangkan gaya belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran.
c) Ketersediaan dan Praktisitas
Faktor praktis seperti ketersediaan sumber daya dan kemampuan guru dalam menggunakan media juga menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan media.
Dengan demikian, landasan teori berfungsi sebagai panduan untuk memilih media yang tepat dan efektif dalam proses pembelajaran.

Penerapan pemilihan landasan filosofis dan teoritis dalam Pendidikan Digital
a) Penggunaan Teknologi pembelajaran daring seperti Learning Management Systems (LMS), aplikasi mobile, dan video pembelajaran.
b) Pembelajaran Berbasis Proyek seperti Google Classroom atau Trello dapat digunakan untuk kolaborasi siswa dalam proyek.

2. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat menggunakan kreativitas dan pemilihan media alternatif untuk tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang efektif. Prinsip dasarnya adalah memahami tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan sumber daya. Guru dapat memilih media yang sesuai dengan konteks tersebut, seperti media cetak, alat peraga sederhana, atau metode tatap muka.
Contoh Kasus Nyata:
- Di sekolah dasar di daerah pedesaan seperti di desa saya ketersediaan teknologi seperti proyektor, komputer, atau internet sangat terbatas. Jadi guru menghadapi tantangan ketika harus mengajarkan pelajaran yang membutuhkan teknologi seperti komputer dan infocus untuk menampilkan konsep fotosintesis. Untuk mengatasi hal ini, guru menggunakan tanaman hidup di kelas dan mengajak siswa untuk mengamati proses fotosintesis secara langsung. Siswa dapat melihat daun tanaman yang menyerap cahaya matahari, akar tanaman yang menyerap air, dan proses pertumbuhan tanaman.

3. Dalam pembelajaran tertentu, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern, terutama ketika kebutuhan pembelajaran lebih cocok dengan pendekatan yang berbasis pengalaman serta interaksi langsung. Dalam situasi di mana media tradisional lebih efektif dibandingkan media digital, beberapa landasan dan prinsip dapat diterapkan untuk memastikan keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut beberapa landasan dan prinsip yang dapat diterapkan dalam situasi ini:
Landasan Media Pembelajaran 
1. Landasan Empiris
Landasan empiris menekankan bahwa pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan karakteristik peserta didik. Setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda, dan media yang digunakan harus sesuai dengan gaya belajar tersebut.
2. Landasan Psikologi
Landasan psikologi berfokus pada pemahaman tentang bagaimana peserta didik belajar. Setiap siswa memiliki karakteristik dan kebiasaan belajar yang unik. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memilih media yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis peserta didik, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.
Prinsip pemilihan media pembelajaran 
1. Relavasi
2. Kesesuaian dengan materi 
3. Kempuan peserta didik 
4. Ketersediaan dan aksesibilitas 
5. Efektifitas biaya 

Keputusan untuk menggunakan media tradisional dalam situasi tertentu dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dengan mengacu pada penelitian dan studi yang menunjukkan efektivitas media tradisional dalam konteks tertentu. Misalnya, penelitian tentang pembelajaran konsep dasar menunjukkan bahwa penggunaan buku teks dan alat peraga fisik dapat membantu siswa membangun pemahaman yang lebih mendalam.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh THORIQ ADIYAT AKRAM -
Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran sangat dipengaruhi oleh berbagai landasan filosofis dan teoritis. Beberapa di antaranya meliputi:

1. Konstruktivisme: Teori ini menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. Media pembelajaran yang interaktif dan memungkinkan eksplorasi (seperti simulasi dan permainan) sangat sesuai dengan pendekatan ini.

2. Behaviorisme: Dalam pendekatan ini, media pembelajaran dirancang untuk merangsang respon tertentu dari siswa, sering kali melalui penguatan positif. Media yang menggunakan umpan balik cepat, seperti kuis interaktif, sangat efektif di sini.

3. Kognitivisme Pendekatan ini menekankan pentingnya proses berpikir dan memori. Media pembelajaran yang mengorganisir informasi secara jelas dan membantu siswa dalam memahami konsep (seperti mind maps) bisa menjadi pilihan yang baik.

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, pemilihan media harus mempertimbangkan efektivitas dalam menyampaikan informasi, keterlibatan siswa, dan kemampuan teknologi yang tersedia.

Menghadapi Keterbatasan Teknologi

Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran dengan beberapa cara:

1. Memanfaatkan Sumber Daya Lokal Menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti alat peraga sederhana, buku teks, dan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek Mengarahkan siswa untuk melakukan proyek yang memanfaatkan keterampilan praktis dan observasi, yang tidak memerlukan banyak teknologi.

3. Menggunakan Media Campuran Kombinasi media tradisional (seperti papan tulis dan diskusi) dengan media digital yang tersedia, seperti presentasi sederhana menggunakan proyektor.

Contoh Kasus Nyata Di sebuah sekolah di daerah terpencil dengan akses internet terbatas, guru menggunakan lembar kerja cetak dan diskusi kelompok untuk memfasilitasi pembelajaran tentang ekosistem. Siswa melakukan pengamatan langsung di lingkungan sekitar dan mendiskusikan hasilnya.

Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif

Ada beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan media digital modern

1. Pembelajaran Sosial
Dalam konteks pembelajaran interpersonal,seperti diskusi kelompok atau debat, media tradisional seperti papan tulis dan poster dapat memfasilitasi interaksi yang lebih baik.

2. Keterbatasan Akses Teknologi: Di daerah di mana teknologi tidak dapat diakses, buku, lembar kerja, dan alat peraga fisik mungkin lebih efektif dan praktis.

3. Pendidikan Dasar: Dalam beberapa kasus, media pembelajaran tradisional dapat membantu siswa memahami konsep dasar sebelum beralih ke teknologi yang lebih kompleks.

Pertanggungjawaban Ilmiah

Keputusan dalam pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada penelitian yang menunjukkan efektivitasnya dalam konteks tertentu. Misalnya, studi tentang efektivitas pembelajaran kolaboratif dengan alat peraga fisik dibandingkan dengan media digital dapat memberikan bukti yang kuat tentang kapan dan mengapa media tradisional lebih baik.

Dalam situasi tersebut, guru dapat menggunakan prinsip-prinsip dari teori belajar untuk menjelaskan pemilihan mereka dan menggunakan data dari penelitian untuk mendukung keputusan yang diambil. Dengan demikian, pemilihan media pembelajaran menjadi lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh HASRUL HASRUL -
1. Landasan filosofis
-Konstruktivisme: Pendekatan ini menekankan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri.
-Behaviorisme: Fokus pada penguatan dan pengulangan, mengarah pada pemilihan media yang menawarkan latihan dan umpan balik langsung.
-Humanisme: Menekankan pengembangan individu dan pengalaman personal. Media yang mendukung pembelajaran berbasis proyek dan refleksi diri, seperti blog atau forum diskusi, dapat dipilih untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal.

2.Strategi untuk Memenuhi Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
A.Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Guru dapat menggunakan bahan ajar berbasis lingkungan sekitar, seperti buku, poster, atau alat peraga sederhana yang dapat diakses oleh siswa.
B.Pembelajaran Berbasis Proyek: Mendorong siswa untuk terlibat dalam proyek kelompok yang tidak bergantung pada teknologi, seperti membuat model, presentasi poster, atau pertunjukan teater.
C.Metode Diskusi dan Tanya Jawab: Memanfaatkan diskusi kelas dan sesi tanya jawab untuk mendorong interaksi dan pemahaman, sehingga siswa tetap aktif terlibat dalam pembelajaran meskipun tanpa media digital.

Contoh Kasus Nyata
Kasus: Sekolah Dasar di Daerah Terpencil

Di sebuah sekolah dasar di daerah terpencil, akses internet dan perangkat digital sangat terbatas. Guru di sekolah tersebut menghadapi tantangan dalam mengajar mata pelajaran sains. Sebagai solusinya, guru tersebut memutuskan untuk mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek.

3.Ya, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dalam beberapa situasi, seperti untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interaksi langsung.
Dalam memilih media pembelajaran, dapat mempertimbangkan beberapa hal berikut:

-Tujuan pembelajaran: Pilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
-Sasaran: Pastikan media pembelajaran cocok dengan sasaran pembelajaran.
-Relevansi: Media pembelajaran harus relevan dengan materi yang diajarkan.
-Praktis: Pilih media pembelajaran yang praktis dan luwes.
-Kemampuan guru dan siswa: Pertimbangkan kemampuan guru dan siswa dalam menggunakan media pembelajaran.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh UMUL HIDAYATI -
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran merujuk pada pandangan tentang hakikat manusia, tujuan pendidikan, dan peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Landasan Teoritis
Landasan teoritis dalam pemilihan media pembelajaran merujuk pada teori-teori pembelajaran yang menjelaskan bagaimana manusia belajar.

Penerapan dalam Pendidikan Digital
Pemilihan media pembelajaran dalam konteks pendidikan digital harus mempertimbangkan landasan filosofis dan teoritis yang telah dijelaskan sebelumnya.
a).Menciptakan Lingkungan Belajar yang Interaktif dan Menarik, media pembelajaran digital seperti game edukasi dan simulasi virtual dapat mendorong siswa untuk berinteraksi aktif dengan materi pelajaran dan membangun pengetahuannya sendiri, sesuai dengan filsafat konstruktivisme.
b).Memfasilitasi Kolaborasi dan Komunikasi, platform pembelajaran online dan aplikasi edukasi yang memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dalam proyek, berbagi ide, dan berdiskusi secara online dapat mendukung filsafat humanisme dan teori belajar sosial.
c).Meningkatkan Aksesibilitas dan Fleksibilitas, media pembelajaran digital seperti video pembelajaran dan aplikasi edukasi dapat diakses kapan saja dan di mana saja, sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan fleksibilitas belajar bagi siswa.
d).Menyesuaikan dengan Kebutuhan dan Gaya Belajar Siswa, media pembelajaran digital yang beragam dapat membantu guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda.
2. beberapa strategi yang dapat diterapkan guru dalam situasi terbatas.
-Memanfaatkan Sumber Daya Lokal, guru dapat memanfaatkan sumber daya lokal seperti bahan alam, benda-benda di sekitar, atau keahlian warga setempat sebagai media pembelajaran. Contohnya, menggunakan daun kering untuk membuat kerajinan tangan atau mengajak siswa untuk berdiskusi dengan petani lokal tentang pertanian organik.
-Kreativitas dalam Pengembangan Media, guru dapat merancang dan mengembangkan media pembelajaran sendiri, dengan memanfaatkan bahan-bahan sederhana dan mudah didapat. Contohnya, membuat kartu flashcard dari kertas karton atau menggunakan papan tulis untuk menampilkan diagram dan ilustrasi.

Contoh Kasus Nyata
Bayangkan seorang guru di daerah terpencil dengan keterbatasan akses internet dan komputer. Ia ingin mengajarkan siswa tentang siklus air. Ia dapat memilih untuk memanfaatkan sumber daya lokal, mengunjungi sungai atau sumber air terdekat untuk mengamati siklus air secara langsung.
3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Meskipun teknologi digital menawarkan banyak manfaat, media tradisional memiliki nilai tersendiri dalam konteks tertentu.
Media tradisional seperti gambar, diagram, peta konsep, dan papan tulis sangat efektif untuk mengajarkan konsep dasar yang sederhana dan mudah dipahami. Media digital mungkin terlalu kompleks dan membingungkan bagi siswa yang baru belajar.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
Pemilihan media pembelajaran didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan pertimbangan konteks pembelajaran. Berikut beberapa landasan dan prinsip yang perlu dipertimbangkan:
-Tujuan Pembelajaran
-Karakteristik Siswa
-Ketersediaan Sumber Daya
-Keterlibatan Siswa
Pertanggungjawaban Ilmiah
Keputusan untuk memilih media tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan.
-Meneliti dan Mengkaji Literatur.
-Melakukan Pengamatan dan Evaluasi.
-Mencari Pendapat Pakar.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ASRAWATI NUR JAYA -
1. Beberapa landasan yang seringkali menjadi pertimbangan

a. Landasan Filosofis:
- Behaviorisme: Fokus pada perubahan perilaku yang dapat diamati sebagai hasil dari pembelajaran. Pemilihan media menekankan pada stimulus dan respons, serta penguatan perilaku.
- Kognitivisme: Menekankan pada proses mental seperti persepsi, ingatan, dan pemecahan masalah. Pemilihan media diarahkan untuk memfasilitasi proses-proses kognitif ini.
- Konstruktivisme: Peserta didik membangun pengetahuan sendiri melalui interaksi dengan lingkungan. Pemilihan media menekankan pada pengalaman langsung, eksplorasi, dan kolaborasi.
- Humanisme: Menekankan pada potensi dan perkembangan individu secara utuh. Pemilihan media diarahkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital

Dalam konteks pendidikan digital, landasan filosofis dan teoritis ini diterjemahkan ke dalam pemilihan berbagai jenis media pembelajaran, seperti:

-Video pembelajaran: Memungkinkan visualisasi konsep yang abstrak dan simulasi situasi nyata. Sesuai dengan teori kognitivisme yang menekankan pada visualisasi.
- Simulasi: Menawarkan pengalaman belajar yang interaktif dan memungkinkan peserta didik untuk bereksplorasi dan melakukan kesalahan tanpa konsekuensi nyata. Sesuai dengan teori konstruktivisme yang menekankan pada pengalaman langsung.
- Game edukasi: Menggabungkan unsur menyenangkan dengan pembelajaran. Sesuai dengan teori behaviorisme yang menekankan pada penguatan perilaku.
- Learning Management System (LMS): Memfasilitasi pengelolaan pembelajaran secara online, termasuk pemberian tugas, kuis, dan umpan balik. Sesuai dengan teori kognitivisme yang menekankan pada umpan balik.
- Kecerdasan Buatan (AI): Dapat digunakan untuk memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing peserta didik. Sesuai dengan teori humanisme yang menekankan pada individualitas.

2. Dalam kondisi sumber daya teknologi yang terbatas, guru perlu kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran. Strategi yang dapat diterapkan:

- Manfaatkan Sumber Daya yang Ada, Manfaatkan alam, benda-benda di sekitar sekolah, atau bahkan bahan bekas untuk membuat alat peraga atau media pembelajaran sederhana. Buku, majalah, koran, gambar, dan poster masih menjadi sumber belajar yang efektif.
- Kembangkan Kreativitas Guru, Guru dapat membuat sendiri media pembelajaran seperti kartu flashcard, diagram, atau model sederhana. Media yang sudah ada dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
- Memaksimalkan Teknologi yang Tersedia, Gunakan smartphone untuk memotret, merekam video, atau mencari informasi di internet. Jika ada proyektor, manfaatkan untuk menampilkan presentasi atau video.
- Kolaborasi dengan Sesama Guru, Guru dapat saling berbagi media pembelajaran yang mereka miliki. Kolaborasi dapat menghasilkan media pembelajaran yang lebih kaya dan variatif.

Contoh kasus

Misalnya, seorang guru SD di daerah terpencil ingin mengajarkan materi tentang tata surya. Ketersediaan teknologi di sekolah tersebut sangat terbatas, hanya ada papan tulis dan beberapa buku pelajaran.

3. a. Situasi di Mana Media Tradisional Lebih Efektif

Di daerah-daerah terpencil atau sekolah dengan fasilitas terbatas, media tradisional seperti buku, gambar, dan alat peraga sederhana tetap menjadi pilihan yang lebih praktis dan efektif. Untuk konsep-konsep yang sederhana dan konkret, media tradisional seperti gambar atau model fisik dapat lebih mudah dipahami oleh siswa, terutama siswa usia dini. Aktivitas seperti menggambar, mewarnai, atau membuat kerajinan tangan lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi mata-tangan.

b. Landasan dan Prinsip Pemilihan Media dalam Situasi Ini

Pemilihan media pembelajaran, baik tradisional maupun digital, harus didasarkan pada beberapa prinsip:
- Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
- Pertimbangkan usia, tingkat perkembangan kognitif, dan gaya belajar siswa.
- Pilih media yang paling efektif untuk menyampaikan materi pelajaran tertentu.
- Sesuaikan pilihan media dengan ketersediaan sumber daya yang ada, baik itu teknologi, waktu, maupun biaya.

Keputusan yang Dapat Dipertanggungjawabkan secara Ilmiah.

C. Untuk memastikan keputusan pemilihan media dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, guru dapat melakukan hal-hal berikut:

- Melakukan kajian pustaka
- Menganalisis hasil pembelajaran
- Mendapatkan masukan dari siswa
- Berdiskusi dengan rekan sejawat
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ANISA ANISA -
1. Landasan filosofis dan teoritis dalam pemilihan media pembelajaran berfokus pada kebutuhan siswa dan konteks pendidikan. Dalam pendidikan digital saat ini, pendekatan seperti konstruktivisme dan pembelajaran berbasis masalah mendasari penggunaan teknologi untuk meningkatkan interaksi dan kolaborasi.Penerapan ini terlihat dalam platform seperti Google Classroom dan metode pembelajaran adaptif, yang memungkinkan personalisasi pengalaman belajar. Transformasi digital juga mendorong pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas dan berpikir kritis, yang esensial dalam menghadapi tantangan global.
2. Untuk memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran meskipun ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat mengambil beberapa strategi berikut:
1.) Menggunakan media Non teknologi
Guru dapat menggunakan media non-teknologis seperti:
Gambar dan Grafik:
* Menggunakan gambar, grafik, dan diagram untuk menjelaskan konsep dasar.
* Papan Tulis dan Board: Menggunakan papan tulis, papan flanel, dan papan magnetik untuk presentasi visual yang interaktif.
* Model 3 Dimensi: Membuat model 3 dimensi atau mock-up untuk demonstrasi konkret.
* Realita: Menggunakan benda nyata atau makluk hidup untuk simulasi langsung.
2.) Memilih media yang fleksibel
Guru harus memilih media yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi lokal. Beberapa contoh media serbaneka yang dapat digunakan adalah:
* Pesan Oral: Menggunakan cerita oral untuk penyampaian informasi.
* Aktivitas Lapangan: Mengorganisasikan aktivitas lapangan seperti observasi langsung atau eksplorasi alam.
* Interaksi Sosial: Menggunakan diskusi grup dan debat untuk meningkatkan interaksi sosial dan berpikir kritis.
3.) Menyiapkan Media Sendiri
Guru dapat membuat media sendiri tanpa harus bergantung pada teknologi canggih. Contohnya:
* Poster Persuasif: Membuat poster yang persuasif dengan kombinasi gambar, warna, tulisan, dan kata-kata untuk menarik perhatian siswa.
* Chart dan Diagram: Membuat chart dan diagram untuk analisis data dan konsep kompleks.
* Relia: Menggunakan benda nyata sebagai media relia untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa.
4.) Melakukan Analisis karakateristik peserta didik
Guru harus memahami karakteristik siswa dan memilih media yang sesuai dengan mereka. Ini termasuk mempertimbangkan usia, minat, dan gaya belajar individu siswa.
5.) Mengintegrasikan aktivitas Interaktif
Meski tanpa teknologi, masih banyak cara untuk membuat pembelajaran interaktif. Contohnya:
* Diskusi Kelompok: Mengatur diskusi kelompok untuk memfasilitasi partisipasi aktif siswa.
* Tugas Kerjasama: Memberikan tugas kerjasama untuk meningkatkan komunikasi dan kerja sama tim.
* Evaluasi Kontinu: Melakukan evaluasi kontinu untuk memastikan bahwa media yang dipilih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3. Meskipun media digital modern seringkali dianggap lebih maju dan interaktif, ada beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif. Berikut adalah beberapa konteks dan bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi tersebut:
Situasi di Mana Media Tradisional Lebih Efektif
- Keterbatasan Akses Teknologi
- Kondisi Lingkungan dan Fasilitas
- Karakteristik Siswa
Landasan Pemilihan Media
* Landasan Filosofis
* Landasan Psikologi
* Landasan Teknologis
Prinsip Pemilihan Media
- Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran
Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ini berlaku baik untuk media tradisional maupun digital.
* Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran
Media harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan untuk memastikan kejelasan dan efektivitas proses belajar
* Kesesuaian dengan Karakteristik Siswa
Media harus dipilih berdasarkan karakteristik, minat, dan kemampuan siswa. Ini termasuk mempertimbangkan gaya belajar siswa dan kondisi lingkungan belajar.
- Efektivitas dan Efisiensi
Media yang dipilih harus efektif dan efisien dalam memfasilitasi proses belajar. Ini termasuk mempertimbangkan biaya, kemudahan akses, dan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
Keputusan yang Dapat Dipertanggungjawabkan Secara Ilmiah
Keputusan untuk menggunakan media pembelajaran tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria berikut:
* Evaluasi Kondisi: Menganalisis kondisi lingkungan, fasilitas, dan ketersediaan sumber daya untuk menentukan apakah media tradisional lebih sesuai.
* Penilaian Karakteristik Siswa: Mengevaluasi gaya belajar, minat, dan kemampuan siswa untuk memastikan media yang dipilih sesuai dengan kebutuhan mereka.
* Pengujian Efektivitas: Melakukan pengujian atau penelitian kecil untuk memastikan bahwa media tradisional yang dipilih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
* Referensi Teoritis: Mengacu pada teori dan landasan psikologis, filosofis, dan teknologis yang mendukung pemilihan media pembelajaran.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ZAKIA NABILA -

1. Bagaimana landasan filosofis dan implikasinya mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini?

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus nyata. 

3. Apakah dalam situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern? Bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi ini, dan bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah?

JAWABAN:

1.Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran berperan penting dalam menentukan efektivitas proses belajar mengajar. Berikut adalah penjelasan mengenai landasan filosofis, implikasinya, dan penerapannya dalam konteks pendidikan digital saat ini.

Landasan Filosofis merupakan filosofis yang berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Media yang digunakan harus menyampaikan materi yang telah teruji secara objektif dan relevan dengan kebutuhan siswa

Aspek Penting:

-Kebenaran Materi,Materi yang disampaikan harus benar dan sesuai dengan konteks sosial dan akademik.

-Humanisme, Penggunaan media harus menghargai karakteristik individu siswa, memberikan kebebasan untuk memilih cara belajar yang sesuai

Berikut adalah Implikasi dalam Keputusan Pemilihan Media:

Penggunaan landasan filosofis mempengaruhi keputusan pemilihan media pembelajaran melalui beberapa cara:

-Kesesuaian Media, Memastikan bahwa media yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa

-Interaktivitas, Mendorong penggunaan media yang memungkinkan komunikasi dua arah, meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar

-Efisiensi Pembelajaran, Memilih media yang dapat menyampaikan materi dengan efisien, mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan untuk menjelaskan konsep secara verbal

Penerapan dalam Pendidikan Digital:

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, penerapan landasan filosofis dapat dilihat melalui:

-Penggunaan Teknologi, Memanfaatkan alat digital seperti aplikasi pembelajaran dan platform online untuk mendukung proses belajar yang lebih interaktif dan personal[4].

-Aksesibilitas, Media digital memungkinkan siswa untuk belajar kapan saja dan di mana saja, meningkatkan fleksibilitas dalam proses pembelajaran

-Kustomisasi Pembelajaran, Siswa dapat memilih media yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka, mendukung pendekatan belajar yang lebih individual

     Dengan demikian, landasan filosofis tidak hanya menjadi panduan dalam pemilihan media pembelajaran tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di era digital.

2.Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa langkah strategis:

-Identifikasi Tujuan Pembelajaran, Guru harus jelas tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ini akan membantu dalam memilih media yang paling relevan, meskipun tidak berbasis teknologi.

-Kreativitas dalam Penggunaan Sumber Daya, Guru dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar, seperti buku, alat peraga sederhana, atau lingkungan sekitar untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik.

-Metode Pembelajaran Aktif, Menggunakan metode seperti diskusi kelompok, proyek, atau simulasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa meskipun tanpa alat teknologi. 

-Kolaborasi dengan Siswa, Melibatkan siswa dalam proses pemilihan media pembelajaran bisa membantu. Misalnya, siswa dapat diminta untuk membawa referensi dari rumah, seperti buku atau artikel.

 Contoh Kasus Nyata:

Di sebuah sekolah dasar di daerah terpencil, akses internet dan perangkat digital sangat terbatas. Guru kelas 5 ingin mengajarkan konsep ekosistem kepada siswa. Alih-alih menggunakan presentasi digital, guru tersebut:

- Mengajak siswa keluar kelas untuk mengeksplorasi taman sekolah dan mengamati berbagai jenis tumbuhan dan hewan.

- Membagi siswa menjadi kelompok untuk membuat poster tentang ekosistem yang mereka amati, menggunakan kertas dan alat tulis sederhana.

- Mengadakan diskusi kelas di mana setiap kelompok menjelaskan poster mereka dan membahas peran setiap organisme dalam ekosistem.

Dengan demikian pendekatan ini, guru berhasil menciptakan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan mendalam tanpa bergantung pada teknologi, tetap menjaga kualitas pembelajaran.

3. Dalam beberapa situasi, media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif dibandingkan media digital modern. Berikut adalah beberapa alasan dan kondisi di mana hal ini berlaku:

  Berikut Kondisi Fasilitas Terbatas:

-Infrastruktur, Di sekolah dengan fasilitas yang minim atau tanpa akses internet, media konvensional seperti papan tulis dan buku pelajaran menjadi satu-satunya pilihan yang dapat diandalkan

-Keterbatasan Sumber Daya, Media digital memerlukan perangkat seperti komputer atau smartphone, yang mungkin tidak tersedia bagi semua siswa

   Berikut adalah Interaksi Sosial dan Pembelajaran Aktif:

-Keterlibatan Emosional, Pembelajaran tatap muka dalam model tradisional memungkinkan interaksi langsung antara guru dan siswa, yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan emosional

-Diskusi dan Kolaborasi, Model tradisional mendorong diskusi langsung dan kerja sama antar siswa, yang sulit dicapai melalui media digital

Berikut adalah Penyampaian Nilai dan Etika:

-Transfer Nilai, Pembelajaran tradisional sering kali lebih efektif dalam mengajarkan nilai-nilai sosial dan etika, karena melibatkan interaksi langsung dan pembelajaran kontekstual

-Keteraturan dan Disiplin, Struktur yang jelas dalam pembelajaran tradisional membantu membentuk disiplin dan rasa hormat di antara siswa

Kesesuaian dengan Kurikulum

-Pendekatan Holistik Dalam konteks kurikulum yang menekankan pengembangan karakter, metode tradisional dapat lebih sesuai karena fokus pada interaksi sosial dan pengembangan budi pekerti

Secara keseluruhan, meskipun media digital menawarkan banyak kelebihan, situasi tertentu seperti keterbatasan fasilitas, kebutuhan untuk interaksi sosial, serta penyampaian nilai-nilai tertentu membuat media pembelajaran tradisional tetap relevan dan efektif.

       Pemilihan media pembelajaran adalah proses yang krusial dalam pendidikan, dan harus didasarkan pada beberapa landasan dan prinsip yang kuat untuk memastikan efektivitasnya. Berikut adalah penjelasan mengenai landasan dan prinsip pemilihan media serta pertanggungjawabannya secara ilmiah.

Berikut Landasan Pemilihan Media:

1. Landasan Teknologi

Media pembelajaran harus memudahkan proses belajar. Teknologi pendidikan berperan dalam mengembangkan berbagai sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa, melalui penelitian dan evaluasi yang sistematis

2. Landasan Empiris 

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Misalnya, siswa dengan gaya belajar visual lebih efektif menggunakan media visual seperti gambar atau video

3. Landasan Filosofis

Penggunaan media harus didasarkan pada nilai kebenaran yang telah disepakati secara akademik dan sosial. Materi yang disampaikan harus objektif dan teruji, untuk menghindari penyampaian informasi yang tidak akurat

Berikut adalah Prinsip Pemilihan Media:

1. Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran

Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai

2. Karakteristik Siswa

Pemilihan media harus mempertimbangkan karakteristik siswa, termasuk gaya belajar dan kemampuan mereka

3. Ketersediaan dan Aksesibilitas

Media harus mudah diakses dan tersedia untuk digunakan dalam proses pembelajaran

4. Interaktivitas dan Efektivitas

Media yang digunakan perlu mendukung interaksi dua arah antara guru dan siswa, serta harus efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran

Keputusan pemilihan media dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui:

-Evaluasi Berbasis Penelitian, Menggunakan data empiris dari penelitian tentang efektivitas berbagai jenis media dalam konteks pembelajaran.

-Kriteria Seleksi yang Jelas , Mengadopsi kriteria pemilihan media yang telah teruji, seperti ketepatan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa.

-Uji Coba dan Feedback, Melakukan uji coba penggunaan media dalam situasi nyata, diikuti dengan pengumpulan umpan balik dari siswa untuk menilai efektivitasnya

Dengan mengikuti landasan dan prinsip tersebut, pemilihan media pembelajaran dapat dilakukan secara sistematis dan ilmiah, memastikan bahwa proses belajar mengajar berlangsung efektif.

Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh Riskayanti Riskayanti -
1. Dalam dunia pendidikan, pemilihan media pembelajaran tidak hanya sekadar pertimbangan praktis, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh landasan filosofis dan teoritis yang melandasinya. Setiap pendekatan pedagogis memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, yang memengaruhi keputusan para pendidik dalam memilih media yang paling sesuai untuk proses belajar mengajar.

Misalnya dalam landasan filosofis terdapat pendekatan konstruktivisme dan behaviorisme yang mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran. Di mana dalam pendekatan konstruktivisme, pembelajaran dipandang sebagai proses aktif di mana siswa membangun pengetahuannya sendiri, pendidik cenderung memilih media yang mendorong interaksi dan kolaborasi. Dalam konteks pendidikan digital, ini bisa berarti penggunaan platform seperti simulasi interaktif atau aplikasi pembelajaran berbasis proyek yang memungkinkan siswa untuk bekerja sama, berbagi ide, dan menjelajahi konsep baru secara mandiri. Di sinilah filosofi pendidikan yang menekankan peran aktif siswa menjadi sangat penting dalam memilih alat yang mendukung metode ini. Di sisi lain, pendekatan behaviorisme lebih berfokus pada penguatan perilaku melalui pengulangan dan umpan balik. Dalam konteks ini, pendidik mungkin lebih memilih media yang memberikan kuis daring atau latihan interaktif, di mana siswa dapat menerima umpan balik instan. Keputusan ini didasarkan pada teori bahwa penguatan positif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam belajar.

Selanjutnya pada landasan teoritis terdapat teori belajar multimedia yang juga berperan besar dalam pemilihan media pembelajaran. Teori ini menunjukkan bahwa kombinasi berbagai jenis media seperti teks, gambar, dan audio dapat memperkuat pemahaman siswa. Dalam lingkungan digital saat ini, banyak pendidik mengadopsi pendekatan ini dengan menggunakan video pembelajaran atau infografis yang menarik untuk menjelaskan konsep-konsep yang kompleks, sehingga membantu siswa dalam mengingat dan memahami materi dengan lebih baik. Terdapat juga model ADDIE, yang merupakan kerangka kerja dalam merancang pembelajaran, juga memberikan panduan yang sistematis untuk memilih media yang tepat. Melalui analisis kebutuhan dan desain yang cermat, pendidik dapat mengidentifikasi media yang paling efektif untuk tujuan pembelajaran mereka, baik itu melalui aplikasi e-learning atau platform manajemen pembelajaran yang mendukung interaksi dan evaluasi yang berkelanjutan.

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, penerapan semua landasan ini menjadi semakin relevan. Media pembelajaran yang dipilih harus tidak hanya menarik tetapi juga inklusif, memastikan bahwa semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, dapat mengakses materi dengan mudah. Di samping itu, pemanfaatan teknologi terbaru seperti pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi daring menjadi kunci untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

Dengan demikian, keputusan dalam pemilihan media pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari landasan filosofis dan teoritis yang mendasarinya. Melalui penerapan prinsip-prinsip ini dalam konteks digital, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis, interaktif, dan adaptif, yang menjawab tantangan pendidikan modern dan memfasilitasi pengembangan keterampilan yang diperlukan di era digital.

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru menghadapi tantangan besar untuk memastikan bahwa kualitas pembelajaran tetap terjaga. Namun, dengan kreativitas dan pendekatan yang tepat, mereka masih bisa memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai. Dalam konteks ini, penting bagi guru untuk mengandalkan metode pengajaran yang fleksibel dan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar mereka. Guru dapat menggunakan buku, alat peraga fisik, dan sumber daya lain yang tersedia di lingkungan sekitar. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada teknologi. Guru juga dapat menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek, sehingga dengan menerapkan metode tersebut guru dapat mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, menggunakan bahan sederhana untuk eksplorasi dan presentasi. Selanjutnya, dalam mata pelajaran seperti sains atau seni, guru dapat menggunakan bahan-bahan sehari-hari untuk mengajarkan konsep-konsep tertentu melalui eksperimen atau kegiatan praktik.

-Contoh kasus:
Kasus di Sekolah Pedesaan
Di sebuah sekolah dasar di daerah pedesaan Indonesia, guru menghadapi tantangan besar karena keterbatasan akses ke internet dan perangkat digital. Namun, guru tersebut tetap berkomitmen untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas kepada siswanya. Dia memutuskan untuk menggunakan pendekatan berbasis proyek dalam pembelajaran tentang lingkungan.

Langkah-langkah yang diambil:
-Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dan memberikan mereka tugas untuk melakukan penelitian tentang lingkungan sekitar, seperti flora dan fauna lokal. Tanpa akses internet, siswa diminta untuk mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan orang-orang di komunitas mereka dan dengan mengamati langsung di sekitar sekolah.
-Setiap kelompok menggunakan kertas dan spidol untuk membuat poster yang menjelaskan hasil penelitian mereka. Guru juga menyediakan bahan-bahan sederhana seperti daur ulang untuk membantu siswa membuat model atau presentasi visual.
-Di akhir proyek, setiap kelompok mempresentasikan temuan mereka di depan kelas. Guru memberikan umpan balik langsung dan memfasilitasi diskusi antar kelompok untuk memperdalam pemahaman siswa tentang topik yang telah diteliti.
-Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru mengundang anggota komunitas yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan untuk berbagi pengalaman mereka, menambah dimensi praktis pada materi yang dipelajari.

Melalui pendekatan ini, guru berhasil menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan mendalam tanpa bergantung pada teknologi. Siswa tidak hanya belajar tentang lingkungan, tetapi juga keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan penelitian. Meskipun terbatasnya teknologi, kualitas pembelajaran tetap terjaga, dan siswa merasa lebih terhubung dengan lingkungan mereka.

3. Tentu, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif dibandingkan media digital modern. Beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas ini antara lain konteks siswa, tujuan pembelajaran, dan materi yang diajarkan.

Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif
-Di daerah dengan akses internet yang terbatas atau perangkat digital yang tidak tersedia, media tradisional seperti buku teks, papan tulis, dan alat peraga fisik menjadi pilihan yang lebih praktis.
-Media tradisional, seperti pembelajaran langsung melalui ceramah atau diskusi, memungkinkan guru untuk menyesuaikan penyampaian materi dengan kebutuhan siswa secara lebih langsung. Pendekatan ini dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya dan mendapatkan umpan balik segera.
-Dalam mata pelajaran yang memerlukan keterampilan praktis, seperti seni atau kerajinan, menggunakan bahan fisik dan alat secara langsung dapat lebih efektif dibandingkan dengan tutorial video. Misalnya, siswa seni yang bekerja langsung dengan cat dan kanvas dapat belajar teknik dengan lebih baik daripada hanya menonton video.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
-Dalam memilih media, penting untuk mempertimbangkan kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran. Jika tujuan pembelajaran melibatkan penguasaan keterampilan praktis, media tradisional yang menyediakan pengalaman langsung akan lebih efektif.
-Beberapa teori belajar, seperti konstruktivisme, menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam proses belajar. Media tradisional yang memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran dapat mendukung pencapaian ini.
-Dengan menggunakan media tradisional, guru dapat lebih mudah melakukan diferensiasi pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, memberikan penjelasan yang lebih mendalam dan langsung.

Keputusan untuk memilih media pembelajaran tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui penelitian yang menunjukkan efektivitas metode tersebut dalam konteks tertentu. Misalnya, studi menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui pengalaman langsung, seperti praktik seni, menunjukkan peningkatan keterampilan dan pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima instruksi melalui media digital. Selain itu, penelitian dalam psikologi pendidikan menunjukkan bahwa interaksi langsung antara guru dan siswa dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, yang berdampak positif pada hasil belajar. Oleh karena itu, meskipun teknologi menawarkan banyak keuntungan, dalam beberapa situasi, media tradisional dapat memberikan hasil yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ABDUL MUJIB -
1.Landasan filosofis dan teoritis dalam pemilihan media pembelajaran sangat memengaruhi keputusan guru dan pendidik. Karena landasan filosofis memberikan arah pada nilai dan prinsip pendidikan yang di pegang misalnya: Pendekatan humanisme menekankan pada pengembangan potensi individu, pembentukan karakter atau keterampilan berpikir kritis. Landasan teoritis seperti teori konstruktivisme memberikan panduan dalam memilih yang sesuai dengan cara siswa belajar. Dengan memadukan landasan filosofis dan teoritis, pendidik dapat memilih media pembelajaran yang tidak hanya relevan tetapi juga mendukung tujuan pendidikan yang lebih luas, menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan bermakna.
Cara penerapan yaitu salah satunya menggunakan teknik Pragmatik. Yang Menekankan pentingnya pengalaman dan aplikasi praktis. Dalam pendidikan digital, ini terlihat melalui penggunaan teknologi untuk menyelesaikan masalah nyata, serta proyek berbasis komunitas yang relevan dengan kehidupan siswa.

2. Dalam situasi dengan ketersediaan teknologi yang terbatas, guru masih bisa memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan kreativitas. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
-Penggunaan Sumber Daya Alam: Guru dapat memanfaatkan sumber daya alam atau lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Contohnya, dalam pembelajaran biologi, guru dapat mengajak siswa untuk mengamati tanaman atau hewan di sekitar sekolah.
-Metode Pembelajaran Aktif: Menggunakan metode seperti diskusi kelompok, permainan peran, atau simulasi. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, siswa bisa berperan sebagai tokoh sejarah untuk mendalami peristiwa penting.

Contoh Kasus Nyata
Di sebuah sekolah di daerah pedesaan dengan keterbatasan akses teknologi, seorang guru IPA ingin mengajarkan konsep ekosistem. Alih-alih menggunakan video atau alat digital, guru tersebut membawa siswa ke hutan dekat sekolah. Di sana, siswa melakukan pengamatan langsung terhadap berbagai jenis tumbuhan dan hewan, mengumpulkan sampel daun, dan mencatat temuan mereka.Setelah kegiatan lapangan, siswa kembali ke kelas untuk mendiskusikan pengamatan mereka dan membuat poster ekosistem yang mereka lihat. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman konsep tetapi juga membangun keterampilan observasi dan kerja sama tim.
Dengan cara-cara tersebut, kualitas pembelajaran tetap terjaga meskipun tanpa teknologi canggih.

3. Tentu, ada situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Antara lain yaitu:
1).Pada saat Keterbatasan Akses Teknologi: Di daerah dengan akses internet yang terbatas atau infrastruktur teknologi yang kurang memadai, media tradisional seperti buku, papan tulis, dan alat peraga fisik lebih dapat diandalkan.
2). Pembelajaran untuk Usia Dini: Anak-anak pada usia prasekolah dan awal sekolah dasar sering kali lebih mudah memahami konsep melalui interaksi langsung dan kegiatan praktis yang menggunakan media tradisional.
3). Pengajaran Subjek Praktis: Untuk subjek yang memerlukan keterampilan praktis, seperti seni atau kerajinan tangan, penggunaan alat fisik dapat lebih efektif daripada instruksi digital.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media dapat di terapkan dengan cara:
1). Teori Pembelajaran: Prinsip seperti konstruktivisme menunjukkan bahwa siswa belajar lebih baik melalui pengalaman langsung. Media tradisional dapat memberikan pengalaman konkret yang diperlukan untuk memahami konsep.
2.). Gaya Belajar: Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Media tradisional seperti diskusi kelompok dan presentasi dapat memenuhi kebutuhan berbagai gaya belajar, termasuk kinestetik.
3). Konteks dan Tujuan Pembelajaran: Pemilihan media harus sesuai dengan konteks dan tujuan pembelajaran. Misalnya, untuk tujuan yang memerlukan interaksi sosial, media tradisional bisa lebih efektif.

Situasi di mana keputusan untuk memilih media pembelajaran tradisional dapat di Pertanggung jawaban secara ilmiah dengan mangacu Pada Keputusan untuk memilih media pembelajaran harus didasarkan pada penelitian dan data empiris. Studi yang membandingkan efektivitas media tradisional dan digital sering kali menunjukkan bahwa kombinasi keduanya dapat memberikan hasil terbaik, tetapi dalam situasi tertentu, media tradisional dapat memberikan manfaat yang lebih besar. Referensi dari penelitian pendidikan, teori pembelajaran, dan hasil survei tentang preferensi siswa juga dapat digunakan untuk mendukung keputusan tersebut. Dalam banyak kasus, penggunaan media tradisional masih relevan dan bermanfaat, terutama dalam konteks tertentu yang mendukung tujuan pembelajaran.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh NANI PRATIWI -
1. Landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi pemilihan media pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran yang digunakan, seperti konstruktivisme atau behaviorisme. Misalnya, konstruktivisme mendorong penggunaan media yang interaktif untuk mendukung pembelajaran aktif, sementara behaviorisme lebih fokus pada media yang mendukung pengulangan dan penguatan. Selain itu, konteks pendidikan, seperti karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran, juga menentukan media yang dianggap paling efektif.bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini? Nah sehingga Dalam konteks pendidikan digital saat ini, landasan filosofis dan teoritis diterapkan melalui penggunaan platform interaktif, seperti LMS (Learning Management Systems) dan aplikasi pembelajaran. Misalnya, pendekatan konstruktivis terlihat pada penggunaan forum diskusi dan proyek kolaboratif yang memungkinkan siswa aktif berpartisipasi. Sementara itu, teori seperti gamifikasi mengintegrasikan elemen permainan untuk meningkatkan motivasi. Dengan memahami karakteristik siswa, pendidik dapat memilih media digital yang sesuai untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimal dan adaptif.
2. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan menerapkan metode pembelajaran kreatif. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

a. Penggunaan Media Cetak Guru dapat menggunakan buku teks, lembar kerja, dan bahan bacaan yang relevan. Misalnya, dalam pengajaran sains, guru dapat memberikan artikel atau buku panduan untuk dibaca dan dibahas di kelas.
b. Pembelajaran Berbasis Proyek,Mendorong siswa untuk melakukan proyek yang dapat dilakukan tanpa teknologi, seperti eksperimen sains sederhana atau presentasi berbasis poster.
c. Diskusi Kelas Menggunakan metode diskusi kelompok untuk menggali pemahaman siswa, di mana setiap siswa berkontribusi dengan pengetahuan yang telah mereka baca.
d.Role-Playing dan Simulasi, Menggunakan teknik bermain peran untuk mengajarkan konsep-konsep, seperti sejarah atau etika, di mana siswa dapat berinteraksi langsung.

Contoh Kasus Nyata Yakni sebagai berikut;

KREATIVITAS GURU DALAM MENGATASI KETERBATASAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI COVID-19 DI MTs PESANTREN DAREL HASAN KECAMATAN SIMANGAMBAT KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

Dimana penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilaksanakan Sarafia di SMP
Negeri 1 Pajo, ia memaparkan bahwasanya kreatifitasa guru dalam menggunakan
media atau mengatasi keterbatasan media pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan media pembelajaran dengan memberikan berbagai macam warna atau bentuk gambar pada tiap-tiap lembaran slide supaya dapat menarik perhatian
peserta didik. Adapun media pembelajaran PAI yang digunakan Pada masa covid-19 yakni Hal ini dijelaskan oleh Sarafia di SMP Negeri 1 Pajo,bahwa dalam penggunaan media pembelajaran harus menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Dalam menunjang pembelajaran guru menggunakan media buku, papan tulis, laptop, power point LCD dengan tujuan
dapat menarik perhatian peserta didik.
Sehingga kreativitas dalam mengatasi keterbatasan media Pembelajaran PAI, yaitu guru harus pandai memadaikan yang ada atau menciptakan hal-hal baru, guru tidak boleh patah semangat dan tidak mengabaikan tugasnya sebagai guru. Guru yang profesional bisa lebih kreatif ditengah adanya keterbatasan media yang ada disekolah. Guru harus memutar otak
bagaimana caranya agar siswa dapat belajar sesuai dengan tekhnologi walaupun ditengah keterbatasan. Sehingga peserta didik dapat mengemban pendidikan sebagaimana semestinya. Dengan cara guru membuat video pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami peserta didik.
3. Dalam beberapa situasi, media pembelajaran tradisional, seperti buku atau papan tulis, dapat lebih efektif untuk audiens yang lebih muda atau dalam setting yang kurang akrab dengan teknologi. Prinsip pemilihan media mencakup pertimbangan seperti ketersediaan sumber daya, tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa. Keputusan ini bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan merujuk pada teori pembelajaran yang mendukung interaksi langsung dan pemrosesan informasi yang lebih sederhana dalam konteks tertentu; seperti kelas pendidikan dasar atau pelatihan keterampilan tertentu? Dalam konteks pendidikan dasar, media tradisional seperti buku dan papan tulis dapat lebih efektif karena anak-anak sering kali lebih responsif terhadap interaksi langsung. Prinsip pemilihan media juga meliputi kebutuhan pengajaran yang beragam dan kapasitas siswa untuk menyerap informasi. Secara ilmiah, teori pembelajaran seperti konstruktivisme mendukung penggunaan media tradisional untuk membangun fondasi pengetahuan yang kokoh.
Media pembelajaran tradisional lebih efektif dalam situasi tertentu seperti:
1. Minim gangguan teknologi, Di lingkungan dengan akses terbatas ke teknologi atau infrastruktur yang tidak stabil, buku cetak dan papan tulis lebih andal.
2. Interaksi langsung, Dalam kegiatan yang memerlukan komunikasi interpersonal mendalam, seperti diskusi atau bimbingan tatap muka, media tradisional memfasilitasi interaksi lebih personal dan mendalam.
3. Pembelajaran yang membutuhkan fokus tinggi Beberapa materi, seperti matematika atau sains konseptual, lebih efektif jika dipelajari tanpa gangguan teknologi, dengan buku atau latihan fisik.

Landasan dan prinsip pemilihan media dalam situasi ini didasarkan pada efektivitas, aksesibilitas, dan relevansi terhadap tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui studi empiris yang menunjukkan bahwa media tradisional mendukung pemahaman lebih mendalam, interaksi interpersonal, dan mengurangi distraksi dibandingkan media digital dalam konteks tertentu.
Sebagai balasan NANI PRATIWI

Re: Diskusi Bersama

oleh MUHAMAD HASIDIN SADIF -
1. Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran di Era Pendidikan Digital: Landasan filosofis dan teoritis yang mendasari pemilihan media pembelajaran mencakup beberapa pendekatan penting, seperti behaviorisme, konstruktivisme, dan konektivisme. Dalam konteks pendidikan digital, pemilihan media pembelajaran didasarkan pada bagaimana media tersebut mendukung teori belajar. Misalnya:
-Behaviorisme: Menekankan penguatan melalui umpan balik, sehingga media pembelajaran yang dipilih cenderung berupa tutorial interaktif atau kuis berbasis aplikasi yang memberikan respons langsung kepada peserta didik.
-Konstruktivisme: Berfokus pada pembelajaran aktif di mana peserta didik membangun pemahaman sendiri. Media digital seperti platform pembelajaran kolaboratif (misalnya, Google Classroom atau Padlet) mendukung eksplorasi mandiri, diskusi, dan pembelajaran berbasis proyek.
-Konektivisme: Menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui jaringan digital, sehingga penggunaan media berbasis teknologi yang mendukung konektivitas, seperti media sosial, forum diskusi, dan alat jejaring profesional, menjadi penting.

Filosofi belajar juga mendorong keputusan untuk memilih media yang mendorong keterlibatan peserta didik (engagement), aksesibilitas, serta interaktivitas. Dengan demikian, dalam pendidikan digital, guru sering memilih platform yang menyediakan konten interaktif, dapat diakses dari berbagai perangkat, dan memungkinkan pembelajaran kolaboratif.

2. Mengatasi Keterbatasan Teknologi dalam Pemilihan Media Pembelajaran: Dalam situasi keterbatasan teknologi, guru dapat memanfaatkan prinsip kesederhanaan dan fleksibilitas dalam pemilihan media pembelajaran. Hal ini berarti memilih media yang memanfaatkan teknologi minimum tetapi tetap mendukung tujuan pembelajaran. Contoh kasus nyata adalah di daerah-daerah terpencil di Indonesia di mana akses internet terbatas, beberapa sekolah tetap menggunakan:

-Penggunaan modul cetak: Modul ini dirancang agar peserta didik bisa belajar mandiri, tanpa perlu teknologi canggih.
-Penggunaan radio edukasi: Pada masa pandemi, di daerah seperti Papua, radio digunakan untuk menyiarkan pelajaran. Siswa dapat mendengarkan pembelajaran dan mengerjakan tugas secara offline.
-Blended Learning sederhana: Guru dapat menggabungkan pertemuan tatap muka terbatas dengan penggunaan aplikasi sederhana yang dapat diakses di smartphone, seperti WhatsApp, untuk memberikan materi dan tugas.

Dalam situasi ini, kunci dari pemilihan media adalah mengutamakan aksesibilitas, biaya yang terjangkau, serta relevansi terhadap konten.

3. Media Pembelajaran Tradisional vs. Media Digital Modern: Ada beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital. Misalnya, untuk pelajaran seperti keterampilan motorik (misalnya menulis tangan atau keterampilan tangan dalam seni) atau interaksi interpersonal langsung (seperti diskusi kelompok atau debat), media tradisional sering lebih unggul.

Contoh nyata adalah dalam pelajaran kaligrafi di sekolah dasar, di mana keterampilan motorik halus dan koordinasi mata-tangan perlu dikembangkan melalui praktik langsung dengan kertas dan pena, yang tidak dapat digantikan oleh media digital.

Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam pemilihan media dalam situasi ini meliputi:
-Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran: Media tradisional dipilih karena lebih mendukung pencapaian tujuan (misalnya, keterampilan menulis manual).
-Kemampuan menyampaikan pengalaman sensorik langsung: Media fisik seringkali menawarkan pengalaman yang lebih nyata dan mendalam, yang dalam beberapa kasus diperlukan untuk belajar secara optimal.
-Keterlibatan langsung dan kolaboratif: Dalam beberapa skenario, media tradisional lebih mendorong interaksi langsung antar peserta didik.
Keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan mengacu pada prinsip multimedia dari Mayer yang menunjukkan bahwa tidak semua informasi dapat disampaikan secara efektif melalui teknologi digital, dan dalam beberapa konteks, pembelajaran langsung lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh RAHMATIA RAHMATIA -
1. Landasan Filosofis dan Teoritis: Pemilihan media pembelajaran dipengaruhi oleh teori pembelajaran yang menekankan interaksi dan keterlibatan siswa, seperti konstruktivisme. Dalam konteks pendidikan digital, penggunaan media digital seperti Google Classroom mendukung pembelajaran aktif dan kolaboratif.

2. Keterbatasan Teknologi: Guru dapat menggunakan media konvensional, seperti papan tulis dan buku, untuk menjaga kualitas pembelajaran. Misalnya, di daerah terpencil tanpa akses internet, guru dapat menerapkan metode ceramah dan diskusi kelompok untuk meningkatkan pemahaman siswa.

3. Media Tradisional vs. Digital: Media pembelajaran tradisional lebih efektif dalam situasi di mana interaksi langsung diperlukan, seperti dalam pengajaran nilai-nilai sosial. Landasan pemilihan media ini berfokus pada konteks dan tujuan pembelajaran, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui peningkatan keterlibatan siswa.
Sebagai balasan RAHMATIA RAHMATIA

Re: Diskusi Bersama

oleh NURUL ILMA -
1. Landasan filosofis dan teoritis berperan penting dalam pemilihan media pembelajaran karena memengaruhi cara pandang pendidik terhadap proses belajar-mengajar. Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran berkaitan dengan makna dan hakikat pendidikan.
Landasan Filosofis menekankan keseimbangan antara teknologi dan humanisasi, berpendapat bahwa dengan adanya berbagai media pembelajaran, siswa dapat memilih yang lebih sesuai dengan karakteristiknya. Sedangkan landasan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran melalui beberapa aspek yaitu:
a) Tujuan Pembelajaran
Media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, memastikan bahwa penggunaan media mendukung pencapaian hasil belajar yang diinginkan
b) Karakteristik Siswa
Pemilihan media harus mempertimbangkan gaya belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dan efektivitas pembelajaran.
c) Ketersediaan dan Praktisitas
Faktor praktis seperti ketersediaan sumber daya dan kemampuan guru dalam menggunakan media juga menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan media.
Dengan demikian, landasan teori berfungsi sebagai panduan untuk memilih media yang tepat dan efektif dalam proses pembelajaran.

Penerapan pemilihan landasan filosofis dan teoritis dalam Pendidikan Digital
a) Penggunaan Teknologi pembelajaran daring seperti Learning Management Systems (LMS), aplikasi mobile, dan video pembelajaran.
b) Pembelajaran Berbasis Proyek seperti Google Classroom atau Trello dapat digunakan untuk kolaborasi siswa dalam proyek.

2. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat menggunakan kreativitas dan pemilihan media alternatif untuk tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang efektif. Prinsip dasarnya adalah memahami tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan sumber daya. Guru dapat memilih media yang sesuai dengan konteks tersebut, seperti media cetak, alat peraga sederhana, atau metode tatap muka.
Contoh Kasus Nyata:
- Di sekolah dasar di daerah pedesaan seperti di desa saya ketersediaan teknologi seperti proyektor, komputer, atau internet sangat terbatas. Jadi guru menghadapi tantangan ketika harus mengajarkan pelajaran yang membutuhkan teknologi seperti komputer dan infocus untuk menampilkan konsep fotosintesis. Untuk mengatasi hal ini, guru menggunakan tanaman hidup di kelas dan mengajak siswa untuk mengamati proses fotosintesis secara langsung. Siswa dapat melihat daun tanaman yang menyerap cahaya matahari, akar tanaman yang menyerap air, dan proses pertumbuhan tanaman.

3. Dalam pembelajaran tertentu, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern, terutama ketika kebutuhan pembelajaran lebih cocok dengan pendekatan yang berbasis pengalaman serta interaksi langsung. Dalam situasi di mana media tradisional lebih efektif dibandingkan media digital, beberapa landasan dan prinsip dapat diterapkan untuk memastikan keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berikut beberapa landasan dan prinsip yang dapat diterapkan dalam situasi ini:
Landasan Media Pembelajaran
1. Landasan Empiris
Landasan empiris menekankan bahwa pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan karakteristik peserta didik. Setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda, dan media yang digunakan harus sesuai dengan gaya belajar tersebut.
2. Landasan Psikologi
Landasan psikologi berfokus pada pemahaman tentang bagaimana peserta didik belajar. Setiap siswa memiliki karakteristik dan kebiasaan belajar yang unik. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memilih media yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis peserta didik, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.
Prinsip pemilihan media pembelajaran
1. Relavasi
2. Kesesuaian dengan materi
3. Kempuan peserta didik
4. Ketersediaan dan aksesibilitas
5. Efektifitas biaya

Keputusan untuk menggunakan media tradisional dalam situasi tertentu dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dengan mengacu pada penelitian dan studi yang menunjukkan efektivitas media tradisional dalam konteks tertentu. Misalnya, penelitian tentang pembelajaran konsep dasar menunjukkan bahwa penggunaan buku teks dan alat peraga fisik dapat membantu siswa membangun pemahaman yang lebih mendalam.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh MIKA HARZETI -
1. Landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran dengan menentukan pendekatan yang dipilih dalam pendidikan. Dalam konteks pendidikan digital, penerapan landasan filosofis dan teoritis melibatkan pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan yang dipilih untuk meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan hasil belajar siswa.
2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan memilih media pembelajaran yang tidak memerlukan teknologi, memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimal, menggabungkan berbagai media pembelajaran, dan menggunakan aplikasi atau perangkat lunak yang tersedia secara gratis atau berbiaya rendah. Contoh kasus nyata adalah guru yang mengajar di daerah terpencil dapat memilih media pembelajaran berupa buku teks dan handout, memanfaatkan perpustakaan untuk mengakses internet, menggabungkan berbagai media pembelajaran, dan menggunakan aplikasi atau perangkat lunak yang tersedia secara gratis atau berbiaya rendah.
3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern, seperti dalam situasi di mana siswa memerlukan pembelajaran mandiri atau pembelajaran yang lebih terstruktur dan terorganisir. Landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi ini dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta tujuan pembelajaran. Keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan melakukan penelitian dan evaluasi terhadap efektivitas media pembelajaran yang berbeda.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh NUR SABILA -
1.Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran sering kali didasarkan pada landasan filosofis dan teoritis yang mendukung tujuan pembelajaran. Teori-teori pembelajaran, seperti konstruktivisme, behaviorisme, atau kognitivisme, mempengaruhi bagaimana guru memilih media yang tepat untuk mendukung proses belajar. Misalnya, pendekatan konstruktivis lebih mendukung media yang interaktif, memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Sementara itu, dalam teori behaviorisme, media yang mendukung pengulangan dan reinforcement lebih diutamakan.
Dalam konteks pendidikan digital saat ini, teori pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi pendidikan seperti Teori Kognitif Multimedia dari Mayer menggarisbawahi pentingnya memilih media yang menggabungkan gambar dan teks secara efektif. Tujuannya adalah untuk mengurangi cognitive overload pada peserta didik. Filosofi seperti humanisme juga dapat mempengaruhi keputusan, di mana teknologi yang digunakan harus berpusat pada peserta didik, mendorong pengembangan diri, dan meningkatkan pengalaman belajar mereka.

2.Pemilihan Media Pembelajaran dalam Kondisi Teknologi Terbatas
Ketika teknologi terbatas, guru tetap dapat menerapkan prosedur pemilihan media yang sesuai dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip seperti relevansi, keterjangkauan, dan efektivitas tetap menjadi acuan utama. Misalnya, meskipun akses terhadap teknologi digital terbatas, guru dapat menggunakan media cetak seperti buku atau materi visual sederhana yang dicetak, tetapi dirancang dengan baik untuk menyampaikan konsep secara efektif.
Contoh Kasus: Di beberapa sekolah pedesaan di Indonesia, ketersediaan internet dan perangkat digital mungkin terbatas. Namun, guru dapat menggunakan papan tulis, poster, atau permainan edukatif yang bersifat fisik untuk menjelaskan konsep-konsep penting. Media seperti ini, meskipun sederhana, tetap dipilih berdasarkan teori pembelajaran tertentu, misalnya teori visualisasi yang mendukung penggunaan gambar atau diagram untuk menjelaskan konsep abstrak. Dengan merancang media pembelajaran yang sesuai, guru dapat mempertahankan kualitas pembelajaran bahkan tanpa teknologi canggih.
3.Ada situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Misalnya, dalam pengajaran keterampilan dasar seperti menulis atau membaca pada anak usia dini, media cetak seperti buku sering kali lebih baik dalam membangun pemahaman mendasar. Interaksi langsung dengan teks fisik memungkinkan anak untuk berlatih keterampilan motorik halus dan mendapatkan pengalaman sensoris yang tidak selalu bisa dihadirkan oleh teknologi digital.Contoh Kasus: Di sebuah sekolah dengan anak-anak usia dini, buku cetak digunakan untuk membangun fondasi literasi. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih mudah memahami konsep alfabet dan pengenalan kata melalui buku cetak daripada aplikasi digital yang interaktif tetapi cenderung mengalihkan fokus mereka . Dalam kasus ini, landasan teoritis yang mendasari keputusan untuk menggunakan buku cetak berasal dari penelitian tentang perkembangan kognitif dan sensorimotor anak-anak.
Keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan mengacu pada teori perkembangan anak yang menekankan pentingnya pengalaman sensoris langsung dan keterlibatan fisik dalam pembelajaran pada tahap-tahap awal.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh SULSIA SULSIA -
1). Landasan Filosofis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Filsafat pendidikan memberikan kerangka berpikir tentang tujuan, nilai, dan metode pendidikan. Beberapa aliran filsafat pendidikan yang relevan dengan pemilihan media pembelajaran antara lain:

- Filsafat Progresivisme: Aliran ini menekankan pentingnya pengalaman langsung, pembelajaran aktif, dan relevansi dengan kehidupan nyata. Dalam konteks media pembelajaran, progresivisme mendorong penggunaan media yang memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar, seperti simulasi, permainan, dan proyek kelompok. [1]
- Filsafat Konstruktivisme: Konstruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri melalui interaksi dengan lingkungan. Media pembelajaran yang sesuai dengan konstruktivisme mendorong siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri melalui eksplorasi, refleksi, dan kolaborasi. [2]
- Filsafat Humanisme: Aliran ini menekankan pada potensi dan perkembangan individu. Media pembelajaran yang berlandaskan humanisme berfokus pada kebutuhan dan minat siswa, serta mendorong pengembangan kreativitas, nilai-nilai moral, dan pengembangan diri. [3]

Landasan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Teori pembelajaran memberikan kerangka kerja tentang bagaimana manusia belajar. Beberapa teori pembelajaran yang relevan dengan pemilihan media pembelajaran antara lain:

- Teori Belajar Kognitif: Teori ini menekankan pada proses berpikir, pemahaman, dan pengolahan informasi. Media pembelajaran yang sesuai dengan teori kognitif membantu siswa untuk memahami konsep, memecahkan masalah, dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. [4]
- Teori Belajar Behavioristik: Teori ini menekankan pada peran stimulus dan respons dalam proses belajar. Media pembelajaran yang sesuai dengan teori behavioristik berfokus pada penyampaian informasi yang jelas, latihan yang terstruktur, dan penguatan positif. [5]
- Teori Belajar Konstruktivis: Teori ini menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Media pembelajaran yang sesuai dengan teori konstruktivis mendorong siswa untuk berkolaborasi, bereksperimen, dan merefleksikan pengalaman belajar mereka. [6]

Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital

Pendidikan digital menawarkan berbagai peluang baru dalam pemilihan media pembelajaran. Berikut beberapa contoh penerapan landasan filosofis dan teoritis dalam konteks pendidikan digital:

- Pembelajaran Berbasis Proyek: Pembelajaran berbasis proyek, yang sesuai dengan filsafat progresivisme, dapat diimplementasikan melalui platform digital seperti Google Classroom atau Moodle. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, melakukan penelitian, dan mempresentasikan hasil proyek mereka secara online. [7]
- Simulasi dan Permainan Edukasi: Simulasi dan permainan edukasi, yang sesuai dengan teori belajar kognitif, dapat diakses melalui aplikasi mobile atau platform online. Siswa dapat belajar melalui pengalaman langsung, memecahkan masalah, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam lingkungan yang aman dan interaktif.

2).Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru perlu kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran yang tetap efektif tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran. Prosedur pemilihan media pembelajaran tetap penting, namun perlu disesuaikan dengan keterbatasan yang ada. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Menilai Kebutuhan dan Tujuan Pembelajaran:

- Memahami Tujuan: Guru perlu menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Apakah tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi, mengembangkan keterampilan, atau meningkatkan pemahaman konsep? [1]
- Menilai Kebutuhan Siswa: Guru perlu memahami kebutuhan siswa, seperti gaya belajar, tingkat pemahaman, dan akses terhadap sumber belajar. [2]

2. Memilih Media yang Sederhana dan Terjangkau:

- Media Tradisional: Media tradisional seperti papan tulis, buku, gambar, dan alat peraga sederhana masih tetap efektif dalam pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan media ini dengan cara yang kreatif dan menarik. [3]
- Sumber Daya Lokal: Guru dapat memanfaatkan sumber daya lokal seperti museum, taman, atau tempat-tempat bersejarah sebagai media pembelajaran. Hal ini dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata dan bermakna bagi siswa. [4]

3. Meningkatkan Keterlibatan Siswa:

- Pembelajaran Aktif: Guru dapat menerapkan metode pembelajaran aktif seperti diskusi kelompok, role-playing, dan presentasi. Metode ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan mendorong mereka untuk berpikir kritis. [5]
- Kolaborasi dan Kerja Sama: Guru dapat mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Hal ini dapat membantu siswa belajar dari satu sama lain dan mengembangkan keterampilan sosial.

Contoh Kasus Nyata:

- Guru Sejarah di Sekolah Pedesaan: Seorang guru sejarah di sekolah pedesaan menghadapi keterbatasan teknologi. Dia tidak memiliki akses internet atau komputer di kelasnya. Namun, dia ingin mengajarkan siswa tentang sejarah lokal. Dia memutuskan untuk memanfaatkan sumber daya lokal, seperti museum desa dan situs bersejarah di daerah tersebut. Dia mengajak siswa untuk melakukan kunjungan lapangan dan mengamati artefak sejarah. Dia juga meminta siswa untuk mewawancarai tokoh masyarakat setempat yang memiliki pengetahuan tentang sejarah daerah tersebut. Dengan cara ini, guru tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa meskipun dengan keterbatasan teknologi.

3). Dalam era digital yang serba canggih, media pembelajaran digital menawarkan banyak keuntungan. Namun, media pembelajaran tradisional masih memiliki tempatnya dan bahkan lebih efektif dalam situasi tertentu. Berikut adalah beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern, beserta landasan dan prinsip pemilihan media yang diterapkan:

1. Keterbatasan Akses Teknologi:

- Situasi: Daerah terpencil, sekolah dengan fasilitas terbatas, atau siswa dengan keterbatasan akses internet.
- Landasan: Prinsip kesetaraan akses dan keadilan pendidikan. Media tradisional seperti buku, papan tulis, dan alat peraga sederhana dapat diakses oleh semua siswa tanpa memerlukan teknologi canggih.
- Prinsip Pemilihan: Kesederhanaan, keterjangkauan, dan kemudahan akses.
- Pertanggungjawaban Ilmiah: Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media tradisional dapat efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep, terutama dalam konteks pembelajaran dasar. [1]

2. Pengembangan Keterampilan Motorik Halus:

- Situasi: Pembelajaran seni, kerajinan, atau keterampilan praktis seperti menjahit, melukis, atau memasak.
- Landasan: Prinsip pembelajaran berbasis pengalaman dan pengalaman langsung. Media tradisional seperti alat-alat kerajinan, bahan-bahan seni, atau peralatan dapur memungkinkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan motorik halus.
- Prinsip Pemilihan: Praktis, konkrit, dan menekankan pada pengalaman langsung.
- Pertanggungjawaban Ilmiah: Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis pengalaman dapat meningkatkan retensi informasi dan pemahaman konsep, khususnya dalam keterampilan motorik. [2]

3. Pembelajaran Konseptual yang Kompleks:

- Situasi: Pembelajaran materi yang abstrak, seperti konsep matematika tingkat tinggi, teori ilmiah, atau filsafat.
- Landasan: Prinsip pengalaman langsung dan visualisasi. Media tradisional seperti model 3D, diagram, peta konsep, dan alat peraga fisik dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep abstrak dan membangun pemahaman yang lebih mendalam.
- Prinsip Pemilihan: Visual, konkret, dan menekankan pada pemahaman konseptual.
- Pertanggungjawaban Ilmiah: Penelitian menunjukkan bahwa visualisasi dan representasi fisik dapat membantu siswa untuk memahami konsep abstrak dan meningkatkan retensi informasi. [3]

4. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif:

- Situasi: Diskusi kelas, debat, dan pembelajaran berbasis proyek.
- Landasan: Prinsip interaksi sosial, kolaborasi, dan pembelajaran aktif. Media tradisional seperti papan tulis, kertas, dan alat peraga sederhana dapat digunakan untuk memfasilitasi diskusi kelas, presentasi, dan brainstorming, yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
- Prinsip Pemilihan: Interaktif, fleksibel, dan mendukung kolaborasi.
- Pertanggungjawaban Ilmiah: Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif dan interaksi sosial dapat meningkatkan pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan kreativitas.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh AFIFAH DZAHABIAH -
1.Landasan filosofis dan teoritis memainkan peran penting dalam pemilihan media pembelajaran, karena mereka memberikan panduan tentang bagaimana pembelajaran seharusnya terjadi dan bagaimana siswa dapat mengembangkan pemahaman dan keterampilan. Berikut adalah beberapa cara di mana landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, terutama dalam konteks pendidikan digital:

Landasan Filosofis -Konstruktivisme: Filosofi ini menekankan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana siswa membangun pemahaman mereka sendiri berdasarkan pengalaman. Dalam konteks pendidikan digital, media yang dipilih biasanya interaktif dan mendorong eksplorasi mandiri, seperti simulasi, permainan edukatif, atau platform yang memungkinkan kolaborasi (misalnya, forum diskusi atau kerja kelompok online).
- Behaviorisme: Filosofi ini berfokus pada penguatan perilaku tertentu melalui stimulus dan respons. Media pembelajaran berbasis teori ini sering menggunakan metode seperti pengajaran terprogram, latihan berulang, dan sistem evaluasi otomatis yang memberikan umpan balik langsung (misalnya, kuis online, aplikasi pembelajaran berbasis gamifikasi).
- Kognitivisme: Teori ini menekankan pentingnya proses mental seperti pemecahan masalah dan pemrosesan informasi. Media yang berbasis pada teori ini berfokus pada penyajian informasi yang terstruktur dan memungkinkan siswa mengakses dan mengorganisir informasi dengan mudah (misalnya, modul pembelajaran online yang terstruktur, video interaktif, atau infografik digital).
- Humanisme: Pendekatan ini mengutamakan perkembangan individu secara holistik, memperhatikan kebutuhan emosional, sosial, dan intelektual siswa. Dalam pendidikan digital, media yang dipilih sering kali memungkinkan personalisasi pembelajaran, seperti aplikasi yang menyesuaikan dengan gaya belajar individu atau platform yang mendorong refleksi diri dan pengembangan pribadi.

Landasan Teoritis
- Teori Pembelajaran Multimedia (Mayer): Teori ini menekankan pentingnya menggabungkan teks, gambar, video, dan audio secara seimbang untuk meningkatkan pembelajaran. Dalam pendidikan digital, hal ini diterapkan dengan memilih media yang memfasilitasi penyajian informasi dalam format multimodal, seperti video pendidikan interaktif, presentasi multimedia, atau platform pembelajaran adaptif yang mendukung berbagai bentuk konten.
- Teori Beban Kognitif (Sweller): Teori ini berfokus pada manajemen beban kognitif yang dihadapi siswa saat belajar. Dalam pendidikan digital, media yang dipilih harus mempertimbangkan kapasitas siswa untuk memproses informasi dan menghindari informasi berlebihan. Contohnya adalah penggunaan antarmuka pengguna yang sederhana, penekanan pada materi yang esensial, serta penggunaan segmentasi dan penjelasan visual yang jelas.
- Teori Belajar Sosial (Bandura): Menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui pengamatan dan interaksi dengan orang lain. Dalam konteks digital, hal ini dapat diterapkan melalui penggunaan media sosial, diskusi daring, atau pembelajaran berbasis komunitas, yang memungkinkan siswa untuk belajar dari satu sama lain dan berkolaborasi dalam proyek.

Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital Saat Ini
Dalam pendidikan digital, pemilihan media harus mempertimbangkan aksesibilitas, keterlibatan, dan efektivitas pembelajaran. Media yang dipilih harus mendukung:
- Interaktivitas dan Kolaborasi: Platform digital yang memungkinkan kolaborasi, seperti Google Classroom, Microsoft Teams, atau Zoom, menjadi penting dalam mendorong pembelajaran aktif sesuai filosofi konstruktivisme.
- Pembelajaran Fleksibel: Media seperti aplikasi mobile, podcast, dan video sesuai dengan teori pembelajaran multimedia dan memungkinkan siswa belajar kapan dan di mana saja.
- Personalisasi dan Adaptabilitas: Platform seperti Coursera atau Khan Academy menggunakan teknologi untuk menyesuaikan materi dengan kebutuhan masing-masing siswa, mendukung pendekatan humanisme dan teori pembelajaran adaptif.
-Umpan Balik Langsung: Alat seperti kuis daring atau sistem evaluasi otomatis memberi umpan balik real-time yang mendukung prinsip behaviorisme dan teori pembelajaran sosial, di mana motivasi dan keterlibatan siswa meningkat melalui penghargaan langsung.

2.Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat menggunakan kreativitas dan pemilihan media alternatif untuk tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang efektif. Prinsip dasarnya adalah memahami tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan sumber daya. Guru dapat memilih media yang sesuai dengan konteks tersebut, seperti media cetak, alat peraga sederhana, atau metode tatap muka.
Contoh Kasus Nyata:
Di sekolah dasar di daerah pedesaan seperti di desa saya ketersediaan teknologi seperti proyektor, komputer, atau internet sangat terbatas. Jadi guru menghadapi tantangan ketika harus mengajarkan pelajaran yang membutuhkan teknologi seperti komputer dan infocus untuk menampilkan konsep fotosintesis. Untuk mengatasi hal ini, guru menggunakan tanaman hidup di kelas dan mengajak siswa untuk mengamati proses fotosintesis secara langsung. Siswa dapat melihat daun tanaman yang menyerap cahaya matahari, akar tanaman yang menyerap air, dan proses pertumbuhan tanaman.

3.Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Efektivitas media pembelajaran tergantung pada beberapa faktor, seperti konteks pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan tujuan pembelajaran. Berikut adalah beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional bisa lebih unggul:
1.Pembelajaran Taktis dan Kinestetik
Pada pembelajaran yang melibatkan keterampilan praktis atau kinestetik, seperti menulis tangan, keterampilan manual (misalnya, teknik atau seni rupa), atau kegiatan laboratorium, media tradisional seperti buku, papan tulis, dan alat fisik lebih efektif. Sentuhan fisik dan interaksi langsung dengan alat atau bahan meningkatkan pengalaman belajar bagi siswa yang belajar secara taktis.
2.Pembelajaran di Lingkungan yang Minim Teknologi
Di wilayah atau lingkungan yang memiliki akses terbatas ke teknologi atau infrastruktur internet yang buruk, media pembelajaran tradisional seperti buku teks dan bahan cetak lainnya lebih dapat diandalkan. Media digital mungkin tidak selalu tersedia atau efektif jika koneksi internet tidak stabil atau perangkat teknologi tidak tersedia bagi semua peserta didik.
3.Interaksi Sosial Langsung
Situasi di mana interaksi sosial langsung antara guru dan siswa sangat penting, seperti dalam diskusi kelompok kecil atau pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), sering kali lebih efektif menggunakan media tradisional. Interaksi tatap muka mendukung keterlibatan emosional, motivasi, dan kemampuan untuk membaca bahasa tubuh, yang lebih sulit dicapai melalui media digital.
4.Mengurangi Distraksi
Dalam situasi di mana siswa rentan terhadap distraksi atau kelebihan informasi, media pembelajaran tradisional bisa lebih bermanfaat. Penggunaan buku cetak atau alat tulis manual memungkinkan fokus lebih besar tanpa gangguan notifikasi atau akses mudah ke media sosial, yang sering kali ditemukan dalam lingkungan digital.
5.Pembelajaran Anak Usia Dini
Anak-anak usia dini sering kali membutuhkan pembelajaran yang lebih berfokus pada interaksi fisik dan sensorik, seperti penggunaan benda nyata, permainan edukatif fisik, dan materi visual seperti kartu atau buku bergambar. Pembelajaran digital mungkin tidak memberikan manfaat yang sama dalam hal perkembangan motorik halus, keterampilan sosial, atau eksplorasi sensorik.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk menentukan kapan media tradisional lebih efektif dibandingkan media digital, beberapa prinsip dan landasan harus diterapkan, termasuk:
1.Karakteristik Peserta Didik
Prinsip ini mencakup perbedaan gaya belajar, usia, dan kesiapan teknologi peserta didik. Misalnya, anak-anak atau siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih terbantu dengan alat pembelajaran fisik.
2.Tujuan Pembelajaran
Setiap media harus dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang spesifik. Jika tujuan pembelajaran melibatkan keterampilan motorik atau keterampilan sosial, media tradisional mungkin lebih sesuai.
3.Ketersediaan dan Akses
Media tradisional lebih cocok di lingkungan dengan keterbatasan teknologi. Ketersediaan media yang dipilih harus dapat diakses oleh seluruh siswa tanpa terkecuali.
4.Efektivitas dan Efisiensi
Media tradisional bisa lebih efisien dalam hal biaya dan logistik dalam beberapa konteks, terutama di daerah dengan akses teknologi terbatas atau dalam pembelajaran di luar ruangan.5. Kelebihan dan Keterbatasan Teknologi
Teknologi digital bisa meningkatkan pembelajaran interaktif dan multimedia, namun kadang-kadang juga menurunkan konsentrasi atau menyebabkan ketergantungan yang tidak diinginkan pada alat digital. Di sinilah media tradisional bisa menjadi pilihan yang lebih tepat.

Pertanggungjawaban Ilmiah
Keputusan menggunakan media tradisional atau digital dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui berbagai penelitian tentang efektivitas metode pembelajaran. Studi dalam psikologi pendidikan sering kali menunjukkan bahwa hasil belajar optimal dicapai ketika media disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran kinestetik lebih efektif dengan penggunaan alat fisik dibandingkan alat digital, karena keterlibatan fisik dapat meningkatkan retensi dan pemahaman konsep. Selain itu, teori kognitif seperti Cognitive Load Theory(Teori Beban Kognitif) mengindikasikan bahwa media digital kadang-kadang dapat membebani memori kerja dengan terlalu banyak informasi, sementara media tradisional dapat membantu menjaga fokus yang lebih baik dan meminimalisir distraksi.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh NELIS SAEFUDIN HANDA -
1.Pengaruh Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Landasan filosofis dan teoritis menjadi fondasi dalam memilih media pembelajaran. Filosofi pendidikan yang dianut oleh seorang pendidik akan mempengaruhi pandangannya tentang tujuan pendidikan, peran guru dan siswa, serta bagaimana pengetahuan seharusnya disampaikan. Teori-teori belajar, seperti konstruktivisme, kognitivisme, dan behaviorisme, juga memberikan kerangka kerja dalam memahami bagaimana siswa belajar dan media apa yang paling efektif untuk memfasilitasi proses belajar tersebut.

Dalam konteks pendidikan digital:
a) Personalization: Filosofi pendidikan humanistik yang menekankan pada individualitas siswa mendorong penggunaan media digital yang memungkinkan pembelajaran yang dipersonalisasi.
b) Active Learning: Teori konstruktivisme yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan mendukung penggunaan media digital interaktif.
c) Collaborative Learning: Teori sosial kognitif yang menekankan pada pentingnya interaksi sosial dalam belajar mendorong penggunaan platform digital untuk kolaborasi.

2.Pemilihan Media Pembelajaran dalam Keterbatasan Teknologi
Ketika sumber daya teknologi terbatas, guru tetap dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa cara:

a) Manfaatkan media sederhana: Gambar, poster, peta, dan model fisik tetap relevan dan efektif.
b) Optimalkan teknologi yang ada: Jika ada proyektor atau komputer, gunakan untuk presentasi sederhana atau video pendek.
c) Kolaborasi dengan sesama guru: Berbagi sumber daya dan ide untuk menciptakan variasi media.
d) Melibatkan siswa: Libatkan siswa dalam pembuatan media pembelajaran sederhana, seperti komik atau poster.

Contoh kasus: Di sebuah sekolah di daerah terpencil dengan akses internet terbatas, guru dapat membuat video pembelajaran sederhana menggunakan ponsel, kemudian memutarnya di kelas. Video ini dapat dibuat dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai latar belakang dan menggunakan alat peraga sederhana.

3. Ada beberapa situasi di mana media tradisional lebih efektif:

a) Materi yang bersifat konseptual: Media visual sederhana, seperti diagram atau gambar, seringkali lebih mudah dipahami untuk konsep-konsep abstrak.
b) Siswa dengan gaya belajar visual: Bagi siswa yang lebih suka belajar melalui gambar atau demonstrasi, media visual tradisional lebih cocok.
c) Lingkungan belajar yang tidak mendukung teknologi: Jika listrik tidak stabil atau siswa tidak memiliki perangkat sendiri, media tradisional menjadi pilihan yang lebih praktis.

Landasan dan prinsip pemilihan media:

a) Tujuan pembelajaran: Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Karakteristik siswa: Pertimbangkan gaya belajar, usia, dan latar belakang siswa.
c) Ketersediaan sumber daya: Sesuaikan dengan sumber daya yang ada, baik itu teknologi, waktu, atau bahan.
d) Pertanggungjawaban ilmiah: Keputusan untuk memilih media tradisional dapat

Dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan merujuk pada penelitian yang menunjukkan efektivitas media tersebut dalam konteks tertentu. Selain itu, guru dapat melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa setelah menggunakan media tersebut.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh NUR JANNA -
1. Landasan filosofis memberikan kerangka dasar bagi proses pendidikan, termasuk pemilihan media pembelajaran. Filosofi pendidikan yang dianut akan menentukan tujuan dan prinsip yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar.Landasan filosofis dan teoritis dapat mempengaruhi keputusan pemilihan media pembelajaran Landasan filosofis
Pandangan filosofis dapat memengaruhi penggunaan teknologi dalam pendidikan. Misalnya, ada pandangan yang menyatakan bahwa teknologi dapat menggerus humanisasi. Namun, teknologi juga dapat meningkatkan taraf pendidikan jika digunakan dengan baik.
Landasan psikologis
Landasan psikologis pendidikan penting karena keberhasilan pendidik dalam mengajar dipengaruhi pemahamannya. Pendidik perlu memahami apa yang harus dilakukan terhadap peserta didik dalam tahap perkembangannya.
Landasan empiris
Landasan empiris menyatakan bahwa pebelajar akan mendapatkan keuntungan yang signifikan jika belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya.Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital
Pendidikan digital telah mengubah lanskap pembelajaran dengan menghadirkan berbagai media pembelajaran yang inovatif.
- Platform Pembelajaran Online: Platform ini menawarkan berbagai fitur yang mendukung berbagai filosofi dan teori pembelajaran, seperti konten interaktif, forum diskusi, tugas kelompok, sistem penilaian, dan umpan balik. Platform pembelajaran online dapat digunakan untuk mendukung pendekatan konstruktivisme, humanisme, dan teori belajar kognitif.
- Simulasi Virtual: Simulasi virtual memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung dalam lingkungan yang aman dan terkontrol. Simulasi virtual dapat mendukung pendekatan progresivisme dan teori belajar kognitif dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi konsep dan memecahkan masalah.
- Game Edukasi: Game edukasi menggabungkan elemen permainan dengan konten pembelajaran. Game edukasi dapat mendukung pendekatan progresivisme dan teori belajar behavioristik dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui pengalaman yang menyenangkan dan mendapatkan penghargaan.
- Video Edukatif: Video edukatif dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, menjelaskan konsep, dan menginspirasi siswa. Video edukatif dapat mendukung berbagai filosofi dan teori pembelajaran, tergantung pada konten dan cara penyampaiannya.
2. Memilih media yang jelas dan rapi
Memastikan media cocok dengan sasaran
Memilih media yang relevan dengan materi yang diajarkan
Memilih media yang praktis dan luwes
Memastikan media dapat digunakan oleh pengajar
Memilih media yang aman bagi siswa
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan guru dalam memilih media pembelajaran adalah: Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, Kemampuan dan latar belakang siswa, Kemampuan dan latar belakang guru, Keadaan proses belajar yang berlangsung, Alat-alat atau sarana yang tersedia. Memilih Media Pembelajaran yang Tepat di Tengah Keterbatasan Teknologi
Contoh Kasus Nyata
Seorang guru di daerah terpencil dengan keterbatasan teknologi ingin mengajarkan materi tentang siklus hidup kupu-kupu. Guru tersebut tidak memiliki akses internet atau komputer untuk menampilkan video atau simulasi. Namun, guru tersebut memanfaatkan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar, seperti kebun sekolah dan taman di sekitar sekolah.
Guru tersebut mengajak siswa untuk mengamati langsung kupu-kupu di kebun sekolah dan mencatat perubahan yang terjadi selama metamorfosis kupu-kupu. Guru juga menggunakan gambar dan diagram sederhana yang dibuat sendiri untuk memperjelas konsep siklus hidup kupu-kupu. Guru juga meminta siswa untuk membuat model kupu-kupu dari bahan daur ulang, seperti kertas, plastik, dan kain.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, guru tersebut berhasil mengajarkan materi tentang siklus hidup kupu-kupu dengan efektif dan menarik. Siswa pun dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan memahami konsep dengan lebih baik.
3. Ya, media pembelajaran tradisional seperti buku teks, papan tulis, dan LKS dapat lebih efektif dalam beberapa situasi. Hal ini dapat terjadi ketika media-media tersebut digunakan secara rutin dan efektif dalam proses pembelajaran, serta guru dan siswa terlibat aktif.
Dalam memilih media pembelajaran, guru dapat mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:
Tujuan pembelajaran
Efektivitas
Kemampuan guru dan siswa
Karakteristik siswa
Relevansi dengan materi yang diajarkan
Praktis dan luwes
Dapat digunakan oleh pengajar
Selain itu, guru juga perlu mengetahui kebutuhan pembelajaran dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa tentang materi yang akan diajarkan.
Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
Pemilihan media pembelajaran, baik tradisional maupun digital, harus didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
- Relevansi: Media pembelajaran harus relevan dengan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa.
- Efektivitas: Media pembelajaran harus efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. [4]
- Keterjangkauan: Media pembelajaran harus terjangkau dan mudah diakses oleh guru dan siswa.
- Kesesuaian: Media pembelajaran harus sesuai dengan gaya belajar, minat, dan tingkat pemahaman siswa.
Pertanggungjawaban Ilmiah
Keputusan untuk memilih media pembelajaran tradisional dalam situasi tertentu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan:
- Menggunakan Penelitian Terdahulu: Penelitian terdahulu tentang efektivitas media pembelajaran tradisional dalam situasi tertentu dapat menjadi dasar untuk mendukung keputusan.
- Melakukan Evaluasi: Guru dapat melakukan evaluasi terhadap efektivitas media pembelajaran tradisional yang digunakan. Evaluasi dapat dilakukan melalui observasi, wawancara, dan tes.
- Mencatat Data dan Hasil: Guru dapat mencatat data dan hasil pembelajaran yang diperoleh menggunakan media pembelajaran tradisional. Data ini dapat digunakan untuk menganalisis efektivitas media pembelajaran dan memodifikasinya jika diperlukan.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh DWI NOVIANTI -
1.Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat merupakan kunci keberhasilan proses belajar mengajar. Keputusan ini tidak hanya didasarkan pada aspek praktis, tetapi juga pada landasan filosofis dan teoritis yang mendasari proses pembelajaran itu sendiri.

Landasan Filosofis:
-Konstruktivisme
Filosofi ini menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi. Media pembelajaran yang mendukung konstruktivisme mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif, bereksperimen, dan menemukan sendiri makna dari materi pelajaran. Contohnya, penggunaan simulasi, permainan edukatif, dan proyek berbasis masalah.
-Behaviorisme
Filosofi ini berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Media pembelajaran yang mendukung behaviorisme menekankan pada pemberian stimulus dan penguatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terukur. Contohnya, penggunaan video pembelajaran, kuis online, dan latihan soal.
-Humanisme
Filosofi ini menekankan pada potensi dan kebutuhan individu. Media pembelajaran yang mendukung humanisme mendorong pengembangan diri, kreativitas, dan nilai-nilai moral siswa. Contohnya, penggunaan media yang bersifat personal, seperti blog, forum diskusi, dan portofolio digital.

Landasan Teoritis
-Teori Belajar
Berbagai teori belajar, seperti teori kognitif, teori sosial kognitif, dan teori belajar konstruktivis, memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana siswa belajar. Pemilihan media pembelajaran harus mempertimbangkan teori belajar yang relevan dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa.
-Teori Media:
Teori media, seperti teori media kaya dan teori media miskin, membantu memahami bagaimana media mempengaruhi proses belajar. Pemilihan media harus mempertimbangkan tingkat kekayaan media dan kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran.
-Teori Desain Pembelajaran: Teori desain pembelajaran, seperti ADDIE dan SAMR, memberikan kerangka kerja untuk merancang dan mengembangkan media pembelajaran yang efektif.
-Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital:
Pendidikan digital menawarkan berbagai media pembelajaran yang inovatif, seperti:

-Learning Management System (LMS):
Platform online yang menyediakan berbagai fitur untuk pembelajaran, seperti materi pembelajaran, kuis, forum diskusi, dan penilaian.
-Video Pembelajaran:
Video dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, demonstrasi, dan simulasi.
-Aplikasi Edukasi
Aplikasi edukasi menawarkan berbagai fitur untuk belajar, seperti permainan edukatif, latihan soal, dan pembelajaran interaktif.
-Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR):Teknologi ini memungkinkan siswa untuk mengalami pembelajaran yang lebih imersif dan interaktif.

Pentingnya Integrasi:
Pemilihan media pembelajaran yang efektif dalam konteks pendidikan digital membutuhkan integrasi yang baik antara landasan filosofis, teoritis, dan teknologi. Hal ini berarti:

-Memilih media yang sesuai dengan filosofi dan teori pembelajaran yang dianut.
-Mempertimbangkan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran.
-Memanfaatkan teknologi digital secara optimal untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Kesimpulan:
Landasan filosofis dan teoritis merupakan faktor penting dalam pemilihan media pembelajaran. Dalam konteks pendidikan digital, penting untuk memilih media yang mendukung filosofi dan teori pembelajaran yang dianut, serta memanfaatkan teknologi digital secara optimal untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

2.Dalam situasi keterbatasan teknologi, guru tetap dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran dengan fokus pada kreativitas dan pemanfaatan sumber daya yang ada. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

Memaksimalkan Sumber Daya yang Ada
-Manfaatkan media cetak
Buku teks, majalah, koran, dan brosur dapat menjadi sumber belajar yang efektif. Guru dapat memilih bahan bacaan yang relevan dengan materi pelajaran dan mendorong siswa untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil bacaan mereka.
-Gunakan media audio
Rekaman audio, podcast, dan radio dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, mendengarkan cerita, atau mempelajari bahasa asing.
-Manfaatkan media visual
Gambar, foto, poster, dan peta dapat digunakan untuk memperjelas konsep, meningkatkan pemahaman, dan memotivasi siswa.
-Berkreasi dengan bahan sederhana
Guru dapat memanfaatkan bahan-bahan sederhana seperti kertas, karton, kain, dan kayu untuk membuat alat peraga, model, dan permainan edukatif.

-Berkolaborasi dengan Siswa
-Libatkan siswa dalam proses pemilihan media
Guru dapat meminta siswa untuk memberikan ide tentang media pembelajaran yang mereka sukai dan mudah diakses.
-Dorong siswa untuk membuat media pembelajaran sendiri
Siswa dapat membuat poster, komik, video pendek, atau permainan edukatif sederhana untuk dibagikan dengan teman-teman mereka.

-Manfaatkan Lingkungan Sekitar
Lakukan kunjungan lapangan:
Kunjungan ke museum, kebun binatang, atau tempat-tempat bersejarah dapat memberikan pengalaman belajar yang langsung dan berkesan.

Contoh Kasus Nyata:
Seorang guru SD di daerah terpencil dengan keterbatasan teknologi ingin mengajarkan materi tentang siklus hidup kupu-kupu. Ia memutuskan untuk memanfaatkan media yang ada di sekitar:
-Media Cetak:
Guru memberikan buku cerita tentang siklus hidup kupu-kupu kepada siswa dan meminta mereka untuk membaca dan menggambar tahapan-tahapannya.
-Media Visual:
Guru membawa gambar dan foto kupu-kupu di berbagai tahap perkembangannya untuk memperjelas penjelasan.
-Media Audio:
Guru memutar rekaman suara kicauan burung dan suara kupu-kupu untuk menambah pengalaman belajar siswa.
-Kunjungan Lapangan:
Guru mengajak siswa untuk mengamati kupu-kupu di taman sekolah dan mencatat pengamatan mereka.

Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan berkesan meskipun dalam situasi keterbatasan teknologi

3.Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Berikut beberapa contohnya:

-Pembelajaran Konseptual dan Abstrak:
-Media Tradisional:
Peta konsep, diagram, model fisik, dan demonstrasi langsung.
-Alasan:
Media tradisional membantu siswa memvisualisasikan konsep abstrak dan membangun pemahaman yang lebih mendalam melalui interaksi langsung dengan objek dan manipulasi fisik.
-Prinsip Pemilihan Media:
Prinsip konkret-abstrak, di mana pembelajaran dimulai dengan pengalaman konkret dan kemudian berkembang ke konsep abstrak.
-Pengembangan Ilmiah:
Penelitian menunjukkan bahwa manipulasi fisik dan interaksi langsung dengan objek meningkatkan retensi dan pemahaman konseptual (Bruner, 1966).

-Pengembangan Keterampilan Motorik Halus
-Media Tradisional:
Menulis tangan, melukis, mewarnai, dan bermain alat musik.
-Alasan:
Media tradisional memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi tangan-mata melalui gerakan fisik dan interaksi langsung dengan bahan.
-Prinsip Pemilihan Media:
Prinsip belajar melalui pengalaman, di mana siswa belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungan dan bahan.
-Pengembangan Ilmiah:
Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan manipulasi objek meningkatkan perkembangan motorik dan koordinasi (Fleming, 2002).

-Pembelajaran yang Membutuhkan Konsentrasi dan Fokus
-Media Tradisional:
Buku teks, catatan tangan, dan latihan tertulis.
-Alasan:
Media tradisional membantu siswa fokus pada materi pelajaran tanpa gangguan dari notifikasi, iklan, atau konten lain yang ada di media digital.
-Prinsip Pemilihan Media:
Prinsip minimalisasi gangguan, di mana lingkungan belajar dirancang untuk meminimalkan gangguan dan meningkatkan fokus.
-Pengembangan Ilmiah:
Penelitian menunjukkan bahwa gangguan digital dapat mengurangi konsentrasi dan retensi informasi (Rosen, 2016).

-Pembelajaran yang Membutuhkan Interaksi Sosial Langsung
-Media Tradisional:
Diskusi kelas, kerja kelompok, dan presentasi lisan.
-Alasan:
Media tradisional memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan guru dan teman sekelas, membangun hubungan sosial, dan mengembangkan keterampilan komunikasi.
-Prinsip Pemilihan Media:
Prinsip interaksi sosial, di mana pembelajaran melibatkan interaksi langsung antara siswa dan guru atau antara siswa dengan siswa lainnya.
-Pengembangan Ilmiah:
Penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial langsung meningkatkan motivasi, partisipasi, dan pemahaman (Vygotsky, 1978).

-Keputusan Pemilihan Media yang Bertanggungjawab
Keputusan pemilihan media harus didasarkan pada analisis kebutuhan belajar siswa, tujuan pembelajaran, dan karakteristik materi pelajaran. Guru harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti:
-Usia dan tingkat perkembangan siswa:
Media tradisional mungkin lebih efektif untuk siswa yang lebih muda atau yang masih dalam tahap perkembangan tertentu.
-Jenis materi pelajaran:
Media digital mungkin lebih efektif untuk materi pelajaran yang kompleks atau yang membutuhkan visualisasi yang canggih.
-Ketersediaan sumber daya:
Media tradisional mungkin lebih mudah diakses dan lebih murah dibandingkan media digital.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ASRINA WATI -
1. Landasan filosofis dan teoritis dalam pemilihan media pembelajaran sangat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pendidik dan pengelola pendidikan. Berikut adalah beberapa aspek yang relevan:
1. Landasan Filosofis
-Konstruktivisme: Filosofi ini menekankan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman. Dalam konteks ini, media pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif, seperti forum diskusi online dan simulasi, lebih dipilih untuk mendorong keterlibatan siswa.
-Behaviorisme: Fokus pada penguatan perilaku, yang dapat diterapkan melalui media pembelajaran yang memberikan umpan balik langsung, seperti kuis dan permainan edukatif.
-Humanisme: Menekankan pada kebutuhan individu dan pengalaman personal. Media yang memberikan ruang bagi ekspresi diri, seperti blog atau platform kreatif, lebih diutamakan.2. Landasan Teoritis
-Teori Belajar Multimedia: Teori ini menyatakan bahwa kombinasi teks, gambar, dan suara dapat meningkatkan pemahaman dan retensi informasi. Oleh karena itu, pemilihan media yang mengintegrasikan berbagai format menjadi penting.
-Teori Kognitif: Menyatakan bahwa pengolahan informasi lebih efektif jika disajikan secara terstruktur. Media yang memfasilitasi organisasi informasi, seperti peta konsep digital, sering digunakan.3. Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital
-Integrasi Teknologi: Penggunaan LMS (Learning Management System) yang mendukung berbagai jenis media, memungkinkan pengajar untuk memilih alat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
-Pembelajaran Personal: Dengan adanya data analitik, pendidik dapat menyesuaikan media yang digunakan berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar siswa.
-Aksesibilitas: Media digital mempermudah akses bagi siswa di berbagai lokasi, menciptakan peluang belajar yang lebih inklusif.
2.
Sebagai balasan ASRINA WATI

Re: Diskusi Bersama

oleh ASRINA WATI -
2. Dalam situasi dengan ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa strategi. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil beserta contoh kasus nyata:
1.StrategiMemanfaatkan Sumber Daya Lokal:
-Contoh: Di sebuah desa di Indonesia, guru menggunakan bahan-bahan alam, seperti daun dan batu, untuk membuat model pembelajaran sains. Dengan cara ini, siswa dapat belajar tentang ekosistem secara langsung tanpa perlu perangkat teknologi.
2.Penggunaan Media Cetak:
-Contoh: Seorang guru di sekolah dasar mengembangkan buku kerja dan lembar aktivitas yang mengandung berbagai permainan dan soal. Buku ini dapat digunakan tanpa membutuhkan perangkat elektronik, memastikan siswa tetap aktif belajar.
3.Pembelajaran Kolaboratif:
-Contoh: Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru di SMP mengorganisir kelompok belajar di mana siswa saling berbagi pengetahuan dan materi yang mereka miliki. Hal ini mendorong interaksi dan pemahaman yang lebih baik di antara siswa.
4.Pembelajaran Berbasis Proyek:
-Contoh: Seorang guru seni di sekolah menengah memanfaatkan barang bekas untuk proyek seni. Siswa membuat karya seni dari bahan yang mudah dijangkau, sehingga mengurangi ketergantungan pada teknologi.
5.Pendekatan Blended Learning dengan Minimal Teknologi:
Contoh: Di sekolah dengan akses internet yang terbatas, seorang guru menggunakan kombinasi pembelajaran tatap muka dan pembelajaran mandiri dengan modul cetak yang dirancang khusus. Siswa belajar secara mandiri di rumah menggunakan modul yang telah disiapkan.
3.
Sebagai balasan ASRINA WATI

Re: Diskusi Bersama

oleh ASRINA WATI -
3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Berikut adalah beberapa situasi tersebut, bersama dengan landasan dan prinsip pemilihan media yang diterapkan, serta cara mempertanggungjawabkan keputusan ini secara ilmiah.
1. Situasi di Mana Media Tradisional Lebih Efektif
a. Keterbatasan Akses Teknologi:
-Di daerah terpencil atau komunitas dengan keterbatasan akses internet, media cetak seperti buku teks atau lembar kerja dapat lebih efektif karena semua siswa dapat mengaksesnya tanpa kendala teknologi.
b. Pembelajaran Kinestetik:
-Dalam konteks pembelajaran yang memerlukan keterlibatan fisik, seperti seni atau prakarya, penggunaan bahan dan alat fisik (media tradisional) dapat lebih mendukung proses pembelajaran dibandingkan dengan representasi digital.
c. Ketergantungan pada Proses Kognitif Dasar:
-Dalam pembelajaran dasar, seperti membaca dan menulis, penggunaan buku cetak dan alat tulis sering kali lebih efektif untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dan pemahaman dasar.
2. Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
a. Teori Belajar Kognitif:
-Teori ini menunjukkan bahwa media tradisional dapat lebih efektif dalam membantu siswa menginternalisasi informasi melalui proses pembelajaran yang lebih sederhana dan tidak terganggu oleh distraksi digital.
b. Prinsip Kesesuaian Media:
-Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam situasi di mana interaksi langsung dan pengalaman fisik lebih penting, media tradisional lebih relevan.
c. Prinsip Keterlibatan Emosional:
-Media tradisional seperti diskusi kelompok atau presentasi tatap muka dapat lebih menciptakan ikatan emosional, yang berdampak positif pada motivasi dan keterlibatan siswa.
3. Pertanggungjawaban Secara Ilmiah
-Penelitian: Banyak studi menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis pengalaman, yang sering melibatkan media tradisional, meningkatkan retensi informasi. Penelitian oleh Mayer (2005) mengenai teori belajar multimedia menekankan bahwa media yang lebih sederhana dapat meningkatkan pemahaman ketika siswa berfokus pada materi.
-Evaluasi Kinerja: Hasil evaluasi siswa yang menggunakan media tradisional dalam konteks tertentu sering kali menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan media digital, terutama di lingkungan di mana akses dan keterampilan digital terbatas.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh DIFA PRIANI -
1.Landasan filosofis dan implikasinya mempengaruhi pemilihan media pembelajaran dengan menentukan pendekatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Misalnya, filsafat konstruktivisme yang mendorong penggunaan media interaktif yang memungkinkan siswa membangun pengetahuan mereka sendiri, sementara humanisme menekankan media yang mendukung personalisasi dan pengembangan diri. Teori belajar, seperti behaviorisme atau kognitivisme, juga memandu apakah media yang dipilih lebih fokus pada pengulangan, pemrosesan informasi, atau kolaborasi.
Dalam konteks pendidikan digital, hal ini diterapkan melalui penggunaan platform interaktif, alat pembelajaran yang dipersonalisasi (misalnya pembelajaran berbasis AI), dan kolaborasi online yang mendukung keterlibatan siswa dan akses luas terhadap pengetahuan.
2.Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran dengan memanfaatkan sumber daya sederhana seperti modul cetak, media tradisional (radio atau TV pendidikan), dan metode pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan lingkungan sekitar. Guru juga dapat mengadakan tatap muka terbatas atau memanfaatkan teknologi sederhana seperti pesan teks atau WhatsApp untuk mengirim tugas dan materi.
Contoh kasus di Indonesia: Selama pandemi di daerah pedesaan Jawa Tengah, guru menggunakan radio pendidikan untuk menyampaikan materi pelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran dari rumah dan mengerjakan tugas melalui modul cetak yang diumumkan sebelumnya. Guru kemudian memberikan bimbingan melalui pertemuan terbatas atau komunikasi melalui telepon. Pendekatan ini memungkinkan kualitas pembelajaran tetap terjaga meskipun akses teknologi digital terbatas.
3.Ya, ada situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern, seperti di daerah dengan akses teknologi terbatas atau dalam pengajaran langsung yang memerlukan interaksi fisik, seperti seni, keterampilan motorik, atau praktik laboratorium. Media tradisional seperti buku cetak, alat peraga fisik, dan pemaksaan secara langsung dapat memberikan pengalaman yang lebih konkret dan kontekstual dalam beberapa jenis pembelajaran.
Landasan dan prinsip pemilihan media berdasarkan teori kognitivisme atau behaviorisme sering kali diterapkan, di mana media tradisional lebih tepat untuk meningkatkan fokus, pemahaman mendalam, dan keterlibatan aktif tanpa gangguan digital. Keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa media fisik dapat meningkatkan retensi informasi, terutama dalam pembelajaran yang memerlukan konsentrasi tinggi atau keterampilan praktis.
Ini menegaskan bahwa pemilihan media harus selalu sesuai dengan konteks dan kebutuhan pembelajaran, bukan semata-mata tergantung pada ketersediaan teknologi terbaru.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh HASMA YUNINGSIH -
1. Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran didasarkan pada pendekatan konstruktivisme, behaviorisme, dan kognitivisme. Konstruktivisme menekankan pentingnya peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan, sehingga media dipilih yang memungkinkan interaksi dan eksplorasi, seperti simulasi atau aplikasi interaktif. Behaviorisme lebih menekankan penguatan melalui latihan dan umpan balik, sehingga cocok menggunakan media seperti modul digital atau kuis online. Kognitivisme fokus pada cara siswa memproses informasi, sehingga media yang dipilih harus memfasilitasi penyajian informasi secara terstruktur, seperti video tutorial atau infografis.
Dalam konteks pendidikan digital saat ini, filosofi ini diterapkan melalui pemilihan platform e-learning, aplikasi mobile, video pembelajaran, dan game edukatif yang menggabungkan interaktivitas, aksesibilitas, dan keterlibatan pengguna. Teknologi ini dirancang untuk mendukung cara belajar yang berbeda, memungkinkan personalisasi pembelajaran, serta akses yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan cara memanfaatkan sumber daya lokal dan media sederhana yang tetap mendukung tujuan pembelajaran. Fokusnya adalah memilih media yang mampu menyampaikan materi dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa, meskipun teknologi canggih tidak tersedia.

Contoh Kasus Nyata:
Di daerah pedesaan yang memiliki akses internet terbatas, seorang guru matematika ingin mengajarkan konsep geometri kepada siswanya. Tanpa perangkat digital atau proyektor, guru tersebut memanfaatkan alat-alat sederhana seperti kertas karton, gunting, dan penggaris untuk membuat bentuk-bentuk geometri. Guru kemudian menggunakan papan tulis untuk menjelaskan konsep dan meminta siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat bentuk-bentuk tersebut secara manual.
3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern. Ini biasanya terjadi dalam konteks di mana interaksi tatap muka langsung, pembelajaran konkret, dan pendekatan yang lebih sederhana sangat dibutuhkan. Berikut adalah beberapa situasi tersebut diantaranya adalah:
a. Pembelajaran Anak Usia Dini: Pada anak usia dini, media seperti buku bergambar, alat peraga fisik, dan permainan tradisional lebih efektif karena mereka membutuhkan interaksi langsung, pengalaman sensorik, dan stimulasi motorik kasar dan halus.
b.Keterbatasan Infrastruktur Teknologi: Di daerah yang tidak memiliki akses internet stabil atau listrik yang memadai, penggunaan media tradisional seperti papan tulis, buku cetak, dan alat peraga manual lebih tepat.
c. Materi yang Membutuhkan Diskusi Intensif: Dalam mata pelajaran seperti filsafat atau sastra, diskusi langsung antara guru dan siswa seringkali lebih bermakna dan mendalam daripada diskusi online. Dalam situasi ini, penggunaan buku cetak dan papan tulis untuk mendukung diskusi dapat mendorong partisipasi yang lebih aktif dan mendalam.
Prinsip Pemilihan Media:
a. Relevansi dan Efektivitas: Media dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan materi dan kemampuan mencapai tujuan pembelajaran, seperti alat peraga untuk pembelajaran konkret.
b. Aksesibilitas: Memilih media yang dapat diakses oleh semua siswa memastikan kesetaraan belajar.
c. Kesederhanaan: Media sederhana, seperti buku cetak, lebih tepat jika teknologi digital tidak tersedia atau terlalu rumit.
Keputusan ini didukung oleh teori kognitivisme dan konstruktivisme, yang menekankan pentingnya pengalaman langsung dan konkret dalam membangun pengetahuan. Penelitian menunjukkan bahwa alat peraga fisik atau buku cetak dapat membantu pemahaman siswa pada konsep yang abstrak, karena mereka dapat melihat dan menyentuh objek secara langsung, memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh EKA ANGRAINI -
1.) Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran berperan penting dalam membentuk pendekatan, metode, dan alat yang digunakan dalam proses pengajaran. Filosofi ini memengaruhi bagaimana guru memandang tujuan pendidikan, peran siswa, dan cara terbaik untuk menyampaikan pengetahuan. Dalam konteks pendidikan digital, landasan filosofis ini berfungsi sebagai panduan untuk memilih teknologi yang sesuai, agar pembelajaran tetap relevan, inklusif, dan efektif.

2). Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat menggunakan kreativitas dan pemilihan media alternatif untuk tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang efektif. Prinsip dasarnya adalah memahami tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan sumber daya. Guru dapat memilih media yang sesuai dengan konteks tersebut, seperti media cetak, alat peraga sederhana, atau metode tatap muka.
Contoh Kasus Nyata:
- Di sekolah dasar di daerah pedesaan seperti di desa saya ketersediaan teknologi seperti proyektor, komputer, atau internet sangat terbatas. Jadi guru menghadapi tantangan ketika harus mengajarkan pelajaran yang membutuhkan teknologi seperti komputer dan infocus untuk menampilkan konsep fotosintesis. Untuk mengatasi hal ini, guru menggunakan tanaman hidup di kelas dan mengajak siswa untuk mengamati proses fotosintesis secara langsung. Siswa dapat melihat daun tanaman yang menyerap cahaya matahari, akar tanaman yang menyerap air, dan proses pertumbuhan tanaman.

3). Ya, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dalam beberapa situasi, seperti untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interaksi langsung.
Dalam memilih media pembelajaran, dapat mempertimbangkan beberapa hal berikut:

-Tujuan pembelajaran: Pilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
-Sasaran: Pastikan media pembelajaran cocok dengan sasaran pembelajaran.
-Relevansi: Media pembelajaran harus relevan dengan materi yang diajarkan.
-Praktis: Pilih media pembelajaran yang praktis dan luwes.
-Kemampuan guru dan siswa: Pertimbangkan kemampuan guru dan siswa dalam menggunakan media pembelajaran.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh WA ODE SAFNA -
1. Pemilihan media pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa landasan filosofis dan teoritis, antara lain:
a. Konstruktivisme mengedepankan pengalaman belajar yang aktif. Media harus mendorong interaksi dan kolaborasi.
b. Behaviorisme berfokus pada pengulangan dan reinforcement. Media harus mampu memberikan umpan balik yang jelas.
c. Kognitivisme mempertimbangkan proses berpikir. Media yang dipilih harus mampu mendukung pemahaman dan penyimpanan informasi.

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, media pembelajaran seperti video interaktif, platform e-learning, dan aplikasi edukasi digunakan untuk mendukung prinsip-prinsip ini, memberikan akses mudah ke sumber belajar dan memfasilitasi pembelajaran personal.

2. Keterbatasan Teknologi dan Pemenuhan Kualitas Pembelajaran dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru masih dapat memenuhi prosedur pemilihan media dengan cara menggunakan Media Tradisional seperti papan tulis, buku, dan poster yang dapat membantu menyampaikan materi dengan efektif. Integrasi Media Low-Tech Misalnya, menggunakan alat peraga sederhana atau mengorganisir diskusi kelompok untuk meningkatkan interaksi. Pemanfaatan Sumber Daya yang ada seperti menggunakan ruang kelas sebagai media pembelajaran dengan aktivitas fisik.
Contoh Kasus di sekolah dengan akses internet terbatas, seorang guru menggunakan buku teks dan alat peraga fisik untuk mengajarkan konsep sains. Dia juga mengadakan diskusi kelompok untuk merangsang pemikiran kritis tanpa bergantung pada teknologi.

3. Media Pembelajaran Tradisional vs. Digital Modern
Ada situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif, seperti pembelajaran untuk anak usia dini anak-anak mungkin lebih terlibat dengan buku cerita fisik dibandingkan e-book, karena mereka dapat merasakan dan berinteraksi secara langsung dengan media. Kelas dengan fokus pada keterampilan praktis seperti seni atau kerajinan tangan, di mana pengalaman langsung lebih berarti daripada instruksi digital.

Landasan dan prinsip pemilihan media yaitu Teori Multimodal Mempertimbangkan berbagai cara belajar siswa. Media tradisional dapat mendukung pengalaman belajar kinestetik. Konteks Sosial dan Budaya memahami kebutuhan siswa dan konteks tempat mereka belajar dapat memandu pemilihan media. Keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan merujuk pada penelitian yang menunjukkan efektivitas metode tertentu dalam konteks yang spesifik, serta dengan mempertimbangkan teori pembelajaran yang relevan. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di usia dini lebih baik belajar melalui interaksi langsung dengan materi fisik.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh SITI NABILA NAILY -
1.Landasan filosofis seperti konstruktivisme dan behaviorisme mempengaruhi pemilihan media pembelajaran dengan menentukan pendekatan yang digunakan—baik berfokus pada pembelajaran aktif (media interaktif) atau stimulus-respons (tutorial otomatis). Landasan teoritis seperti teori kognitif multimedia dan teori pemrosesan informasi membantu memilih media yang sesuai dengan cara siswa memproses informasi, seperti video interaktif dan peta konsep digital.

2.ChatGPT

Anda bilang:
Bagaimana landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini?
ChatGPT bilang:
ChatGPT
Landasan filosofis dan teoritis sangat mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, terutama dalam konteks pendidikan digital. Berikut penjelasan lebih detailnya:

1. Landasan Filosofis
Filosofi pendidikan seperti konstruktivisme, behaviorisme, humanisme, dan kognitivisme memberikan kerangka dasar dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan metode pengajaran.

Konstruktivisme berfokus pada pembelajaran aktif, di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. Dalam konteks ini, media pembelajaran yang interaktif seperti simulasi, permainan edukatif, dan platform e-learning yang memungkinkan siswa belajar mandiri sering dipilih.
Behaviorisme menekankan pembelajaran berbasis stimulus-respons. Media pembelajaran seperti tutorial otomatis dan tes berbasis komputer yang memberikan umpan balik langsung cocok untuk pendekatan ini.
Humanisme mendorong pendekatan yang memusatkan pada siswa, dengan media yang mendukung pengembangan potensi diri dan keterlibatan emosional, seperti video pembelajaran yang personal dan platform kolaboratif.
Kognitivisme mengutamakan pemrosesan informasi dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. Media yang mendukung strukturisasi informasi seperti peta konsep digital dan simulasi berbasis kasus akan lebih dipilih.
2. Landasan Teoritis
Teori-teori pendidikan seperti teori pemrosesan informasi, teori kognitif multimedia, dan teori motivasi belajar membantu memahami bagaimana siswa memproses dan memahami informasi, sehingga dapat membantu memilih media yang mendukung proses tersebut.

Teori Pemrosesan Informasi menyarankan bahwa media yang terstruktur dan disesuaikan dengan kapasitas memori siswa, seperti video yang disegmentasi atau infografis, akan membantu siswa memproses informasi secara lebih efektif.
Teori Kognitif Multimedia (Mayer) menunjukkan bahwa media yang menggabungkan teks dan gambar (misalnya video interaktif) lebih efektif untuk memfasilitasi pemahaman yang mendalam, dengan syarat informasi yang diberikan tidak membebani kapasitas kognitif siswa.
Teori Motivasi seperti Self-Determination Theory mendorong penggunaan media yang memberikan otonomi, kompetensi, dan keterhubungan sosial, seperti platform e-learning yang memungkinkan personalisasi dan interaksi sosial.
3. Penerapan dalam Pendidikan Digital Saat Ini
Dalam konteks pendidikan digital, prinsip-prinsip filosofis dan teoritis ini diterapkan dalam beberapa cara:

Blended Learning: Menggabungkan pengajaran tatap muka dengan media digital sesuai dengan prinsip konstruktivisme dan teori kognitif multimedia, memungkinkan siswa belajar melalui berbagai sumber dan format.
Pembelajaran Berbasis Masalah: Media digital seperti simulasi dan permainan edukasi digunakan untuk meniru situasi dunia nyata, mendukung filosofi konstruktivisme di mana siswa belajar dengan memecahkan masalah secara kolaboratif.
Adaptasi Pembelajaran: Dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), platform pembelajaran digital dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa secara individual, mendukung prinsip humanisme dan teori motivasi.
Penggunaan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR): Ini memfasilitasi pembelajaran yang imersif dan interaktif, yang selaras dengan teori kognitif multimedia dan konstruktivisme.
Secara keseluruhan, keputusan dalam memilih media pembelajaran didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang bagaimana siswa belajar, tujuan pengajaran, serta media yang paling efektif untuk mendukung proses tersebut dalam lingkungan digital yang dinamis.







Anda bilang:
Bagaimana landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini jelaskan sesingkat singkatnya
ChatGPT bilang:
ChatGPT
Landasan filosofis seperti konstruktivisme dan behaviorisme mempengaruhi pemilihan media pembelajaran dengan menentukan pendekatan yang digunakan—baik berfokus pada pembelajaran aktif (media interaktif) atau stimulus-respons (tutorial otomatis). Landasan teoritis seperti teori kognitif multimedia dan teori pemrosesan informasi membantu memilih media yang sesuai dengan cara siswa memproses informasi, seperti video interaktif dan peta konsep digital.

Dalam pendidikan digital saat ini, prinsip-prinsip ini diterapkan melalui blended learning, simulasi, AI untuk personalisasi pembelajaran, dan teknologi seperti AR/VR untuk pembelajaran imersif.







Anda bilang:
Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus nyata jelaskan sesingkat singkatnya
ChatGPT bilang:
ChatGPT
Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat memilih media pembelajaran yang sederhana namun efektif dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti bahan cetak, papan tulis, atau alat peraga fisik. Kunci utamanya adalah menyesuaikan media dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa, serta tetap mempertimbangkan teori pembelajaran.

Contoh nyata: Di sekolah pedesaan dengan akses terbatas ke teknologi digital, seorang guru menggunakan kombinasi buku teks, gambar poster, dan diskusi kelompok. Meskipun tanpa perangkat digital, ia tetap menerapkan prinsip konstruktivisme dengan mendorong siswa untuk aktif berdiskusi dan menyusun pemahaman mereka sendiri melalui alat peraga fisik dan interaksi tatap muka. Ini memastikan pembelajaran tetap berkualitas meskipun teknologi terbatas.

3.ChatGPT

Anda bilang:
Bagaimana landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini?
ChatGPT bilang:
ChatGPT
Landasan filosofis dan teoritis sangat mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, terutama dalam konteks pendidikan digital. Berikut penjelasan lebih detailnya:

1. Landasan Filosofis
Filosofi pendidikan seperti konstruktivisme, behaviorisme, humanisme, dan kognitivisme memberikan kerangka dasar dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan metode pengajaran.

Konstruktivisme berfokus pada pembelajaran aktif, di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. Dalam konteks ini, media pembelajaran yang interaktif seperti simulasi, permainan edukatif, dan platform e-learning yang memungkinkan siswa belajar mandiri sering dipilih.
Behaviorisme menekankan pembelajaran berbasis stimulus-respons. Media pembelajaran seperti tutorial otomatis dan tes berbasis komputer yang memberikan umpan balik langsung cocok untuk pendekatan ini.
Humanisme mendorong pendekatan yang memusatkan pada siswa, dengan media yang mendukung pengembangan potensi diri dan keterlibatan emosional, seperti video pembelajaran yang personal dan platform kolaboratif.
Kognitivisme mengutamakan pemrosesan informasi dan pengembangan keterampilan berpikir kritis. Media yang mendukung strukturisasi informasi seperti peta konsep digital dan simulasi berbasis kasus akan lebih dipilih.
2. Landasan Teoritis
Teori-teori pendidikan seperti teori pemrosesan informasi, teori kognitif multimedia, dan teori motivasi belajar membantu memahami bagaimana siswa memproses dan memahami informasi, sehingga dapat membantu memilih media yang mendukung proses tersebut.

Teori Pemrosesan Informasi menyarankan bahwa media yang terstruktur dan disesuaikan dengan kapasitas memori siswa, seperti video yang disegmentasi atau infografis, akan membantu siswa memproses informasi secara lebih efektif.
Teori Kognitif Multimedia (Mayer) menunjukkan bahwa media yang menggabungkan teks dan gambar (misalnya video interaktif) lebih efektif untuk memfasilitasi pemahaman yang mendalam, dengan syarat informasi yang diberikan tidak membebani kapasitas kognitif siswa.
Teori Motivasi seperti Self-Determination Theory mendorong penggunaan media yang memberikan otonomi, kompetensi, dan keterhubungan sosial, seperti platform e-learning yang memungkinkan personalisasi dan interaksi sosial.
3. Penerapan dalam Pendidikan Digital Saat Ini
Dalam konteks pendidikan digital, prinsip-prinsip filosofis dan teoritis ini diterapkan dalam beberapa cara:

Blended Learning: Menggabungkan pengajaran tatap muka dengan media digital sesuai dengan prinsip konstruktivisme dan teori kognitif multimedia, memungkinkan siswa belajar melalui berbagai sumber dan format.
Pembelajaran Berbasis Masalah: Media digital seperti simulasi dan permainan edukasi digunakan untuk meniru situasi dunia nyata, mendukung filosofi konstruktivisme di mana siswa belajar dengan memecahkan masalah secara kolaboratif.
Adaptasi Pembelajaran: Dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), platform pembelajaran digital dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa secara individual, mendukung prinsip humanisme dan teori motivasi.
Penggunaan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR): Ini memfasilitasi pembelajaran yang imersif dan interaktif, yang selaras dengan teori kognitif multimedia dan konstruktivisme.
Secara keseluruhan, keputusan dalam memilih media pembelajaran didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang bagaimana siswa belajar, tujuan pengajaran, serta media yang paling efektif untuk mendukung proses tersebut dalam lingkungan digital yang dinamis.







Anda bilang:
Bagaimana landasan filosofis dan teoritis mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini jelaskan sesingkat singkatnya
ChatGPT bilang:
ChatGPT
Landasan filosofis seperti konstruktivisme dan behaviorisme mempengaruhi pemilihan media pembelajaran dengan menentukan pendekatan yang digunakan—baik berfokus pada pembelajaran aktif (media interaktif) atau stimulus-respons (tutorial otomatis). Landasan teoritis seperti teori kognitif multimedia dan teori pemrosesan informasi membantu memilih media yang sesuai dengan cara siswa memproses informasi, seperti video interaktif dan peta konsep digital.

Dalam pendidikan digital saat ini, prinsip-prinsip ini diterapkan melalui blended learning, simulasi, AI untuk personalisasi pembelajaran, dan teknologi seperti AR/VR untuk pembelajaran imersif.







Anda bilang:
Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus nyata jelaskan sesingkat singkatnya
ChatGPT bilang:
ChatGPT
Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat memilih media pembelajaran yang sederhana namun efektif dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, seperti bahan cetak, papan tulis, atau alat peraga fisik. Kunci utamanya adalah menyesuaikan media dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa, serta tetap mempertimbangkan teori pembelajaran.

Contoh nyata: Di sekolah pedesaan dengan akses terbatas ke teknologi digital, seorang guru menggunakan kombinasi buku teks, gambar poster, dan diskusi kelompok. Meskipun tanpa perangkat digital, ia tetap menerapkan prinsip konstruktivisme dengan mendorong siswa untuk aktif berdiskusi dan menyusun pemahaman mereka sendiri melalui alat peraga fisik dan interaksi tatap muka. Ini memastikan pembelajaran tetap berkualitas meskipun teknologi terbatas.







Anda bilang:
Apakah ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern? Bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi ini, dan bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah jelaskan sesingkat singkatnya
ChatGPT bilang:
ChatGPT
Ya, media pembelajaran tradisional lebih efektif dalam situasi di mana keterlibatan fisik atau pengalaman langsung diperlukan, seperti dalam pembelajaran keterampilan motorik atau seni. Misalnya, alat peraga fisik atau eksperimen langsung di laboratorium memberikan pengalaman taktil yang lebih mendalam dibanding simulasi digital.

Prinsip pemilihan media, seperti teori pemrosesan informasi dan kognitivisme, diterapkan dengan memilih media yang paling sesuai untuk memfasilitasi pemahaman melalui pengalaman nyata. Keputusan ini dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran langsung atau fisik lebih efektif dalam mendukung keterampilan praktis dan pembelajaran sensorimotor.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh KURNIA KURNIA -
1. Landasan filosofis dan teoritis dapat mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran dengan cara:
Landasan filosofis
Landasan filosofis berkaitan dengan hakikat pendidikan dan filsafat. Landasan filosofis berpendapat bahwa dengan adanya berbagai media pembelajaran, siswa dapat memilih media yang lebih sesuai dengan karakteristiknya.
Landasan empiris
Landasan empiris menyatakan bahwa peserta didik akan mendapatkan keuntungan yang signifikan jika belajar menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya.
Landasan teknologi
Landasan teknologi berkaitan dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi yang dapat memberikan kemudahan dalam dunia pendidikan
Selain landasan filosofis dan teoritis, ada beberapa faktor lain yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu: Kompetensi Dasar (KD), Tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, Sifat dari materi yang akan diajarkan, Tingkat kemampuan peserta didik, Potensi yang berbeda-beda pada setiap peserta didik.
Dalam konteks pendidikan digital saat ini, penerapan teknologi dan metode baru sangat penting. Beberapa cara penerapannya meliputi:
-Pembelajaran Daring, Platform seperti Zoom, Google Classroom, dan Moodle memungkinkan interaksi langsung antara pengajar dan siswa, meskipun secara virtual.
-Sumber Daya Interaktif dalam Penggunaan video, simulasi, dan kuis interaktif membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif.
2. Iya, ada situasi di mana media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan media pembelajaran modern. Berikut beberapa contohnya:
-Keterbatasan Akses Teknologi, Di daerah yang minim akses internet atau perangkat digital, media tradisional seperti buku, papan tulis, dan poster lebih mudah diakses dan digunakan.
-Pembelajaran Praktis, Dalam beberapa mata pelajaran, seperti seni atau kerajinan tangan, penggunaan alat dan bahan fisik memungkinkan siswa untuk belajar secara langsung dan lebih mendalam.
-Interaksi Sosial, Media tradisional seringkali mendorong interaksi tatap muka antara guru dan siswa, yang bisa meningkatkan keterlibatan dan komunikasi.
Contoh kasus nyata
PENGARUH MEDIA INTERNET TERHADAP HASIL BELAJAR MURID KELAS VI SDN SUNGGUMINASA V
1. Bahwa ada pengaruh media Internet terhadap hasil belajar murid kelas VI SDN Sungguminasa V Kecamatan Somba Upo Kecamatan Gowa, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil angket, diketahui bahwa r hasil lebih tinggi dari pada r tabel pada taraf kepercayaan 5% yaitu rxy>rt (0.365>0,278),sedangkan pada taraf kepercayaan 1% rxy>rt (0.365>0,361). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara media Internet terhadap hasil belajar murid. Pengaruh media Internet terhadap hasil belajar murid sebesar 12.96% dan nilai rxy=0.365 apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara sederhana dengan
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks kolerasi r product moment, dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa meningkat atau menurunnya hasil belajar murid salah satu pengaruhnya adalah media Internet, Maka semakin tinggi tingkat permainan anak maka semakin rendah pencapain tingkat hasil belajarnya.
3.iya,ada situasi di mana media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan media pembelajaran modern. Beberapa di antaranya adalah:
1.Keterbatasan Akses Teknologi, Di daerah yang kurang akses terhadap internet atau perangkat digital, media tradisional seperti buku atau papan tulis tetap menjadi sumber informasi yang lebih dapat diandalkan.
2.Pembelajaran Praktis: Dalam situasi yang memerlukan interaksi fisik, seperti praktik seni atau olahraga, media tradisional sering kali lebih efektif karena memungkinkan pengalaman langsung.
3.Keterlibatan Emosional, Media tradisional, seperti cerita lisan atau buku cetak, dapat menciptakan pengalaman yang lebih mendalam secara emosional, membantu siswa lebih terhubung dengan materi.
Landasan dan prinsip pemilihan media yaitu:
Media dan metode yang sesuai karakteristik siswa untuk mengoptimalkan kapekaan sensori siswa dan hasil temuan tenatng sebagaian besar guru tidak tertarik dan tidak mau menggunakan penilian autentik atau penilian berbasisi kinerja.
-Prinsip Efektif dan Efesien 
Media yang telah memenuhi aspek efektiftas da efesien ini akan meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar dan mendukung pencapaian dalam pembelajaran.Materi ini di sampaikanmelalui media ini juga akan lebih mudah diserap anak didik
-Prinsip Taraf Berpikir Siswa
Media ini hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar,yakni berupa saran yang dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik.
Untuk mempertangung ajwabkan keputusan dalam pengunaan media pembelajaran secara ilmiah yaitu :
-Kajian literatur,lakukan tinjauan pustakan untuk mencari penelitian sebelumnya yang mendukung efektiftas media pembelajaran.
-melakukan rancang pemelitian yang jelas dengan meteodologi yang tepat misalnyaa,menggunakan metode kuasai-eksperimen untuk menguji efektiftas media pembelajaran
-Diskusikan hasil konteks lileratur yang ada,serta sampaikan impilikasi praktisnya.media tersebut dapat meningkatkan pembelajaran dan rekomendasi untuk pengunaan  media tersebut.
 
 
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh MELINDA MEDI -
1. Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran di Era Digital

Pemilihan media pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan bergantung pada berbagai faktor, termasuk landasan filosofis dan teoritis yang mendasari proses pembelajaran. Landasan ini memberikan kerangka berpikir yang memandu guru dalam menentukan media yang paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, khususnya dalam konteks pendidikan digital saat ini.

Landasan Filosofis

Landasan filosofis memberikan perspektif tentang tujuan pendidikan dan peran media dalam mencapai tujuan tersebut. Beberapa aliran filsafat pendidikan yang relevan dengan pemilihan media pembelajaran meliputi:
- Filsafat Progresivisme: Menekankan pentingnya pengalaman belajar yang aktif dan berpusat pada siswa. Dalam konteks ini, media pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk membantu siswa menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Media digital seperti simulasi, game edukatif, dan platform pembelajaran online mendukung pendekatan ini dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar.
- Filsafat Konstruktivisme: Berpendapat bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan dan pengalaman. Media digital seperti platform pembelajaran online dan media sosial edukatif memfasilitasi interaksi antar siswa dan antara siswa dengan guru, sehingga memungkinkan mereka untuk berkolaborasi dan membangun pengetahuan bersama.
- Filsafat Humanisme: Menekankan pentingnya pengembangan potensi manusia secara utuh, termasuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Media digital seperti video edukatif, animasi, dan virtual reality dapat merangsang kreativitas, imajinasi, dan kemampuan berpikir kritis siswa, mendukung pengembangan potensi manusia secara menyeluruh.

Landasan Teoritis

Landasan teoritis memberikan kerangka kerja yang lebih spesifik tentang bagaimana media pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa teori yang relevan meliputi:
- Teori Belajar: Teori belajar seperti Teori Kognitif (menekankan proses berpikir dan pemahaman), Teori Behaviorisme (menekankan peran stimulus dan respons), dan Teori Konstruktivisme (menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan) memberikan panduan tentang bagaimana media pembelajaran dapat dirancang dan digunakan untuk memfasilitasi proses belajar. Media digital seperti simulasi, game edukatif, dan platform pembelajaran online dapat dirancang dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip dari teori-teori ini untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
- Teori Komunikasi: Teori komunikasi seperti Teori Gatekeeping (menekankan peran media dalam menyaring informasi) dan Teori Agenda Setting (menekankan pengaruh media dalam menentukan isu-isu yang menjadi perhatian publik) dapat membantu guru memahami bagaimana media pembelajaran digital dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi pemahaman siswa. Platform pembelajaran online dan media sosial edukatif dapat digunakan untuk menyaring informasi yang relevan dan membangun agenda pembelajaran yang menarik minat siswa.
- Teori Media: Teori media seperti Teori Media Richness (menekankan pentingnya memilih media yang sesuai dengan kompleksitas informasi yang disampaikan) dan Teori Diffusion of Innovations (menekankan proses adopsi dan penyebaran teknologi baru) dapat membantu guru memilih media digital yang paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teori Media Richness dapat membantu guru memilih media digital yang sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran, sementara Teori Diffusion of Innovations dapat membantu guru memahami bagaimana siswa beradaptasi dengan teknologi baru.

Berikut Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital :

Pendidikan digital telah mengubah lanskap pembelajaran dengan menghadirkan berbagai media pembelajaran digital yang inovatif. Landasan filosofis dan teoritis yang telah dibahas di atas tetap relevan dalam konteks ini.
- Pengalaman Belajar Aktif: Platform pembelajaran online seperti Khan Academy, Coursera, dan EdX memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan mengakses materi pelajaran yang sesuai dengan minat mereka. Game edukatif seperti Minecraft dan SimCity dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan membantu mereka mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
- Konstruksi Pengetahuan: Platform pembelajaran online dan media sosial edukatif seperti Twitter dan Facebook dapat memfasilitasi interaksi antar siswa dan antara siswa dengan guru, sehingga memungkinkan mereka untuk berkolaborasi dan membangun pengetahuan bersama. Siswa dapat berbagi ide, mengajukan pertanyaan, dan berdiskusi tentang materi pelajaran melalui platform ini.
- Pengembangan Potensi Manusia: Media digital seperti video edukatif, animasi, dan virtual reality dapat merangsang kreativitas, imajinasi, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Video edukatif dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang kompleks, sementara animasi dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Virtual reality dapat memberikan pengalaman belajar yang imersif dan membantu siswa belajar tentang berbagai topik dengan cara yang lebih realistis.

2. Dalam situasi keterbatasan teknologi, guru tetap dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip fleksibilitas, kreativitas, dan pemanfaatan sumber daya lokal.

Prinsip-prinsip Pemilihan Media dalam Keterbatasan Teknologi:
1. Fleksibilitas: Guru harus mampu beradaptasi dengan keterbatasan teknologi dan memilih media yang dapat diakses dengan mudah.
2. Kreativitas: Guru perlu berpikir kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan media pembelajaran yang menarik dan efektif.
3. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Guru dapat memanfaatkan sumber daya lokal seperti alam, budaya, dan kearifan lokal sebagai media pembelajaran.

Guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran dengan menerapkan beberapa prinsip dan strategi. Berikut adalah beberapa poin penting:
1. Memahami Prinsip-Prinsip Pemilihan Media:
- Tujuan Pembelajaran: Media yang dipilih harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
- Karakteristik Siswa: Pertimbangkan tingkat perkembangan, minat, dan gaya belajar siswa. Media yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Ketersediaan Akses: Perhatikan ketersediaan akses terhadap media, baik dari segi teknologi, bahan, maupun dana.
- Konteks Pembelajaran: Media yang dipilih harus sesuai dengan konteks pembelajaran, seperti lingkungan belajar, waktu, dan budaya.

2. Mengadaptasi Prosedur Pemilihan:
- Fleksibilitas: Guru harus mampu beradaptasi dengan keterbatasan teknologi dan memilih media yang dapat diakses dengan mudah.
- Kreativitas: Guru perlu berpikir kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan media pembelajaran yang menarik dan efektif.
- Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Guru dapat memanfaatkan sumber daya lokal seperti alam, budaya, dan kearifan lokal sebagai media pembelajaran.

3. Strategi Alternatif:
- Media Tradisional: Media tradisional seperti buku teks, gambar, dan kartu flash masih memiliki peran penting dalam beberapa situasi. [1]
- Media Sederhana: Guru dapat membuat media pembelajaran sederhana seperti kartu flash, poster, dan model 3D menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat.
- Kolaborasi dan Berbagi Sumber Daya: Guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk berbagi sumber daya dan ide-ide kreatif.

Contoh Kasus Nyata:

Guru di daerah terpencil dengan akses internet terbatas:
- Tujuan Pembelajaran: Mempelajari siklus hidup kupu-kupu.
- Keterbatasan: Akses internet terbatas, tidak ada komputer atau proyektor.
- Strategi:
- Membuat media pembelajaran sederhana: Guru dapat membuat model siklus hidup kupu-kupu menggunakan kertas, karton, dan cat.
- Menggunakan sumber daya lokal: Guru dapat mengajak siswa untuk mengamati kupu-kupu di kebun sekolah atau di sekitar lingkungan rumah.
- Bercerita dan diskusi: Guru dapat menceritakan kisah tentang siklus hidup kupu-kupu dan mengajak siswa berdiskusi tentang apa yang mereka amati.

Pilihan Media:
- Model 3D siklus hidup kupu-kupu: Membantu siswa memvisualisasikan proses metamorfosis kupu-kupu.
- Gambar kupu-kupu: Membantu siswa mengenali jenis-jenis kupu-kupu.
- Kertas dan pensil: Untuk menggambar dan menulis catatan tentang pengamatan.
- Alam: Sebagai sumber belajar langsung tentang siklus hidup kupu-kupu.

3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Meskipun teknologi digital menawarkan banyak keunggulan, media tradisional tetap memiliki peran penting dalam beberapa konteks.

Situasi di mana Media Tradisional Lebih Efektif:
- Pembelajaran Konsep Dasar: Media tradisional seperti buku teks dan gambar masih lebih efektif untuk mempelajari konsep-konsep dasar atau untuk kegiatan membaca dan menulis. Media digital mungkin terlalu kompleks atau penuh dengan gangguan untuk pembelajaran awal.
- Keterampilan Praktis: Media tradisional seperti demonstrasi dan simulasi sederhana dapat lebih efektif untuk mempelajari keterampilan praktis. Keterampilan seperti menggambar, melukis, atau melakukan eksperimen sederhana mungkin lebih mudah dipelajari melalui metode tradisional.
- Keterbatasan Akses Teknologi: Di daerah dengan akses internet terbatas atau kurangnya perangkat digital, media tradisional menjadi pilihan yang lebih praktis.
- Membangun Keterampilan Motorik Halus: Kegiatan seperti menulis tangan, mewarnai, atau membuat kerajinan tangan dapat lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan motorik halus, yang mungkin tidak selalu terpenuhi melalui media digital.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media:
- Tujuan Pembelajaran: Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jika tujuannya adalah untuk membangun pemahaman konsep dasar, media tradisional mungkin lebih tepat.
- Karakteristik Siswa: Media yang dipilih harus sesuai dengan tingkat perkembangan, minat, dan gaya belajar siswa. Jika siswa lebih suka pembelajaran yang lebih konkret dan interaktif, media tradisional seperti model 3D atau permainan tradisional mungkin lebih efektif.
- Ketersediaan Sumber Daya: Media yang dipilih harus sesuai dengan sumber daya yang tersedia, baik dalam hal teknologi, bahan, maupun dana. Jika sumber daya teknologi terbatas, media tradisional menjadi pilihan yang lebih realistis.
- Konteks Pembelajaran: Media yang dipilih harus sesuai dengan konteks pembelajaran, seperti lingkungan belajar, waktu, dan budaya. Media tradisional mungkin lebih sesuai dengan budaya lokal atau lingkungan belajar tertentu.

Pertanggungjawaban Ilmiah:
Keputusan pemilihan media pembelajaran harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Guru dapat menggunakan berbagai metode penelitian untuk mengevaluasi efektivitas media yang dipilih, seperti:
- Penelitian Tindakan Kelas: Guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas untuk melihat pengaruh media tradisional terhadap hasil belajar siswa.
- Penelitian Kuantitatif: Guru dapat melakukan penelitian kuantitatif untuk membandingkan efektivitas media tradisional dan digital dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
- Observasi dan Dokumentasi: Guru dapat melakukan observasi dan dokumentasi untuk melihat bagaimana siswa berinteraksi dengan media tradisional dan bagaimana media tersebut membantu mereka dalam belajar.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh WA ODE NONING RESMANTIA -
1.Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran berfokus pada pemahaman mendalam tentang bagaimana media dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Terdapat beberapa implikasi filosofis yang penting dalam konteks ini:
1.Peran Guru
Filosofi pendidikan menekankan bahwa kemampuan guru dalam menggunakan dan mengembangkan media harus terus ditingkatkan. Jika guru tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan media, maka mereka akan mengalami kemandegan dalam mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan media harus mempertimbangkan kemampuan guru untuk menggunakannya secara efektif
2.Kebutuhan Peserta Didik. Setiap peserta didik memiliki potensi dan cara belajar yang unik. Media pembelajaran yang variatif dapat membantu mengakomodasi perbedaan ini, sehingga pembelajaran menjadi lebih kaya dan menyenangkan. Dengan demikian, pemilihan media harus mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
3.Inovasi dan Pengembangan
Dalam konteks pendidikan, penting untuk terus melakukan inovasi dan pengembangan media pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsip bahwa manusia adalah makhluk yang mampu mengembangkan alat dan instrumen untuk meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu, pemilihan media harus mencakup aspek inovatif yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, penerapan landasan filosofis ini dapat dilihat dalam beberapa cara:

1.Penggunaan Media Digital
Pendidik harus mampu menggunakan media digital yang modern, seperti platform pembelajaran online, video interaktif, dan aplikasi edukasi, untuk menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan interaktif.
2.FleksibilitasPembelajaran
Media digital memungkinkan pembelajaran dilakukan kapan saja dan di mana saja, memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi peserta didik. Ini sangat penting dalam situasi seperti pandemi, di mana pembelajaran tatap muka tidak memungkinkan.
3.Interaktivitas dan Keterlibatan
Media digital dapat meningkatkan interaktivitas dalam pembelajaran, memungkinkan peserta didik untuk terlibat lebih aktif dalam proses belajar. Ini dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar mereka.

Dengan demikian, landasan filosofis dan implikasinya sangat mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, terutama dalam konteks pendidikan digital yang terus berkembang.
2.Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru masih dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa strategi yang kreatif dan inovatif. beberapa langkah yang dapat diambil, disertai dengan contoh kasus nyata:

1.Menggunakan Media Sederhana.
Guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang sederhana dan mudah diakses, seperti papan tulis, kertas, dan alat peraga fisik. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, guru dapat menggunakan benda-benda sehari-hari seperti batu, koin, atau alat peraga buatan sendiri untuk menjelaskan konsep bilangan atau operasi matematika.
-Contoh Kasus:
Di sebuah sekolah dasar di daerah pedesaan, guru menggunakan biji-bijian untuk mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan. Dengan cara ini, siswa dapat melihat dan merasakan langsung proses belajar, meskipun tidak ada akses ke teknologi digital.
2.Pembelajaran Berbasis Proyek.
Guru dapat merancang proyek yang melibatkan siswa dalam kegiatan praktis yang relevan dengan materi pelajaran. Ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang lebih kontekstual.
-Contoh Kasus:
Di sebuah sekolah menengah, guru sains mengadakan proyek di mana siswa harus membuat model ekosistem menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka, seperti botol bekas, tanah, dan tanaman. Proyek ini tidak memerlukan teknologi canggih tetapi tetap memberikan pengalaman belajar yang mendalam.
3.Diskusi dan Kolaborasi. Mengadakan diskusi kelompok atau sesi tanya jawab dapat menjadi cara yang efektif untuk menggantikan penggunaan media digital. Ini memungkinkan siswa untuk berbagi ide dan belajar dari satu sama lain.
-Contoh Kasus:
Dalam kelas sejarah, guru mengorganisir diskusi kelompok tentang peristiwa sejarah tertentu. Siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diminta untuk mendiskusikan pandangan mereka, kemudian menyampaikan hasil diskusi kepada kelas. Ini menciptakan suasana belajar yang interaktif tanpa memerlukan teknologi.
4.Menggunakan Sumber Daya Lokal.
Guru dapat memanfaatkan sumber daya lokal, seperti perpustakaan, museum, atau bahkan kunjungan lapangan, untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya.
Contoh Kasus:
Di sebuah sekolah di kota kecil, guru mengatur kunjungan ke museum lokal untuk mempelajari sejarah daerah tersebut. Meskipun tidak ada akses ke teknologi, pengalaman langsung ini memberikan wawasan yang berharga bagi siswa.
3.Ya, dalam situasi tertentu, media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif dibandingkan media digital modern. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas media pembelajaran meliputi konteks pembelajaran, karakteristik siswa, dan tujuan pembelajaran. Berikut adalah penjelasan mengenai landasan dan prinsip pemilihan media serta bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah:
Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif
1.eterbatasan Akses Teknologi Di daerah dengan akses internet yang terbatas atau infrastruktur teknologi yang kurang memadai, media tradisional seperti buku teks, papan tulis, dan alat peraga fisik dapat lebih efektif. Misalnya, di daerah pedesaan, siswa mungkin tidak memiliki akses ke perangkat digital, sehingga penggunaan buku dan alat peraga fisik menjadi pilihan yang lebih realistis.
2.Kebutuhan Pembelajaran Kinestetik
Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik mungkin lebih baik terlibat dengan media tradisional yang memungkinkan mereka untuk berinteraksi secara fisik dengan materi. Misalnya, menggunakan alat peraga fisik dalam pembelajaran sains dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik.
3.Konteks Sosial dan Budaya Dalam beberapa budaya, pembelajaran berbasis interaksi langsung dan diskusi kelompok lebih dihargai daripada pembelajaran digital. Media tradisional yang mendukung interaksi sosial, seperti diskusi kelas atau permainan peran, dapat lebih sesuai dengan nilai-nilai budaya setempat.

2.Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
1.Landasan Teoritis
Pemilihan media harus didasarkan pada teori pembelajaran yang relevan. Misalnya, teori konstruktivisme menekankan pentingnya pengalaman langsung dan interaksi sosial dalam proses belajar. Media tradisional yang mendukung interaksi ini dapat lebih efektif dalam konteks tertentu.
2.Kriteria Pemilihan Media
Kriteria pemilihan media harus mencakup:
1.Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran
Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan keterampilan praktis, maka alat peraga fisik atau simulasi dapat lebih efektif.
3.Kondisi Peserta Didik.
Mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti gaya belajar, latar belakang, dan kebutuhan khusus. Media yang lebih sederhana dan langsung dapat lebih mudah dipahami oleh siswa dengan latar belakang yang beragam.
4.Prinsip Efektivitas
Media yang dipilih harus mampu menarik perhatian siswa, memfasilitasi pemahaman, dan meningkatkan motivasi belajar. Media tradisional yang interaktif, seperti papan tulis dan diskusi kelompok, dapat memenuhi prinsip ini dengan baik.

3.Pertanggungjawaban Secara Ilmiah
Keputusan untuk menggunakan media pembelajaran tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui:

1.Penelitian Empiris
Studi yang menunjukkan efektivitas media tradisional dalam konteks tertentu dapat memberikan bukti yang kuat. Misalnya, penelitian yang menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan alat peraga fisik menunjukkan pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan media digital.
2.Teori Pembelajaran
Mengacu pada teori-teori pembelajaran yang mendukung penggunaan media tradisional, seperti teori belajar sosial Bandura yang menekankan pentingnya observasi dan interaksi sosial dalam pembelajaran.

3.Evaluasi dan Umpan Balik
Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa setelah menggunakan media tradisional dan membandingkannya dengan hasil belajar menggunakan media digital. Umpan balik dari siswa dan guru juga dapat memberikan wawasan tentang efektivitas media yang digunakan.
Dengan demikian, dalam situasi tertentu, media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif, dan keputusan untuk menggunakannya dapat didasarkan pada landasan teoritis, kriteria pemilihan yang tepat, serta bukti empiris yang mendukung.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh FITRI WAHYUNINGSI -
1. Landasan filosofis dan teoritis sangat berperan dalam keputusan pemilihan media pembelajaran karena mereka menentukan pendekatan yang diambil dalam menyampaikan materi pendidikan. Dalam konteks pendidikan digital, dua aspek ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bagaimana teknologi digunakan secara efektif untuk mendukung proses belajar-mengajar. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana landasan filosofis dan teoritis memengaruhi keputusan pemilihan media pembelajaran serta aplikasinya dalam pendidikan digital saat ini:

1. Landasan Filosofis
Empirisme: Dalam pendekatan empiris, pembelajaran didasarkan pada pengalaman langsung dan observasi. Media pembelajaran yang dipilih cenderung yang mendukung pembelajaran interaktif, seperti simulasi virtual, eksperimen digital, dan alat pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Filosofi ini sering diterapkan dalam penggunaan teknologi augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) yang memungkinkan siswa mengalami situasi nyata secara virtual.
Konstruktivisme: Filosofi konstruktivis menganggap bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan interaksi dengan lingkungan. Dalam konteks digital, ini diterapkan dengan menggunakan media pembelajaran yang memungkinkan kolaborasi dan eksplorasi, seperti forum online, platform pembelajaran daring interaktif, dan alat berbasis proyek (project-based learning tools).
Behaviorisme: Menekankan pada pengulangan dan reinforcement, media yang digunakan dalam filosofi behaviorisme sering kali berupa kuis interaktif, modul otomatis, atau program pembelajaran yang memberikan umpan balik langsung dan penilaian otomatis untuk memperkuat perilaku yang diinginkan.

2. Landasan Teoritis
Teori Belajar Kognitif: Berdasarkan teori ini, media pembelajaran yang dipilih harus memperhitungkan bagaimana siswa memproses informasi. Contohnya, multimedia yang menggabungkan teks, gambar, dan audio dalam pembelajaran digital sering digunakan untuk membantu pemahaman siswa dengan berbagai gaya belajar. Alat-alat seperti video interaktif atau infografik dinilai efektif untuk menyampaikan informasi kompleks.
Teori Belajar Sosial (Vygotsky): Teori ini menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Dalam pendidikan digital, media seperti platform diskusi daring, kelas virtual, dan alat kolaboratif (misalnya Google Docs) dipilih karena memungkinkan interaksi antara siswa dan guru, serta antara sesama siswa.
Teori Motivasi: Teori motivasi seperti teori kebutuhan Maslow atau teori motivasi intrinsik dan ekstrinsik mempengaruhi pemilihan media yang bisa memicu motivasi belajar siswa. Gamifikasi, misalnya, sering digunakan dalam pembelajaran digital untuk meningkatkan motivasi melalui elemen permainan, pencapaian, dan tantangan yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.

3. Penerapan dalam Pendidikan Digital Saat Ini
Pendidikan digital memberikan kebebasan untuk memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan filosofi pendidikan tertentu. Misalnya, platform pembelajaran daring (LMS) seperti Moodle atau Google Classroom memungkinkan pendekatan konstruktivis dengan fitur-fitur kolaboratifnya. Sementara itu, aplikasi mobile yang memberikan latihan mandiri dengan feedback otomatis lebih sesuai untuk pendekatan behavioris.

Selain itu, penggunaan media digital seperti podcast, video pembelajaran, dan infografik memungkinkan penerapan teori kognitif, di mana informasi dipresentasikan secara multimedia untuk memfasilitasi retensi dan pemahaman yang lebih baik. Pendekatan blended learning juga menggabungkan elemen-elemen ini dengan pendidikan tatap muka, menciptakan lingkungan belajar yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, landasan filosofis dan teoritis ini tidak hanya membantu dalam pemilihan media yang tepat, tetapi juga memastikan bahwa media tersebut digunakan untuk mendukung proses belajar yang efektif sesuai dengan tujuan pendidikan dan karakteristik siswa.

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru masih dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang mendukung efektivitas pembelajaran, tanpa harus sepenuhnya bergantung pada teknologi canggih. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk memastikan kualitas pembelajaran tetap terjaga, meskipun teknologi yang tersedia terbatas. Berikut ini beberapa pendekatan yang dapat diterapkan:

1. Pemanfaatan Media Pembelajaran yang Tersedia dan Sederhana
Guru dapat menggunakan media yang sederhana namun tetap efektif, seperti papan tulis, kertas, gambar, dan materi cetak. Prosedur pemilihan media masih dapat dilakukan dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan sumber daya yang tersedia. Contohnya:

Papan tulis masih merupakan media yang sangat fleksibel. Dengan memanfaatkannya secara maksimal, guru dapat menyampaikan ide-ide utama, membuat peta konsep, atau diagram yang membantu visualisasi konsep sulit.
Materi cetak seperti buku, lembar kerja, dan poster dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran. Meskipun tidak berbasis teknologi digital, materi ini dapat dipilih dengan hati-hati agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Menggunakan Pendekatan Kolaboratif dan Diskusi
Dalam lingkungan dengan teknologi terbatas, metode pembelajaran kolaboratif atau diskusi kelompok dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Diskusi memungkinkan siswa belajar dari satu sama lain dan memproses informasi secara lebih mendalam melalui interaksi sosial, sesuai dengan teori konstruktivis dan teori belajar sosial.

Contoh Kasus: Di banyak sekolah pedesaan di Indonesia yang tidak memiliki akses internet atau komputer, guru mengatur kelas dengan format diskusi kelompok. Misalnya, dalam pelajaran ilmu sosial, guru dapat meminta siswa berdiskusi tentang isu-isu lingkungan lokal dan mencari solusi bersama. Siswa dapat mempresentasikan temuan mereka menggunakan poster atau gambar yang mereka buat sendiri.

3. Memanfaatkan Teknologi Sederhana Secara Kreatif
Jika terdapat akses ke teknologi yang sangat terbatas, misalnya hanya tersedia satu komputer atau proyektor, guru dapat mengoptimalkan penggunaan perangkat tersebut untuk seluruh kelas. Guru bisa menggunakan materi digital atau presentasi secara bergantian dalam kelompok atau seluruh kelas.

Contoh Kasus: Di sekolah pedesaan di India, beberapa sekolah hanya memiliki satu komputer yang terhubung ke proyektor. Guru menggunakan komputer tersebut untuk memutar video edukatif atau presentasi PowerPoint untuk seluruh kelas. Setelah itu, sesi diskusi dan kerja kelompok dilakukan untuk membahas materi yang baru saja ditampilkan. Dengan demikian, teknologi terbatas dapat diintegrasikan tanpa mengorbankan pengalaman belajar interaktif.

4. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
Guru dapat mengalihkan fokus dari penggunaan teknologi tinggi ke pemanfaatan metode pembelajaran yang berorientasi pada masalah nyata. Dalam metode ini, siswa diberikan masalah dunia nyata untuk dipecahkan, yang membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kolaboratif tanpa memerlukan teknologi yang rumit.

Contoh Kasus: Dalam situasi ketersediaan teknologi terbatas di sekolah-sekolah di Afrika Sub-Sahara, guru menggunakan pendekatan Problem-Based Learning dengan meminta siswa memecahkan masalah kesehatan lokal. Siswa diorganisir dalam kelompok untuk meneliti masalah menggunakan sumber daya lokal seperti wawancara dengan ahli setempat, pengamatan lapangan, atau bahan bacaan sederhana. Mereka kemudian mempresentasikan solusi mereka secara kreatif melalui drama, gambar, atau laporan tertulis.

5. Penggunaan Metode Mengajar Multi-Sensorial
Tanpa dukungan teknologi, guru masih dapat memilih media yang menggabungkan pendekatan multi-sensory untuk menjaga keterlibatan siswa. Pembelajaran yang melibatkan panca indera—seperti penggunaan materi fisik (benda nyata), musik, permainan edukatif, atau eksperimen sederhana—dapat menggantikan kehadiran teknologi digital dan memberikan pengalaman belajar yang mendalam.

Contoh Kasus: Di sekolah-sekolah tanpa akses komputer di daerah terpencil di Amerika Latin, guru sering menggunakan metode pembelajaran aktif, seperti role-playing atau drama dalam pelajaran bahasa. Siswa diajak untuk bermain peran dalam situasi sosial tertentu untuk mempraktikkan keterampilan berbicara dan menyimak. Ini memungkinkan siswa belajar secara interaktif meski tidak ada teknologi canggih.

6. Menyesuaikan dengan Kebutuhan Siswa
Guru juga dapat memilih media yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa berdasarkan kemampuan mereka. Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, penggunaan visual, contoh konkrit, dan interaksi langsung dengan guru dan teman-teman sangat membantu. Bahkan tanpa teknologi canggih, metode pengajaran yang dipersonalisasi tetap dapat diterapkan untuk memastikan semua siswa terlibat dan mendapatkan manfaat dari pembelajaran.

Contoh Kasus: Di daerah terpencil di Nepal, guru membuat alat peraga fisik dari bahan-bahan lokal untuk membantu siswa memahami konsep matematika. Misalnya, guru membuat manipulatif dari batu dan kayu untuk menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan. Alat peraga ini membantu siswa yang lebih suka belajar secara kinestetik, sehingga pembelajaran lebih efektif tanpa teknologi digital.
Kesimpulan:
Meskipun ketersediaan teknologi terbatas, guru tetap dapat mengikuti prosedur pemilihan media yang efektif dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan sumber daya lokal. Media sederhana seperti materi cetak, diskusi kelompok, manipulatif fisik, dan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat dipilih tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran. Aplikasi kreatif dalam situasi nyata menunjukkan bahwa keterbatasan teknologi tidak harus menjadi hambatan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas.

3. Ya, ada beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern, tergantung pada konteks dan tujuan pembelajaran. Berikut adalah beberapa situasi dan alasan mengapa media tradisional masih relevan:

1. Pembelajaran Taktis dan Kinestetik
Media pembelajaran tradisional seperti buku fisik, manipulatif (alat bantu konkret), atau alat peraga sering lebih efektif untuk pembelajaran yang melibatkan keterampilan kinestetik atau taktil. Misalnya, di bidang-bidang seperti matematika atau sains, alat-alat peraga (seperti alat ukur fisik atau model 3D) memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dan memahami konsep secara konkret.

Landasan: Pembelajaran taktil memungkinkan siswa untuk memahami konsep yang abstrak dengan menyentuh atau mengamati secara langsung, yang sesuai dengan teori pembelajaran multi-indrawi (multi-sensory learning) yang menekankan pentingnya pengalaman nyata dalam memfasilitasi pemahaman.

2. Pembelajaran Berbasis Diskusi atau Interaksi Sosial
Dalam beberapa situasi, media pembelajaran tradisional seperti diskusi kelompok tatap muka atau penggunaan papan tulis lebih mendukung interaksi sosial yang mendalam dan komunikasi langsung antara siswa dan guru. Pembelajaran berbasis diskusi memerlukan kontak sosial yang intens, yang kadang lebih efektif dilakukan tanpa gangguan teknologi digital.

Landasan: Menurut teori pembelajaran sosial Vygotsky, interaksi sosial adalah kunci dalam pengembangan kognitif, di mana pembelajaran terbaik terjadi melalui dialog dan interaksi dengan orang lain.

3. Keterbatasan Akses Teknologi
Di lingkungan dengan akses terbatas ke teknologi atau konektivitas internet yang tidak memadai, penggunaan media pembelajaran tradisional seperti buku cetak dan bahan fisik mungkin lebih praktis dan efisien. Misalnya, di daerah terpencil atau wilayah yang kurang berkembang, buku cetak masih menjadi alat utama untuk penyampaian pengetahuan.

Landasan: Prinsip keadilan dan aksesibilitas dalam pendidikan menekankan pentingnya memilih media yang dapat diakses oleh semua siswa. Ketika teknologi digital tidak tersedia atau tidak terjangkau, media tradisional menjadi alternatif yang lebih inklusif.

4. Pengurangan Beban Kognitif
Dalam beberapa kasus, media digital dengan banyak fitur interaktif dan visual yang kaya dapat menyebabkan beban kognitif yang berlebihan bagi siswa. Media tradisional seperti buku cetak atau tulisan tangan mungkin lebih sesuai untuk jenis pembelajaran yang membutuhkan fokus dan kedalaman pemahaman, seperti membaca teks yang panjang atau melakukan analisis mendalam.

Landasan: Teori beban kognitif (Cognitive Load Theory) menggarisbawahi pentingnya menjaga keseimbangan antara informasi yang diproses oleh siswa dan kapasitas kognitif mereka. Media yang terlalu "kaya" dapat membebani memori kerja siswa dan mengurangi efektivitas pembelajaran.

Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Dalam memilih media, ada beberapa prinsip yang diterapkan:

Keselarasan dengan Tujuan Pembelajaran: Media dipilih berdasarkan apakah mereka membantu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Media tradisional dipilih ketika mereka lebih efektif dalam menyampaikan konsep-konsep tertentu yang membutuhkan interaksi langsung atau kedalaman pemahaman.

Konteks Belajar dan Keterjangkauan: Media dipilih berdasarkan ketersediaan sumber daya, aksesibilitas, dan kondisi lingkungan. Jika teknologi tidak tersedia atau tidak dapat digunakan dengan baik, media tradisional mungkin menjadi pilihan yang lebih baik.

Preferensi Belajar Siswa: Media juga dipilih dengan mempertimbangkan gaya belajar siswa. Beberapa siswa mungkin lebih responsif terhadap media visual atau kinestetik yang disediakan oleh alat bantu fisik daripada konten digital.

Minimalkan Beban Kognitif: Memilih media yang memudahkan proses pembelajaran dan tidak memberikan beban mental berlebih, terutama untuk materi yang kompleks, menjadi alasan penting dalam memilih media tradisional dibandingkan media digital.

Pertanggungjawaban Ilmiah
Keputusan untuk memilih media tradisional didasarkan pada penelitian-penelitian dalam psikologi pendidikan dan teori pembelajaran. Penggunaan media tradisional dapat didukung oleh data empiris yang menunjukkan efektivitasnya dalam konteks tertentu, terutama dalam situasi di mana keterlibatan fisik, interaksi sosial langsung, atau pembatasan akses teknologi menjadi pertimbangan penting.

Contoh penelitian yang mendukung pilihan media tradisional termasuk studi tentang beban kognitif, teori pembelajaran multi-indrawi, dan pembelajaran sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa media yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas belajar.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh WULANDARI RUSLAN -
1.Landasan filosofis dan teoritis sangat mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran. Berikut adalah beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan:
a. Landasan Filosofis
-Konstruktivisme yaitu Dalam pandangan ini, pembelajaran dilihat sebagai proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri. Media pembelajaran yang interaktif, seperti simulasi dan permainan, sangat sesuai karena mendukung eksplorasi dan penemuan.
- Behaviorisme yaitu Pendekatan ini berfokus pada penguatan dan pengulangan. Media yang menyediakan latihan berulang, seperti kuis online, dapat efektif dalam memperkuat pembelajaran.
-Humanisme yaitu Pendekatan ini menekankan pentingnya pengalaman pribadi dan pengembangan diri. Media yang memungkinkan refleksi, seperti blog atau forum diskusi, dapat membantu siswa dalam proses ini.
b. Landasan Teoritis
Teori Belajar Multimedia yaitu menurut Mayer, penggunaan multimedia dapat meningkatkan pemahaman dan retensi. Pemilihan media yang menggabungkan teks, gambar, dan video dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Teori Kognitif yaitu Teori ini menekankan pentingnya pengolahan informasi. Media yang menyajikan informasi dengan cara yang terstruktur dan mudah dipahami, seperti infografis, dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang kompleks.
c.Penerapan Dalam Pendidikan Digital
-Pemilihan Media yaitu Dalam konteks pendidikan digital, pemilihan media harus mempertimbangkan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. Misalnya, penggunaan platform e-learning yang mendukung pembelajaran kolaboratif akan lebih efektif dalam konteks konstruktivisme.
-Integrasi Teknologi yaitu Penggunaan alat seperti Learning Management Systems (LMS) memungkinkan pengelolaan konten dan interaksi yang lebih baik. Hal ini mendukung pendekatan teoritis yang dipilih.
-Evaluasi dan Umpan Balik yaitu Media pembelajaran digital memungkinkan evaluasi yang lebih fleksibel dan umpan balik instan, yang sangat penting dalam pendekatan behavioris
-Aksesibilitas dan Inklusi yaitu Pendidikan digital dapat menjangkau siswa dengan berbagai latar belakang dan kebutuhan, memungkinkan penerapan filosofi humanisme yang menekankan pada pengembangan individu.
2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, seorang guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara kreatif dan tetap berfokus pada kualitas pembelajaran.
- Identifikasi Tujuan Pembelajaran, dimana Guru perlu memahami dengan jelas tujuan pembelajaran sebelum memilih media. Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah siswa mampu memahami konsep dasar matematika seperti penjumlahan atau pengurangan, guru harus memilih media yang dapat mendukung pemahaman tersebut secara efektif tanpa bergantung pada teknologi tinggi.
Contoh Kasus Nyata:
Di sebuah sekolah pedesaan dengan akses terbatas ke perangkat digital, seorang guru matematika menggunakan benda-benda fisik seperti biji kacang atau batu kerikil untuk membantu siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Guru juga membuat poster besar dari kertas daur ulang untuk menjelaskan tahapan perhitungan secara visual. Ini menggantikan peran teknologi canggih tetapi tetap membantu siswa memahami konsep.
- Manfaatkan Media Cetak dan Alat Sederhana yaitu Media cetak seperti buku, poster, dan gambar tangan adalah alternatif yang baik. Selain itu, guru dapat menggunakan alat-alat sederhana seperti papan tulis, kapur, atau alat peraga buatan sendiri.
Contoh Kasus Nyata:
Seorang guru biologi di daerah terpencil yang tidak memiliki akses ke proyektor menggunakan gambar yang digambar tangan untuk menjelaskan sistem peredaran darah manusia. Ia juga membuat model sederhana dari kertas dan plastik bekas untuk menunjukkan organ-organ tubuh manusia. Dengan media ini, siswa dapat tetap memahami materi dengan jelas.
- Pendekatan Kolaboratif yaitu Ketika media teknologi terbatas, pendekatan kolaboratif antara siswa dapat sangat efektif. Guru dapat memfasilitasi diskusi kelompok, permainan peran, atau eksperimen sederhana yang memanfaatkan lingkungan sekitar.
Contoh Kasus Nyata:
Dalam pelajaran sains di sekolah yang tidak memiliki laboratorium, seorang guru menggunakan eksperimen sederhana yang dapat dilakukan dengan bahan-bahan yang mudah ditemukan, seperti air, tanah, atau tanaman. Guru meminta siswa bekerja dalam kelompok untuk mengamati proses pertumbuhan tanaman dengan menggunakan media yang tersedia di sekitar sekolah, seperti pot bunga sederhana dari botol bekas.
-Kreativitas dalam Penggunaan Lingkungan Sekitar yaitu Lingkungan sekitar dapat menjadi sumber media pembelajaran yang sangat efektif. Alam dapat memberikan banyak pengalaman belajar langsung tanpa memerlukan alat teknologi modern.

Contoh Kasus Nyata:
Seorang guru geografi yang mengajar di daerah pedesaan mengajak siswanya keluar kelas untuk mempelajari peta wilayah sekitar. Mereka menggunakan lingkungan nyata untuk memahami letak geografis, arah mata angin, dan fenomena alam yang terjadi di sekitar mereka. Ini memberikan pengalaman belajar yang otentik dan relevan meskipun tanpa bantuan teknologi.
-Pengembangan Media Belajar Mandiri yaitu Guru juga dapat mengembangkan media pembelajaran sendiri seperti modul atau lembar kerja sederhana yang dapat digunakan siswa untuk belajar secara mandiri.
Contoh Kasus Nyata:
Di sebuah sekolah tanpa akses internet, seorang guru bahasa Indonesia membuat modul cetak berisi latihan menulis, membaca, dan pemahaman teks yang kemudian didistribusikan kepada siswa. Modul tersebut didesain agar siswa dapat mengerjakannya di rumah, dengan panduan langkah-langkah yang jelas untuk setiap tugas.
3. •Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif
-Keterbatasan Akses Teknologi yaitu Di daerah terpencil atau komunitas dengan akses internet yang sangat terbatas, media tradisional seperti buku teks, poster, dan alat peraga fisik dapat lebih mudah diakses oleh semua siswa.
-Kelas Kecil dan Pembelajaran Individual yaitu Dalam situasi di mana interaksi langsung dan perhatian personal lebih dibutuhkan, seperti dalam kelas kecil, metode tradisional seperti diskusi tatap muka dan penggunaan papan tulis dapat lebih efektif untuk membangun hubungan interpersonal.
-Pembelajaran Keterampilan Praktis yaitu Dalam bidang tertentu, seperti seni atau kerajinan tangan, pembelajaran langsung dengan alat dan bahan fisik seringkali lebih efektif dibandingkan instruksi digital. Misalnya, siswa seni mungkin lebih baik belajar teknik melukis langsung dengan kuas dan kanvas daripada melalui video.
-Keterlibatan Emosional yaitu Media tradisional seperti buku cerita atau drama di kelas dapat menciptakan pengalaman emosional yang lebih mendalam. Siswa sering merespons cerita dengan lebih baik ketika dibacakan secara langsung oleh guru.
•Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
-Konteks Pembelajaran yaitu Pemilihan media harus mempertimbangkan konteks siswa, termasuk latar belakang, kemampuan, dan akses. Dalam situasi di mana teknologi sulit diakses, media tradisional menjadi pilihan yang lebih logis.
-Tujuan Pembelajaran yaitu Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misalnya, jika tujuan adalah mengembangkan keterampilan praktis, alat peraga fisik lebih relevan dibandingkan dengan media digital.
-Keterlibatan dan Motivasi yaitu Media yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa, seperti kegiatan interaktif dengan alat peraga, bisa lebih efektif dalam menarik perhatian dan motivasi siswa.
-Prinsip Multimodalitas yaitu Penggunaan berbagai cara untuk menyampaikan informasi (visual, auditori, kinestetik) sering kali meningkatkan pemahaman. Media tradisional dapat memberikan pengalaman yang lebih beragam dalam konteks tertentu.
•Pertanggungjawaban Secara Ilmiah
Keputusan untuk menggunakan media tradisional dapat dipertanggungjawabkan dengan cara berikut:
-Penelitian dan Teori Pembelajaran:
Banyak penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang melibatkan interaksi langsung dan pengalaman praktis lebih efektif, terutama dalam konteks pembelajaran keterampilan. Teori Konstruktivisme, misalnya, menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam membangun pengetahuan.
-Evaluasi Efektivitas:
Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ketika menggunakan media tradisional dibandingkan dengan media digital dapat memberikan data empiris yang mendukung keputusan tersebut. Misalnya, hasil ujian, tingkat keterlibatan, dan umpan balik siswa dapat dianalisis.
-Konteks Sosial dan Budaya:
Penelitian tentang konteks sosial dan budaya siswa juga dapat mendukung keputusan untuk menggunakan media tradisional. Dalam budaya tertentu, interaksi langsung mungkin lebih dihargai dan lebih efektif.
Sebagai balasan WULANDARI RUSLAN

Re: Diskusi Bersama

oleh ZUL FIKRI -
1. Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran dalam konteks pendidikan tidak dapat dipisahkan dari landasan filosofis dan teoritis yang mendasarinya. Landasan ini mencakup berbagai pendekatan yang mempengaruhi cara guru dan pendidik memilih alat dan metode untuk menyampaikan materi kepada siswa.
Teori Belajar : Berbagai teori belajar, seperti Konstruktivisme, Behaviorisme, dan Kognitivisme, memberikan panduan tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana media dapat digunakan untuk mendukung proses tersebut. Misalnya, dalam pendekatan konstruktivis, media pembelajaran harus memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi aktif dengan konten.

Filosofi Pendidikan : Filosofi pendidikan seperti Pragmatisme, Idealisme, dan Realisme juga berperan penting. Dalam pragmatisme, pemilihan media harus mempertimbangkan relevansi praktisnya bagi kehidupan siswa. Sebaliknya, idealisme mungkin lebih ditekankan pada penggunaan media yang memperkaya pengalaman intelektual siswa.
Konteks Sosial dan Budaya : Keputusan dalam pemilihan media juga dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya di mana pendidikan berlangsung. Media yang dipilih harus sesuai dengan nilai-nilai budaya lokal serta kebutuhan spesifik dari komunitas tempat pendidikan itu berada.
Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital Saat Ini

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, penerapan landasan filosofis dan teoritis ini menjadi semakin kompleks namun juga lebih relevan. Berikut adalah beberapa cara penerapannya:

Integrasi Teknologi : Dengan kemajuan teknologi informasi, pemilihan media pembelajaran kini mencakup platform digital seperti Learning Management Systems (LMS), aplikasi mobile, dan sumber daya online lainnya. Pendidik perlu mempertimbangkan teori belajar ketika memilih platform ini; misalnya, LMS yang mendukung kolaborasi antar siswa akan lebih sesuai dengan pendekatan konstruktivis.
Aksesibilitas dan Inklusi : Dalam dunia digital, penting untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses ke media pembelajaran yang sama. Hal ini berkaitan dengan filosofi inklusif dalam pendidikan yang menekankan pada kesetaraan kesempatan bagi semua individu.

Evaluasi Efektivitas Media : Pendidik harus terus memancarkan efektivitas media pembelajaran yang digunakan berdasarkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip pragmatisme yang penekanan pada hasil nyata dari praktik pendidikan.
Pengembangan Konten Interaktif : Di era digital, pengembangan konten interaktif menjadi sangat penting untuk menarik perhatian siswa dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar-mengajar. Ini mencerminkan pemahaman kognitif tentang bagaimana manusia memproses informasi secara lebih efektif melalui pengalaman langsung.

Adaptasi terhadap Perubahan : Dengan cepatnya perubahan teknologi dan kebutuhan masyarakat, pendidik dituntut untuk fleksibel dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan terbaru serta kebutuhan siswa saat ini.
2. Dalam konteks pendidikan, pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Namun, dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru harus beradaptasi dan mencari cara untuk tetap memberikan pengalaman belajar yang berkualitas. Proses ini melibatkan beberapa langkah strategi yang dapat membantu guru dalam memilih media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas.
Langkah-langkah Pemilihan Media Pembelajaran
Identifikasi Tujuan Pembelajaran Langkah pertama adalah memahami dengan jelas apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran. Tujuan ini harus spesifik, terukur, dan relevan dengan kurikulum. Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep dasar matematika, maka media yang dipilih harus mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Analisis Ketersediaan Sumber Daya Guru perlu menganalisis sumber daya yang tersedia di lingkungan mereka. Ini termasuk tidak hanya perangkat teknologi tetapi juga bahan terbuka tradisional seperti buku teks, papan tulis, dan alat peraga fisik. Dengan memahami apa yang ada, guru dapat merencanakan penggunaan media secara lebih efektif.
Pilih Media yang Sesuai Setelah mengidentifikasi tujuan dan menganalisis sumber daya, guru dapat mulai memilih media pembelajaran. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, pilihan dapat mencakup:

Buku cetak
Alat peraga fisik (misalnya model atau diagram)
Diskusi kelompok
Presentasi lisan
Integrasi Metode Pembelajaran Aktif Untuk meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa meskipun menggunakan media tradisional, guru dapat menerapkan metode pembelajaran aktif seperti diskusi kelompok kecil atau proyek kolaboratif. Ini membantu siswa terlibat secara langsung dengan materi pelajaran.
Evaluasi dan Umpan Balik Setelah penerapan media pembelajaran, penting bagi guru untuk memancarkan efektivitasnya melalui umpan balik dari siswa serta hasil belajar mereka. Evaluasi ini akan memberikan wawasan tentang apakah media tersebut memenuhi kebutuhan pembelajaran atau perlu disesuaikan.

Contoh Kasus Nyata

Sebuah sekolah dasar di daerah pedesaan menghadapi tantangan besar terkait akses ke teknologi modern seperti komputer atau internet cepat. Meskipun demikian, para guru di sekolah tersebut berhasil menerapkan metode pengajaran inovatif dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Misalnya, dalam pelajaran sains tentang ekosistem lokal, seorang guru membawa siswa keluar ke taman sekolah untuk melakukan observasi langsung terhadap flora dan fauna di sekitar mereka. Siswa bagian menjadi kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk mencatat temuan mereka menggunakan catatan buku sederhana alih-alih perangkat digital.

Setelah kegiatan lapangan selesai, setiap kelompok kemudian mencerminkan hasil observasi mereka ke kelas menggunakan papan tulis untuk menggambar diagram ekosistem berdasarkan temuan mereka. Dengan cara ini, meskipun tanpa teknologi canggih, kualitas pembelajaran tetap terjaga melalui pengalaman langsung dan kolaborasi antar siswa.
3. Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif

Dalam konteks pendidikan, pemilihan media pembelajaran sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Meskipun media digital modern menawarkan banyak keuntungan, situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif. Berikut adalah beberapa situasi dan penjelasan ilmiah mengenai pemilihan media.

1. Keterlibatan Emosional dan Sosial

Media pembelajaran tradisional, seperti buku teks dan papan tulis, sering kali menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif secara sosial. Dalam kelas tatap muka, siswa dapat berinteraksi langsung dengan guru dan teman sekelas mereka. Penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa (Vygotsky, 1978). Keterlibatan emosional yang tinggi sering kali berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik terhadap materi pelajaran.
. Aksesibilitas dan Ketersediaan

Di beberapa daerah, akses ke teknologi digital mungkin terbatas. Dalam situasi ini, media pembelajaran tradisional seperti buku cetak atau alat peraga fisik menjadi pilihan yang lebih praktis dan efisien. Penelitian oleh Warschauer (2004) menunjukkan bahwa ketidaksetaraan dalam akses teknologi dapat menciptakan kesenjangan dalam pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan media tradisional memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar.
Pembelajaran Kinestetik

Untuk siswa yang lebih suka belajar melalui pengalaman langsung atau praktik fisik, media pembelajaran tradisional seperti alat peraga atau eksperimen laboratorium dapat lebih efektif dibandingkan dengan simulasi digital. Menurut teori pembelajaran kinestetik (Gardner, 1983), beberapa individu belajar lebih baik ketika mereka terlibat secara fisik dalam proses pembelajaran.

4. Fokus pada Dasar-Dasar

Media tradisional sering kali digunakan untuk mengajarkan dasar-dasar suatu subjek sebelum beralih ke konsep yang lebih kompleks menggunakan teknologi digital. Misalnya, dalam pengajaran matematika, memahami operasi dasar melalui latihan manual bisa menjadi fondasi yang kuat sebelum menggunakan perangkat lunak matematika canggih.
Pengurangan Distraksi

Media digital modern sering kali membawa gangguan tambahan seperti notifikasi dari aplikasi atau akses ke internet yang tidak terkait dengan materi pelajaran. Dalam konteks ini, penggunaan media tradisional membantu menjaga fokus siswa pada materi pelajaran tanpa gangguan eksternal.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media

Pemilihan media harus didasarkan pada prinsip-prinsip pedagogis yang relevan dengan tujuan pembelajaran:

Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran: Media harus dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan spesifik dari kurikulum.
Karakteristik Siswa: Mempertimbangkan gaya belajar siswa sangat penting; misalnya, siswa visual mungkin mendapatkan manfaat lebih dari grafik atau diagram.
Konteks Lingkungan Belajar: Lingkungan fisik dan sosial tempat pembelajaran berlangsung juga mempengaruhi efektivitas media.
Evaluasi Berkelanjutan: Penting untuk memastikan efektivitas media secara berkala untuk memastikan bahwa metode pengajaran tetap relevan dan efektif.
Keputusan untuk menggunakan media tertentu harus didukung oleh data empiris dari penelitian pendidikan serta analisis kebutuhan spesifik dari kelompok siswa tertentu.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh INDI SAPUTRI -
(1).Landasan filosofis dan teoritis dalam pemilihan media pembelajaran sangat penting karena mempengaruhi cara guru dan pendidik memahami proses belajar-mengajar. Berikut adalah beberapa poin kunci mengenai pengaruh tersebut dan penerapannya dalam konteks pendidikan digital saat ini:

Landasan Filosofis

1. Konstruktivisme Teori ini menekankan bahwa belajar adalah proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri. Dalam konteks ini, media pembelajaran harus interaktif dan memungkinkan eksplorasi, seperti simulasi dan platform pembelajaran daring yang memfasilitasi kolaborasi.

2. Behaviorisme Pendekatan ini berfokus pada perilaku yang dapat diamati. Media pembelajaran yang mendukung reinforcement, seperti kuis online dan gamifikasi, sangat efektif untuk memberikan umpan balik langsung kepada siswa.

3. Humanisme Menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, dengan menekankan pentingnya motivasi dan minat. Media pembelajaran yang bersifat personalisasi, seperti aplikasi pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu, menjadi sangat relevan.

Landasan Teoritis

1. Teori Belajar Multi-modal Mencakup berbagai gaya belajar siswa, seperti visual, auditori, dan kinestetik. Media pembelajaran harus beragam, termasuk video, podcast, dan alat peraga interaktif.

2. Teori Kognitif Menekankan pentingnya proses berpikir. Pemilihan media yang memfasilitasi pemahaman konsep, seperti diagram dan mind maps, menjadi sangat penting dalam pembelajaran digital.

Penerapan dalam Pendidikan Digital

1. Platform Pembelajaran Daring Penggunaan LMS (Learning Management Systems) yang mendukung berbagai jenis media, dari video hingga forum diskusi, sesuai dengan pendekatan filosofis yang dipilih.

2. Sumber Belajar Terbuka Memanfaatkan sumber daya terbuka dan konten digital yang dapat diakses secara luas untuk mendukung pembelajaran mandiri dan kolaboratif.

3. Penggunaan Teknologi Interaktif Seperti aplikasi AR/VR untuk menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan menarik, selaras dengan prinsip konstruktivisme.

4. Analisis Data dan Umpan Balik Memanfaatkan analitik dalam pendidikan untuk menilai efektivitas media pembelajaran dan menyesuaikannya dengan kebutuhan siswa.

Dengan mempertimbangkan landasan filosofis dan teoritis ini, pendidik dapat memilih media yang lebih tepat dan efektif dalam konteks digital, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
(2).Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru masih dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa strategi berikut:

Strategi Pemilihan Media Pembelajaran

1. Memanfaatkan Sumber Daya Lokal Menggunakan alat-alat sederhana seperti papan tulis, poster, dan buku teks yang ada di sekolah. Misalnya, guru dapat membuat poster interaktif yang menggambarkan konsep penting, sehingga siswa dapat berpartisipasi dalam diskusi.

2. Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Mengorganisir siswa dalam kelompok kecil untuk belajar bersama. Dengan cara ini, siswa dapat berbagi sumber daya yang ada, saling membantu, dan memanfaatkan kemampuan masing-masing. Contohnya, guru dapat mengadakan diskusi kelompok untuk membahas topik tertentu dan membuat presentasi dari hasil diskusi.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek Mengarahkan siswa untuk melakukan proyek yang berkaitan dengan materi ajar menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan. Misalnya, proyek sains di mana siswa menggunakan bahan bekas untuk membuat model atau eksperimen.

4. Penggunaan Media Cetak dan Buku Memaksimalkan penggunaan buku pelajaran dan bahan cetak lainnya. Guru bisa memberikan tugas membaca dan diskusi dari buku yang ada, sehingga siswa tetap terlibat secara aktif.

5. Kegiatan Luar Ruangan Mengorganisir pembelajaran di luar kelas, seperti kunjungan ke tempat-tempat yang relevan dengan materi. Contohnya, kunjungan ke museum atau taman untuk pelajaran sejarah atau sains.

Contoh Kasus Nyata

Kasus Sekolah Dasar di Daerah Terpencil

Di sebuah sekolah dasar di daerah terpencil, ketersediaan teknologi sangat terbatas. Guru menghadapi tantangan untuk mengajarkan sains tanpa akses ke laboratorium atau perangkat digital.

(3).Tentu, ada situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Beberapa faktor yang memengaruhi pemilihan ini meliputi konteks siswa, tujuan pembelajaran, dan karakteristik materi. Berikut adalah beberapa contoh dan penjelasannya:

Situasi di Mana Media Tradisional Lebih Efektif

1. Keterbatasan Akses Teknologi Di daerah dengan akses internet yang rendah atau perangkat digital yang terbatas, penggunaan buku teks, papan tulis, dan alat peraga fisik menjadi lebih praktis.

2. Kelas dengan Siswa dengan Berbagai Tingkat Kemampuan Media tradisional, seperti penjelasan lisan atau demonstrasi langsung, memungkinkan guru untuk menyesuaikan pendekatan mereka berdasarkan reaksi langsung dari siswa. Ini dapat meningkatkan pemahaman siswa yang mungkin kesulitan dengan media digital.

3. Pembelajaran Praktis dan Keterampilan Dalam pelajaran yang memerlukan praktik langsung, seperti seni atau keterampilan teknik, media tradisional seperti alat dan bahan fisik sangat penting. Misalnya, siswa belajar melukis atau membangun model menggunakan alat tradisional.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media

1. Prinsip Kesesuaian Pemilihan media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa. Jika siswa lebih nyaman dengan pembelajaran tatap muka dan interaksi langsung, media tradisional bisa lebih efektif.

2. Prinsip Keterlibatan Media yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa cenderung lebih efektif. Dalam beberapa kasus, interaksi langsung dengan guru dan teman sebaya melalui media tradisional dapat meningkatkan motivasi.

3. Prinsip Konteks Budaya Dalam lingkungan budaya tertentu, media tradisional mungkin lebih dihargai dan diterima oleh siswa dan orang tua, sehingga penggunaan media ini dapat meningkatkan partisipasi dan dukungan orang tua.

Pertanggungjawaban Secara Ilmiah

1. Teori Belajar Berdasarkan teori kognitif, siswa belajar lebih baik ketika mereka dapat berinteraksi langsung dengan materi. Pembelajaran berbasis pengalaman menggunakan media tradisional dapat mendukung proses ini.

2. Penelitian Empiris Studi menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan media tradisional dalam konteks tertentu (misalnya, kelas seni atau praktek lapangan) sering menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang menggunakan media digital.

3. Umpan Balik dan Observasi Observasi langsung di kelas dapat memberikan wawasan tentang efektivitas media. Misalnya, jika siswa menunjukkan keterlibatan dan pemahaman yang lebih baik selama sesi dengan media tradisional, ini bisa menjadi indikator keberhasilan.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh YULMIATI YULMIATI -
1. Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran bukanlah semata-mata berdasarkan tren atau ketersediaan teknologi. Keputusan ini dilandasi oleh pemikiran yang mendalam tentang tujuan pendidikan, bagaimana siswa belajar, dan peran teknologi dalam proses pembelajaran.
1) Landasan Filosofis
a. Pandangan tentang manusia: Bagaimana kita memandang siswa? Apakah mereka penerima pasif informasi atau pembangun pengetahuan aktif? Pandangan ini akan mempengaruhi pemilihan media yang lebih interaktif atau pasif.
b. Tujuan pendidikan: Apakah tujuan pendidikan hanya transfer pengetahuan atau juga pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi? Media yang dipilih harus mendukung tujuan tersebut.
c. Peran guru: Apakah guru sebagai pusat pembelajaran atau fasilitator? Jika guru sebagai fasilitator, media yang dipilih harus memungkinkan siswa belajar mandiri.
2) Landasan Teoritis:
a. Teori belajar: Teori-teori seperti konstruktivisme, kognitivisme, dan behaviorisme memberikan pandangan tentang bagaimana siswa belajar. Misalnya, jika kita menganut teori konstruktivisme, maka media yang dipilih harus memungkinkan siswa membangun pengetahuannya sendiri.
b. Teori komunikasi: Teori komunikasi menjelaskan bagaimana pesan disampaikan dan diterima. Ini penting untuk memilih media yang efektif menyampaikan pesan pembelajaran.
c. Teori media: Teori media seperti teori kehadiran sosial dan teori media kaya menjelaskan bagaimana media mempengaruhi interaksi sosial dan pembelajaran.
3) Penerapan dalam Pendidikan Digital
Dalam era digital, pilihan media pembelajaran sangat beragam. Namun, pemilihan media harus tetap berlandaskan filosofi dan teori pendidikan. Berikut beberapa contoh penerapannya:
a. Pembelajaran berbasis proyek: Konsep ini sejalan dengan konstruktivisme. Media digital seperti platform kolaborasi online dapat mendukung siswa dalam mengerjakan proyek secara bersama-sama dan membangun pengetahuannya.
b. Pembelajaran adaptif: Teknologi kecerdasan buatan memungkinkan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Ini sesuai dengan pandangan bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda.
c. Simulasi dan game: Media ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif, terutama untuk konsep yang abstrak.
d. Video pembelajaran: Video dapat menyajikan informasi secara visual dan audio, sehingga lebih mudah dipahami.
2. Menyiasati Keterbatasan Teknologi dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Meskipun teknologi digital menawarkan berbagai kemudahan, namun tidak semua sekolah atau daerah memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Dalam situasi seperti ini, guru perlu kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan ketersediaan sumber daya.
a. Prinsip-prinsip Dasar:
• Sesuaikan dengan tujuan pembelajaran: Media yang dipilih harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
• Perhatikan karakteristik peserta didik: Pertimbangkan usia, minat, dan gaya belajar siswa.
• Manfaatkan sumber daya yang ada: Optimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia, baik itu alat tulis, buku, alam sekitar, maupun teknologi sederhana.
• Kreativitas: Guru harus kreatif dalam mengadaptasi media yang ada atau menciptakan media pembelajaran sendiri.
b. Contoh Kasus Nyata:
Misalnya, seorang guru SD di daerah terpencil ingin mengajarkan konsep siklus air kepada siswa. Akses internet dan komputer sangat terbatas. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
• Media Alam:
- Eksperimen sederhana: Siswa dapat melakukan eksperimen sederhana dengan menggunakan gelas, tanah, air, dan plastik bening untuk mengamati proses penguapan dan kondensasi.
- Observasi lingkungan: Guru mengajak siswa mengamati siklus air di alam sekitar, seperti sungai, danau, atau tumbuhan.
• Media Visual:
- Gambar dan poster: Guru membuat gambar atau poster yang sederhana namun informatif tentang siklus air.
- Video sederhana: Jika ada ponsel dengan kamera, guru dapat membuat video singkat tentang siklus air dan menayangkannya di kelas.
• Media Audio:
- Lagu dan pantun: Guru menciptakan lagu atau pantun tentang siklus air untuk membantu siswa mengingat konsep.
- Cerita: Guru menceritakan kisah tentang petualangan tetesan air.
• Media Manipulatif:
- Model 3D: Guru atau siswa dapat membuat model 3D sederhana dari siklus air menggunakan bahan-bahan bekas seperti kardus, plastik, dan sedotan.
3. Tentu, ada beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, materi pelajaran, dan juga sumber daya yang tersedia.
a. Situasi di mana media tradisional lebih efektif:
• Materi yang bersifat konseptual atau abstrak: Materi seperti filsafat, sastra, atau matematika tingkat tinggi seringkali lebih mudah dipahami melalui diskusi tatap muka, analisis teks, atau pemecahan masalah secara manual. Interaksi langsung dengan guru dan teman sekelas dapat membantu peserta didik membangun pemahaman yang lebih mendalam.
• Peserta didik yang lebih menyukai pembelajaran yang konkret: Beberapa peserta didik lebih suka belajar melalui pengalaman langsung dan manipulasi objek fisik. Media tradisional seperti model, alat peraga, atau eksperimen sederhana dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi mereka.
• Keterbatasan akses teknologi: Di daerah-daerah yang masih terbatas akses internet atau perangkat elektronik, media tradisional seperti buku, gambar, dan video yang diputar melalui proyektor tetap menjadi pilihan yang lebih praktis dan efektif.
• Untuk mengembangkan keterampilan tertentu: Keterampilan seperti menulis tangan, membaca peta, atau melakukan perhitungan manual masih sangat penting dan dapat lebih baik dilatih melalui media tradisional.
b. Landasan dan Prinsip Pemilihan Media:
• Relevansi: Media yang dipilih harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan materi yang diajarkan.
• Efektivitas: Media harus mampu menyampaikan pesan secara jelas, menarik, dan mudah dipahami oleh peserta didik.
• Efisiensi: Penggunaan media harus efisien dalam hal waktu, biaya, dan sumber daya lainnya.
• Fleksibelitas: Media harus dapat disesuaikan dengan berbagai gaya belajar dan kebutuhan peserta didik.
c. Pertanggungjawaban Ilmiah:
Keputusan pemilihan media pembelajaran dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan cara:
• Melakukan kajian pustaka: Mengkaji penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan untuk mengetahui efektivitas berbagai jenis media dalam konteks pembelajaran tertentu.
• Melakukan analisis kebutuhan: Melakukan analisis terhadap kebutuhan peserta didik, karakteristik materi, dan tujuan pembelajaran.
• Melakukan uji coba: Melakukan uji coba penggunaan media pembelajaran yang dipilih untuk melihat efektivitasnya secara langsung.
• Mengumpulkan data: Mengumpulkan data tentang hasil belajar peserta didik setelah menggunakan media pembelajaran tersebut.
• Menganalisis data: Menganalisis data yang terkumpul untuk mengetahui apakah penggunaan media tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ALMUIS ALMUIS -
1. Bagaimana landasan filosofis dan implikasinya mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan digital saat ini?
 Landasan Filosofis
- Konstruktivisme: Filosofi ini menekankan bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman. Dalam konteks ini, media pembelajaran yang interaktif dan berbasis pengalaman, seperti simulasi atau game edukasi, lebih dipilih.
- Behaviorisme: Pendekatan ini berfokus pada penguatan dan pengulangan. Media yang menyediakan umpan balik langsung, seperti kuis online, sering digunakan untuk mendukung proses belajar.
- Kognitivisme: Menekankan proses berpikir dan pemahaman. Media yang membantu siswa dalam mengorganisasi informasi, seperti mind maps atau diagram, sering dipilih untuk mendukung pembelajaran.

 Landasan Teoritis
- Teori Pembelajaran Multimedia: Menyatakan bahwa kombinasi teks, gambar, dan suara dapat meningkatkan pemahaman. Dalam pendidikan digital, penggunaan video pembelajaran dan info grafis semakin populer.
- Teori Kognitif: Menekankan pentingnya pengolahan informasi. Media yang memungkinkan siswa untuk aktif berinteraksi dan menerapkan pengetahuan, seperti platform e-learning yang interaktif, lebih diutamakan.
Landasan filosofis dan teoritis memiliki peran penting dalam mempengaruhi keputusan pemilihan media pembelajaran. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan pengaruh tersebut dan penerapannya dalam konteks pendidikan digital saat ini:
 Penerapan dalam Pendidikan
Dalam memilih media pembelajaran digital, pendidik perlu mempertimbangkan filosofi dan teori yang mendasari tujuan pembelajaran. Misalnya, untuk pembelajaran yang bersifat eksploratif, mereka mungkin memilih platform yang menyediakan akses ke sumber daya yang luas.

Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru masih dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan mengandalkan metode alternatif dan inovatif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan, beserta contoh kasus nyata:

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus nyata.

Kasus Nyata
Sekolah di Daerah Terpencil
Di sebuah sekolah dasar di daerah terpencil di Indonesia, guru menghadapi masalah dengan akses internet dan perangkat digital. Untuk mengatasi keterbatasan ini, guru mengganti metode pengajaran dengan:

- Proyek Berkebun: Siswa belajar tentang tanaman dan pertanian dengan membuat kebun sekolah, di mana mereka dapat mempraktikkan ilmu sains secara langsung.
- Pelajaran Seni dan Budaya: Menggunakan bahan lokal untuk membuat kerajinan tangan, yang tidak hanya mendidik tetapi juga melestarikan budaya setempat.
- Diskusi Kelompok: Melakukan sesi tanya jawab dan diskusi di mana siswa dapat berbagi pengetahuan tentang tradisi dan nilai-nilai masyarakat mereka.

3. Apakah ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern? Bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi ini, dan bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah?

Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif dibandingkan media digital modern. Beberapa situasi ini meliputi:
1. Keterbatasan Akses Teknologi
- Situasi: Di daerah dengan akses internet yang terbatas atau tidak ada, media pembelajaran tradisional seperti buku teks, lembar kerja, dan alat peraga fisik lebih dapat diandalkan.
- Landasan: Prinsip kesesuaian konteks mengharuskan guru memilih media yang sesuai dengan kondisi siswa dan lingkungan mereka.

Pertanggungjawaban Ilmiah
Keputusan untuk memilih media pembelajaran tradisional dalam situasi tertentu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui:
1. Riset Empiris: Studi yang menunjukkan efektivitas media tradisional dalam konteks tertentu, seperti peningkatan pemahaman siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Contoh
Kasus Kelas Bahasa di Sekolah Dasar
Di sebuah sekolah dasar, guru memutuskan untuk menggunakan buku cerita fisik dan lembar kerja untuk mengajarkan membaca, alih-alih menggunakan aplikasi digital. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa siswa lebih cepat memahami struktur cerita dan kosakata baru melalui pembacaan langsung dan diskusi kelompok yang dilakukan setelah membaca. Ini selaras dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendukung interaksi sosial dan pengalaman langsung.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh NUR AFIFA -
1. a. Landasan Filosofis dalam Pemilihan Media Pembelajaran
- Definisi dan Implikasi
* Filosofis: Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran melihat penggunaan media dari perspektif nilai-nilai kebenaran yang universal dan objektif. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa materi yang disampaikan melalui media tersebut sudah teruji secara obyektif dan tidak mengandung informasi palsu atau tidak baik.
- Implikasi Kontekstual
* Nilai Kebenaran: Isi pesan (materi pelajaran) yang disampaikan harus merupakan kebenaran yang teruji secara obyektif. Guru harus memeriksa unsur kebenaran materi sebelum disampaikan kepada peserta didik untuk memastikan bahwa media yang digunakan tidak mengandung informasi yang salah atau tidak indah.
* Humanisme: Meskipun ada khawatiran bahwa teknologi dapat menggerus humanisasi, landasan filosofis menegaskan pentingnya memperlakukan siswa sebagai manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan kemampuan pribadi yang berbeda-beda. Penggunaan media harus tetap menggunakan pendekatan humanis.
b. Landasan Teoris dalam Pemilihan Media Pembelajaran
- Definisi dan Implikasi
* Psikologis: Landasan psikologis mempertimbangkan kompleksitas proses belajar individu serta persepsi siswa. Tujuannya adalah meningkatkan kesesuaian antara media pembelajaran dan tujuan belajar peserta didik.
- Implikasi Kontekstual
- Persepsi Siswa: Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi sangat dipertimbangkan agar proses pembelajaran efektif. Guru harus melakukan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan objek yang diamati.
- Gaya Belajar: Penyesuaian bahan pembelajaran dengan pengalaman siswa juga diperlukan. Anak lebih mudah mempelajari hal-hal bersifat konkrit, seperti modus belajar Jerome Bruner (pengalaman langsung, gambarikonik, abstrak), Charles Haban (tingkat realistik), dan Edgar Dale (proses komunikasi). Hal ini menggarisbawahi bahwa guru harus memahami kecenderungan minat dan keinginan siswa agar materi diajarkan lebih mengena dan mudah dipahami.
C. Landasan Teknologis dalam Pemilihan Media Pembelajaran
- Definisi dan Implikasi
- Teknologis: Landasan teknologis fokus pada alat-alat yang memudahkan peserta didik dalam pembelajaran. Ini termasuk sumber-sumber belajar yang mencakup komponen-komponen seperti bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan.
- Implikasi Kontekstual
- Komponen Sumber Belajar: Dalam konteks pendidikan digital saat ini, landasan teknologis sangat relevan. Teknologi digunakan untuk menyediakan berbagai jenis media pembelajaran yang fleksibel dan interaktif, seperti e-learning platforms, aplikasi mobile learning, dan simulasi virtual. Hal ini membantu memecahkan masalah belajar manusia dengan cara yang optimal.
2. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat menggunakan media sederhana dan kreatif untuk tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai. Contoh nyata adalah di SDN Harjasari, di mana guru menggunakan gambar, video, dan permainan edukatif untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Meskipun ada tantangan dalam ketersediaan teknologi, guru berhasil menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan .Selain itu, penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran juga dapat meningkatkan pemahaman siswa tanpa memerlukan teknologi canggih.
3. Media pembelajaran tradisional sering lebih efektif dalam situasi tertentu, seperti ketika siswa memerlukan interaksi langsung atau saat akses teknologi terbatas. Dalam konteks ini, landasan pemilihan media harus mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, dan kondisi lingkungan. Prinsip-prinsip yang diterapkan meliputi kesesuaian media dengan gaya belajar siswa dan efektivitas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui penelitian yang menunjukkan bahwa media yang sesuai dengan karakteristik individu siswa meningkatkan hasil belajar.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh MULIATI MULIATI -
1. Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran didasarkan pada pendekatan konstruktivisme, behaviorisme, dan kognitivisme. Konstruktivisme menekankan pentingnya peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan, sehingga media dipilih yang memungkinkan interaksi dan eksplorasi, seperti simulasi atau aplikasi interaktif. Behaviorisme lebih menekankan penguatan melalui latihan dan umpan balik, sehingga cocok menggunakan media seperti modul digital atau kuis online. Kognitivisme fokus pada cara siswa memproses informasi, sehingga media yang dipilih harus memfasilitasi penyajian informasi secara terstruktur, seperti video tutorial atau infografis.
Dalam konteks pendidikan digital saat ini, filosofi ini diterapkan melalui pemilihan platform e-learning, aplikasi mobile, video pembelajaran, dan game edukatif yang menggabungkan interaktivitas, aksesibilitas, dan keterlibatan pengguna. Teknologi ini dirancang untuk mendukung cara belajar yang berbeda, memungkinkan personalisasi pembelajaran, serta akses yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan cara memanfaatkan sumber daya lokal dan media sederhana yang tetap mendukung tujuan pembelajaran. Fokusnya adalah memilih media yang mampu menyampaikan materi dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa, meskipun teknologi canggih tidak tersedia.

Contoh Kasus Nyata:
Di daerah pedesaan yang memiliki akses internet terbatas, seorang guru matematika ingin mengajarkan konsep geometri kepada siswanya. Tanpa perangkat digital atau proyektor, guru tersebut memanfaatkan alat-alat sederhana seperti kertas karton, gunting, dan penggaris untuk membuat bentuk-bentuk geometri. Guru kemudian menggunakan papan tulis untuk menjelaskan konsep dan meminta siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat bentuk-bentuk tersebut secara manual.
3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern. Ini biasanya terjadi dalam konteks di mana interaksi tatap muka langsung, pembelajaran konkret, dan pendekatan yang lebih sederhana sangat dibutuhkan. Berikut adalah beberapa situasi tersebut diantaranya adalah:
a. Pembelajaran Anak Usia Dini: Pada anak usia dini, media seperti buku bergambar, alat peraga fisik, dan permainan tradisional lebih efektif karena mereka membutuhkan interaksi langsung, pengalaman sensorik, dan stimulasi motorik kasar dan halus.
b.Keterbatasan Infrastruktur Teknologi: Di daerah yang tidak memiliki akses internet stabil atau listrik yang memadai, penggunaan media tradisional seperti papan tulis, buku cetak, dan alat peraga manual lebih tepat.
c. Materi yang Membutuhkan Diskusi Intensif: Dalam mata pelajaran seperti filsafat atau sastra, diskusi langsung antara guru dan siswa seringkali lebih bermakna dan mendalam daripada diskusi online. Dalam situasi ini, penggunaan buku cetak dan papan tulis untuk mendukung diskusi dapat mendorong partisipasi yang lebih aktif dan mendalam.
Prinsip Pemilihan Media:
a. Relevansi dan Efektivitas: Media dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan materi dan kemampuan mencapai tujuan pembelajaran, seperti alat peraga untuk pembelajaran konkret.
b. Aksesibilitas: Memilih media yang dapat diakses oleh semua siswa memastikan kesetaraan belajar.
c. Kesederhanaan: Media sederhana, seperti buku cetak, lebih tepat jika teknologi digital tidak tersedia atau terlalu rumit.
Keputusan ini didukung oleh teori kognitivisme dan konstruktivisme, yang menekankan pentingnya pengalaman langsung dan konkret dalam membangun pengetahuan. Penelitian menunjukkan bahwa alat peraga fisik atau buku cetak dapat membantu pemahaman siswa pada konsep yang abstrak, karena mereka dapat melihat dan menyentuh objek secara langsung, memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh WA ODE VENTI PRATIWI -
1. Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran didasarkan pada pendekatan konstruktivisme, behaviorisme, dan kognitivisme. Konstruktivisme menekankan pentingnya peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan, sehingga media dipilih yang memungkinkan interaksi dan eksplorasi, seperti simulasi atau aplikasi interaktif. Behaviorisme lebih menekankan penguatan melalui latihan dan umpan balik, sehingga cocok menggunakan media seperti modul digital atau kuis online. Kognitivisme fokus pada cara siswa memproses informasi, sehingga media yang dipilih harus memfasilitasi penyajian informasi secara terstruktur, seperti video tutorial atau infografis.
Dalam konteks pendidikan digital saat ini, filosofi ini diterapkan melalui pemilihan platform e-learning, aplikasi mobile, video pembelajaran, dan game edukatif yang menggabungkan interaktivitas, aksesibilitas, dan keterlibatan pengguna. Teknologi ini dirancang untuk mendukung cara belajar yang berbeda, memungkinkan personalisasi pembelajaran, serta akses yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan cara memanfaatkan sumber daya lokal dan media sederhana yang tetap mendukung tujuan pembelajaran. Fokusnya adalah memilih media yang mampu menyampaikan materi dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa, meskipun teknologi canggih tidak tersedia.

Contoh Kasus Nyata:
Di daerah pedesaan yang memiliki akses internet terbatas, seorang guru matematika ingin mengajarkan konsep geometri kepada siswanya. Tanpa perangkat digital atau proyektor, guru tersebut memanfaatkan alat-alat sederhana seperti kertas karton, gunting, dan penggaris untuk membuat bentuk-bentuk geometri. Guru kemudian menggunakan papan tulis untuk menjelaskan konsep dan meminta siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat bentuk-bentuk tersebut secara manual.
3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern. Ini biasanya terjadi dalam konteks di mana interaksi tatap muka langsung, pembelajaran konkret, dan pendekatan yang lebih sederhana sangat dibutuhkan. Berikut adalah beberapa situasi tersebut diantaranya adalah:
a. Pembelajaran Anak Usia Dini: Pada anak usia dini, media seperti buku bergambar, alat peraga fisik, dan permainan tradisional lebih efektif karena mereka membutuhkan interaksi langsung, pengalaman sensorik, dan stimulasi motorik kasar dan halus.
b.Keterbatasan Infrastruktur Teknologi: Di daerah yang tidak memiliki akses internet stabil atau listrik yang memadai, penggunaan media tradisional seperti papan tulis, buku cetak, dan alat peraga manual lebih tepat.
c. Materi yang Membutuhkan Diskusi Intensif: Dalam mata pelajaran seperti filsafat atau sastra, diskusi langsung antara guru dan siswa seringkali lebih bermakna dan mendalam daripada diskusi online. Dalam situasi ini, penggunaan buku cetak dan papan tulis untuk mendukung diskusi dapat mendorong partisipasi yang lebih aktif dan mendalam.
Prinsip Pemilihan Media:
a. Relevansi dan Efektivitas: Media dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan materi dan kemampuan mencapai tujuan pembelajaran, seperti alat peraga untuk pembelajaran konkret.
b. Aksesibilitas: Memilih media yang dapat diakses oleh semua siswa memastikan kesetaraan belajar.
c. Kesederhanaan: Media sederhana, seperti buku cetak, lebih tepat jika teknologi digital tidak tersedia atau terlalu rumit.
Keputusan ini didukung oleh teori kognitivisme dan konstruktivisme, yang menekankan pentingnya pengalaman langsung dan konkret dalam membangun pengetahuan. Penelitian menunjukkan bahwa alat peraga fisik atau buku cetak dapat membantu pemahaman siswa pada konsep yang abstrak, karena mereka dapat melihat dan menyentuh objek secara langsung, memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh AXNES SALILI -
1. Landasan filosofis dalam pemilihan media pembelajaran sangat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pendidik. Berikut adalah beberapa landasan filosofis dan implikasinya:
Landasan Filosofis
1. Konstruktivisme:
•Pendekatan: Pengetahuan dibangun melalui pengalaman dan interaksi sosial.
•Implikasi: Memilih media yang mendorong interaksi, seperti diskusi kelompok atau proyek praktis. Media tradisional sering kali lebih baik dalam mendukung pengalaman langsung.
2. Pragmatisme:
• Pendekatan: Fokus pada hasil praktis dan relevansi pembelajaran.
•Implikasi: Memilih media berdasarkan efektivitas dan kegunaan dalam konteks nyata. Jika media tradisional lebih mudah diakses dan relevan bagi siswa, maka itu yang dipilih.
3. Humanisme:
• Pendekatan: Menekankan perkembangan individu dan pengalaman belajar yang bermakna.
•Implikasi: Memilih media yang memfasilitasi pengalaman personal dan refleksi. Media tradisional yang memungkinkan interaksi langsung sering lebih baik dalam mendukung pembelajaran yang humanis.
4. Behaviorisme:
• Pendekatan: Fokus pada pengukuran perilaku dan hasil yang dapat diamati.
• Implikasi: Pemilihan media yang dapat mengukur hasil belajar secara jelas, seperti buku teks dan alat peraga, untuk memberikan umpan balik yang terukur.
Implikasi dalam Keputusan Pemilihan Media:
• Kesesuaian dengan Nilai dan Prinsip: Keputusan dalam memilih media harus mencerminkan nilai-nilai pendidikan yang dipegang, seperti inklusivitas, keterlibatan, dan keberagaman.
• Penyediaan Sumber Daya: Pendidik harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan infrastruktur. Jika media tradisional lebih terjangkau dan mudah diakses, ini menjadi pertimbangan penting.
• Pengalaman Belajar: Filosofi yang menekankan pengalaman langsung akan mendorong pemilihan media yang memungkinkan siswa terlibat aktif dan berefleksi, seperti melalui alat peraga fisik atau diskusi tatap muka.
• Penyesuaian dengan Kebutuhan Siswa: Filosofi pendidikan yang berorientasi pada siswa mengharuskan pendidik untuk memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi belajar siswa.
# Landasan filosofis dapat diterapkan dalam konteks pendidikan digital dengan cara:
1. Kolaborasi antara pemangku kepentingan pendidikan dan pemikiran yang holistik
2. Menggunakan filsafat teknologi sebagai landasan pemikiran untuk meningkatkan kreativitas guru dan peserta didik
3. Menekankan pada kondisi peserta didik dan membuatnya peka terhadap perubahan lingkungan
4. Memastikan kebijakan dan metode pendidikan selalu berkembang mengikuti perkembangan lingkungan

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
• Pertimbangkan tujuan pembelajaran: Pastikan media yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
• Pertimbangkan karakteristik media: Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, seperti keampuhan, cara pembuatannya, dan cara penggunaannya.
• Pertimbangkan ketersediaan sarana: Pastikan media yang dipilih dapat digunakan oleh pengajar dan tersedia di sekolah.
• Pertimbangkan kemampuan siswa: Pertimbangkan kemampuan dan latar belakang siswa dalam memilih media pembelajaran.
• Pertimbangkan relevansi media: Pastikan media yang dipilih relevan dengan materi yang diajarkan.
• Pertimbangkan kemudahan penggunaan: Pastikan media yang dipilih praktis dan mudah digunakan.
Contoh Kasus Nyata:
Di sebuah sekolah dasar di daerah pedesaan, guru menghadapi keterbatasan akses internet dan perangkat komputer. Untuk mengajarkan konsep ekosistem, guru membawa siswa keluar kelas untuk mengamati kebun sekolah. Siswa diajak berdiskusi mengenai berbagai jenis tanaman dan hewan yang mereka temui, serta peran masing-masing dalam ekosistem. Setelah itu, siswa dibagi menjadi kelompok untuk membuat poster tentang ekosistem berdasarkan pengamatan mereka, menggunakan kertas dan alat tulis yang ada.

3. Ya, ada beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern: Berikut adalah beberapa kondisi dan prinsip pemilihan media yang dapat diterapkan:
• Keterbatasan Akses Teknologi: Di daerah dengan keterbatasan akses internet atau perangkat digital, penggunaan buku teks dan alat peraga fisik dapat lebih menjangkau semua siswa.
• Pembelajaran Praktis: Dalam konteks pembelajaran keterampilan praktis, seperti seni atau kerajinan, media tradisional (seperti alat dan bahan fisik) memungkinkan siswa untuk belajar dengan lebih langsung.
• Interaksi Sosial: Metode tradisional seperti diskusi kelompok atau presentasi langsung dapat meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan siswa, yang sulit dicapai melalui media digital.
• Fokus dan Konsentrasi: Media tradisional dapat mengurangi gangguan yang sering muncul saat menggunakan teknologi, seperti notifikasi atau akses ke internet yang tidak relevan.
• Keterlibatan Emosional: Pembelajaran yang melibatkan pengalaman langsung, seperti kunjungan lapangan atau pembelajaran berbasis proyek, sering kali lebih mendalam ketika menggunakan media tradisional.
# Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
1. Teori Pembelajaran: Teori konstruktivisme menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pembelajaran. Media tradisional dapat memberikan pengalaman nyata yang mendukung proses konstruksi pengetahuan.
2. Konteks Pembelajaran: Pemilihan media harus mempertimbangkan konteks siswa. Misalnya, di daerah pedesaan, penggunaan media yang sudah dikenal dan mudah diakses lebih relevan.
3. Kedalaman Materi: Media tradisional seringkali memungkinkan eksplorasi yang lebih mendalam dan diskusi mendetail, terutama dalam subjek yang kompleks.
#Pertanggungjawaban Ilmiah
Keputusan untuk menggunakan media tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui:
1. Penelitian Empiris: Studi yang menunjukkan efektivitas media tradisional dalam konteks tertentu, seperti peningkatan pemahaman siswa dan retensi informasi.
2. Uji Coba dan Evaluasi: Melakukan uji coba dengan membandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan media tradisional dan digital. Evaluasi dapat dilakukan melalui tes, observasi, atau umpan balik siswa.
3. Teori Pendidikan: Merujuk pada teori pendidikan yang mendukung penggunaan metode pembelajaran tertentu, seperti teori belajar aktif dan interaksi sosial yang mendukung pembelajaran efektif.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh YAYU HAIDAR -
1. Landasan filosofis dan teoritis memainkan peran penting dalam pemilihan media pembelajaran, terutama dalam konteks pendidikan digital saat ini. Filosofi pendidikan berkaitan dengan pandangan tentang bagaimana pembelajaran seharusnya terjadi, sedangkan teori pembelajaran memberikan kerangka ilmiah untuk memahami proses belajar. Kedua landasan ini membantu pendidik memilih media yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik peserta didik, dan tujuan pembelajaran.

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru tetap dapat mengikuti prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan mengandalkan pendekatan yang kreatif, fleksibel, dan berfokus pada kebutuhan peserta didik. Meskipun akses terhadap teknologi canggih mungkin terbatas, ada berbagai cara untuk memastikan bahwa kualitas pembelajaran tetap terjaga, terutama dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan menggunakan prinsip-prinsip dasar pedagogi.
Contohnya:
Di sebuah sekolah pedesaan tanpa akses internet, guru matematika dapat menggunakan alat peraga fisik seperti kancing atau batu untuk mengajarkan konsep pecahan atau pembagian. Tujuan untuk memahami konsep dasar dapat dicapai tanpa perlu perangkat digital.

3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Keefektifan media pembelajaran sangat bergantung pada konteks pembelajaran, karakteristik peserta didik, tujuan yang ingin dicapai, serta keterbatasan sumber daya yang tersedia. Dalam beberapa kasus, media tradisional seperti buku, papan tulis, alat peraga fisik, dan diskusi langsung dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan media digital modern.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ANI ANI -
1.  Landasan filosofiteknolgi pembelajaran itu merupakan landasan yang berkaitan dengan hakikat pendidikan atau makna pendidikan, karena filsafat sendiri merumuskan citra tentang masyarakat dan manusia itu sendiri berusaha mewuudkan bagaimana citra Secara filosofis, ada pandangan yang menyatakan bahwa teknologi akan menggerus humanisasi. Pandangan tersebut juga merasuk ke dalam dunia penddikan. Anggapan bahwa teknologi secara tidak langsung memaksa seorang anak harus seperti robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin. Namun, pada dasarnya, walaupun ada beberapa fitur teknologi yang dapat menjerumuskan pada hal yang tidak diinginkan, masih banyak kelebihan teknologi yang dapat meningkatkan taraf pendidikan.

Anda dapat menyusun strategi pembelajaran terbaik untuk dapat memadupadankan potensi peserta didik dengan kemudahan teknologi. Dengan memanfaatkan potensi kedua hal tersebut maka capaian pembelajaran dapat diraih dengan maksimal. Selain itu, kemajuan teknologi juga dapat menjadi langkah awal terwujudunya kemajuan di dunia pendidikan untuk masa sekrang dan yang akan datang
Implikasi Religius
Pengaruh pemikiran al-Ghazali khususnya dalam dunia pendidikan Islam
yang pada gilirannya terajut dengan formulasi murni keagamaan dan
menjadikannya sebagai kekuatan utama konservatisme dan taqlidisme.Seperti
yang terjadi pada lembaga pendidikan pesantren di Indonesia.
Dalam hal ini contohnya pesantren secara fundamental menanamkan nilai-nilai
akidah dan akhlak yang kokoh bagi anak didik. Para santri tidak hanya diajarkan
tentang ilmu-ilmu keislaman secara teoritis, tapi juga dilatih dan dibiasakan untuk
mempratekkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren
termasuk pola hidup sederhana.
B. Implikasi Filosofi
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam
samapai akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi
pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu
sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem
gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat
hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum
tehadap gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi
konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-
konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran.
Hal ini muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat.
Sehingga dalam landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan
filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.
C. Implikasi Sosiologis
sosial yang sangat cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegrastif.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tentu saja mempengaruhi pendidikan,
baik sebagai ilmu maupun aktivitas. Itulah sebabnya John Dewey (1859-1952)
menganggap bahwa begitu esensialnya hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat. Dewey beranggapan bahwa pendidikan tumbuh di masyarakat dan
masyarakat tumbuh karena adanya pendidikan.
2. menyatakan hal yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media pembelajaran yang efektif yaitu dengan mencari, menemukan, dan memilih media yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dan juga yang dapat menarik minat belajar siswa.
 Dalam situasi dengan ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa langkah strategis:

1. **Menggunakan Sumber Daya Lokal**: Guru bisa memanfaatkan bahan dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, seperti buku, majalah, atau bahkan lingkungan alam sebagai media pembelajaran. Contohnya, dalam pelajaran sains, guru dapat mengajak siswa melakukan pengamatan langsung terhadap tanaman atau hewan di sekitar sekolah.

2. Metode Pembelajaran AktifMenggunakan metode diskusi kelompok atau permainan peran yang tidak memerlukan teknologi. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, siswa dapat melakukan simulasi peristiwa sejarah, memungkinkan mereka untuk memahami konteks dengan lebih baik.

3. Penggunaan Alat Peraga Sederhana Guru dapat membuat alat peraga dari bahan sederhana seperti karton, kertas, atau barang bekas. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, guru dapat membuat model geometri menggunakan kardus atau kertas lipat.

4. Penyusunan Modul Pembelajaran Jika teknologi untuk presentasi terbatas, guru dapat menyusun modul atau buku saku yang berisi materi ajar. Contohnya, dalam pembelajaran bahasa, guru bisa membuat modul yang berisi kosakata dan latihan yang dapat digunakan tanpa perlu akses internet.

 Contoh Kasus Nyata

Di sebuah sekolah dasar di daerah pedesaan, guru menghadapi keterbatasan akses internet dan perangkat komputer. Untuk mengajarkan konsep ekosistem, guru membawa siswa keluar kelas untuk mengamati kebun sekolah. Siswa diajak berdiskusi mengenai berbagai jenis tanaman dan hewan yang mereka temui, serta peran masing-masing dalam ekosistem. Setelah itu, siswa dibagi menjadi kelompok untuk membuat poster tentang ekosistem berdasarkan pengamatan mereka, menggunakan kertas dan alat tulis yang ada.

Dengan pendekatan ini, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan bermakna, meskipun tanpa teknologi canggih.
3. Ya, dalam situasi tertentu, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan media digital modern. Berikut adalah beberapa kondisi dan prinsip pemilihan media yang dapat diterapkan:

 Situasi di Mana Media Tradisional Lebih Efektif

1. Keterbatasan Akses Teknologi Di daerah dengan akses internet yang buruk atau tanpa perangkat digital, media seperti buku, poster, dan alat peraga fisik menjadi pilihan utama.

2. Kebutuhan untuk Pembelajaran Kinestetik Dalam pembelajaran yang melibatkan keterampilan praktis, seperti seni atau kerajinan, media tradisional yang memungkinkan siswa berinteraksi langsung (misalnya, cat, tanah liat) lebih efektif.

3. Pembelajaran Kelas Kecil Di kelas dengan jumlah siswa yang sedikit, diskusi tatap muka dan penggunaan papan tulis dapat meningkatkan keterlibatan dan interaksi siswa lebih baik dibandingkan layar digital.

4. **Pendidikan untuk Semua Usia**: Untuk kelompok usia tertentu, seperti anak-anak atau orang tua, media tradisional yang lebih sederhana dan langsung sering kali lebih mudah dipahami dan digunakan.

### Landasan dan Prinsip Pemilihan Media

1. **Teori Pembelajaran**: Teori konstruktivisme menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pembelajaran. Media tradisional dapat memberikan pengalaman nyata yang mendukung proses konstruksi pengetahuan.

2. **Konteks Pembelajaran**: Pemilihan media harus mempertimbangkan konteks siswa. Misalnya, di daerah pedesaan, penggunaan media yang sudah dikenal dan mudah diakses lebih relevan.

3. **Kedalaman Materi**: Media tradisional seringkali memungkinkan eksplorasi yang lebih mendalam dan diskusi mendetail, terutama dalam subjek yang kompleks.

### Pertanggungjawaban Ilmiah

Keputusan untuk menggunakan media tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui:

1. **Penelitian Empiris**: Studi yang menunjukkan efektivitas media tradisional dalam konteks tertentu, seperti peningkatan pemahaman siswa dan retensi informasi.

2. **Uji Coba dan Evaluasi**: Melakukan uji coba dengan membandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan media tradisional dan digital. Evaluasi dapat dilakukan melalui tes, observasi, atau umpan balik siswa.

3. **Teori Pendidikan**: Merujuk pada teori pendidikan yang mendukung penggunaan metode pembelajaran tertentu, seperti teori belajar aktif dan interaksi sosial yang mendukung pembelajaran efektif.

Dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti, guru dapat mempertanggungjawabkan pilihan mereka untuk menggunakan media pembelajaran tradisional di berbagai situasi, memastikan kualitas pembelajaran tetap terjaga.
Tagar:
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ANI ANI -
1. Landasan filosofiteknolgi pembelajaran itu merupakan landasan yang berkaitan dengan hakikat pendidikan atau makna pendidikan, karena filsafat sendiri merumuskan citra tentang masyarakat dan manusia itu sendiri berusaha mewuudkan bagaimana citra.
Secara filosofis, ada pandangan yang menyatakan bahwa teknologi akan menggerus humanisasi. Pandangan tersebut juga merasuk ke dalam dunia penddikan. Anggapan bahwa teknologi secara tidak langsung memaksa seorang anak harus seperti robot yang dapat belajar sendiri dengan mesin. Namun, pada dasarnya, walaupun ada beberapa fitur teknologi yang dapat menjerumuskan pada hal yang tidak diinginkan, masih banyak kelebihan teknologi yang dapat meningkatkan taraf pendidikan.

Anda dapat menyusun strategi pembelajaran terbaik untuk dapat memadupadankan potensi peserta didik dengan kemudahan teknologi. Dengan memanfaatkan potensi kedua hal tersebut maka capaian pembelajaran dapat diraih dengan maksimal. Selain itu, kemajuan teknologi juga dapat menjadi langkah awal terwujudunya kemajuan di dunia pendidikan untuk masa sekrang dan yang akan datang
: Implikasi Religius
Pengaruh pemikiran al-Ghazali khususnya dalam dunia pendidikan Islam
yang pada gilirannya terajut dengan formulasi murni keagamaan dan
menjadikannya sebagai kekuatan utama konservatisme dan taqlidisme.Seperti
yang terjadi pada lembaga pendidikan pesantren di Indonesia.
Dalam hal ini contohnya pesantren secara fundamental menanamkan nilai-nilai
akidah dan akhlak yang kokoh bagi anak didik. Para santri tidak hanya diajarkan
tentang ilmu-ilmu keislaman secara teoritis, tapi juga dilatih dan dibiasakan untuk
mempratekkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren
termasuk pola hidup sederhana.
B. Implikasi Filosofi
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam
samapai akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi
pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu
sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem
gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat
hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum
tehadap gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi
konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-
konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran.
Hal ini muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat.
Sehingga dalam landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan
filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.
C. Implikasi Sosiologis
sosial yang sangat cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegrastif.
Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tentu saja mempengaruhi pendidikan,
baik sebagai ilmu maupun aktivitas. Itulah sebabnya John Dewey (1859-1952)
menganggap bahwa begitu esensialnya hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat. Dewey beranggapan bahwa pendidikan tumbuh di masyarakat dan
masyarakat tumbuh karena adanya pendidikan.
2.menyatakan hal yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media pembelajaran yang efektif yaitu dengan mencari, menemukan, dan memilih media yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dan juga yang dapat menarik minat belajar siswa.
Dalam situasi dengan ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa langkah strategis:

1. Menggunakan Sumber Daya Lokal Guru bisa memanfaatkan bahan dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, seperti buku, majalah, atau bahkan lingkungan alam sebagai media pembelajaran. Contohnya, dalam pelajaran sains, guru dapat mengajak siswa melakukan pengamatan langsung terhadap tanaman atau hewan di sekitar sekolah.

2. Metode Pembelajaran Aktif Menggunakan metode diskusi kelompok atau permainan peran yang tidak memerlukan teknologi. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, siswa dapat melakukan simulasi peristiwa sejarah, memungkinkan mereka untuk memahami konteks dengan lebih baik.

3. Penggunaan Alat Peraga Sederhana Guru dapat membuat alat peraga dari bahan sederhana seperti karton, kertas, atau barang bekas. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, guru dapat membuat model geometri menggunakan kardus atau kertas lipat.

4. Penyusunan Modul Pembelajaran Jika teknologi untuk presentasi terbatas, guru dapat menyusun modul atau buku saku yang berisi materi ajar. Contohnya, dalam pembelajaran bahasa, guru bisa membuat modul yang berisi kosakata dan latihan yang dapat digunakan tanpa perlu akses internet.

 Contoh Kasus Nyata

Di sebuah sekolah dasar di daerah pedesaan, guru menghadapi keterbatasan akses internet dan perangkat komputer. Untuk mengajarkan konsep ekosistem, guru membawa siswa keluar kelas untuk mengamati kebun sekolah. Siswa diajak berdiskusi mengenai berbagai jenis tanaman dan hewan yang mereka temui, serta peran masing-masing dalam ekosistem. Setelah itu, siswa dibagi menjadi kelompok untuk membuat poster tentang ekosistem berdasarkan pengamatan mereka, menggunakan kertas dan alat tulis yang ada.

Dengan pendekatan ini, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan bermakna, meskipun tanpa teknologi canggih.
3.Ya, dalam situasi tertentu, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan media digital modern. Berikut adalah beberapa kondisi dan prinsip pemilihan media yang dapat diterapkan:

 Situasi di Mana Media Tradisional Lebih Efektif

1. Keterbatasan Akses Teknologi: Di daerah dengan akses internet yang buruk atau tanpa perangkat digital, media seperti buku, poster, dan alat peraga fisik menjadi pilihan utama.

2. Kebutuhan untuk Pembelajaran Kinestetik Dalam pembelajaran yang melibatkan keterampilan praktis, seperti seni atau kerajinan, media tradisional yang memungkinkan siswa berinteraksi langsung (misalnya, cat, tanah liat) lebih efektif.

3. Pembelajaran Kelas Kecil: Di kelas dengan jumlah siswa yang sedikit, diskusi tatap muka dan penggunaan papan tulis dapat meningkatkan keterlibatan dan interaksi siswa lebih baik dibandingkan layar digital.

4. Pendidikan untuk Semua Usia: Untuk kelompok usia tertentu, seperti anak-anak atau orang tua, media tradisional yang lebih sederhana dan langsung sering kali lebih mudah dipahami dan digunakan.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media

1. Teori Pembelajaran: Teori konstruktivisme menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam pembelajaran. Media tradisional dapat memberikan pengalaman nyata yang mendukung proses konstruksi pengetahuan.

2. Konteks Pembelajaran Pemilihan media harus mempertimbangkan konteks siswa. Misalnya, di daerah pedesaan, penggunaan media yang sudah dikenal dan mudah diakses lebih relevan.

3. Kedalaman Materi Media tradisional seringkali memungkinkan eksplorasi yang lebih mendalam dan diskusi mendetail, terutama dalam subjek yang kompleks.

 Pertanggungjawaban Ilmiah

Keputusan untuk menggunakan media tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui:

1. Penelitian Empiris Studi yang menunjukkan efektivitas media tradisional dalam konteks tertentu, seperti peningkatan pemahaman siswa dan retensi informasi.

2. Uji Coba dan Evaluasi Melakukan uji coba dengan membandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan media tradisional dan digital. Evaluasi dapat dilakukan melalui tes, observasi, atau umpan balik siswa.

3. Teori Pendidikan: Merujuk pada teori pendidikan yang mendukung penggunaan metode pembelajaran tertentu, seperti teori belajar aktif dan interaksi sosial yang mendukung pembelajaran efektif.

Dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis bukti, guru dapat mempertanggungjawabkan pilihan mereka untuk menggunakan media pembelajaran tradisional di berbagai situasi, memastikan kualitas pembelajaran tetap terjaga.
Sebagai balasan ANI ANI

Re: Diskusi Bersama

oleh NUR VELA -
Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran sangat dipengaruhi oleh berbagai landasan filosofis dan teoritis. Beberapa di antaranya meliputi:

1. Konstruktivisme: Teori ini menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman. Media pembelajaran yang interaktif dan memungkinkan eksplorasi (seperti simulasi dan permainan) sangat sesuai dengan pendekatan ini.

2. Behaviorisme: Dalam pendekatan ini, media pembelajaran dirancang untuk merangsang respon tertentu dari siswa, sering kali melalui penguatan positif. Media yang menggunakan umpan balik cepat, seperti kuis interaktif, sangat efektif di sini.

3. Kognitivisme Pendekatan ini menekankan pentingnya proses berpikir dan memori. Media pembelajaran yang mengorganisir informasi secara jelas dan membantu siswa dalam memahami konsep (seperti mind maps) bisa menjadi pilihan yang baik.

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, pemilihan media harus mempertimbangkan efektivitas dalam menyampaikan informasi, keterlibatan siswa, dan kemampuan teknologi yang tersedia.

Menghadapi Keterbatasan Teknologi

Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran dengan beberapa cara:

1. Memanfaatkan Sumber Daya Lokal Menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti alat peraga sederhana, buku teks, dan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek Mengarahkan siswa untuk melakukan proyek yang memanfaatkan keterampilan praktis dan observasi, yang tidak memerlukan banyak teknologi.

3. Menggunakan Media Campuran Kombinasi media tradisional (seperti papan tulis dan diskusi) dengan media digital yang tersedia, seperti presentasi sederhana menggunakan proyektor.

Contoh Kasus Nyata Di sebuah sekolah di daerah terpencil dengan akses internet terbatas, guru menggunakan lembar kerja cetak dan diskusi kelompok untuk memfasilitasi pembelajaran tentang ekosistem. Siswa melakukan pengamatan langsung di lingkungan sekitar dan mendiskusikan hasilnya.

Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif

Ada beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan media digital modern

1. Pembelajaran Sosial
Dalam konteks pembelajaran interpersonal,seperti diskusi kelompok atau debat, media tradisional seperti papan tulis dan poster dapat memfasilitasi interaksi yang lebih baik.

2. Keterbatasan Akses Teknologi: Di daerah di mana teknologi tidak dapat diakses, buku, lembar kerja, dan alat peraga fisik mungkin lebih efektif dan praktis.

3. Pendidikan Dasar: Dalam beberapa kasus, media pembelajaran tradisional dapat membantu siswa memahami konsep dasar sebelum beralih ke teknologi yang lebih kompleks.

Pertanggungjawaban Ilmiah

Keputusan dalam pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada penelitian yang menunjukkan efektivitasnya dalam konteks tertentu. Misalnya, studi tentang efektivitas pembelajaran kolaboratif dengan alat peraga fisik dibandingkan dengan media digital dapat memberikan bukti yang kuat tentang kapan dan mengapa media tradisional lebih baik.

Dalam situasi tersebut, guru dapat menggunakan prinsip-prinsip dari teori belajar untuk menjelaskan pemilihan mereka dan menggunakan data dari penelitian untuk mendukung keputusan yang diambil. Dengan demikian, pemilihan media pembelajaran menjadi lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh RIA YUSNITA -
1. Landasan filosofis dan teoritis memainkan peran penting dalam pemilihan media pembelajaran karena mempengaruhi cara guru dan pendidik memahami proses belajar-mengajar. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:

• Landasan Filosofis
Konstruktivisme: Menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman. Dalam konteks ini, media pembelajaran yang interaktif, seperti simulasi dan permainan edukatif, lebih dipilih.
Behaviorisme: Mengutamakan penguatan dan pengulangan. Media yang menyediakan umpan balik langsung, seperti kuis online, sangat sesuai dengan pendekatan ini.
Kognitivisme: Berfokus pada proses mental dan pemrosesan informasi. Penggunaan multimedia yang memfasilitasi pemahaman konsep abstrak, seperti video penjelasan atau infografis, dianggap efektif.

• Landasan Teoritis
Teori Belajar Multimodal: Menyatakan bahwa individu belajar melalui berbagai saluran (visual, auditori, kinestetik). Pemilihan media yang bervariasi dapat membantu menjangkau berbagai gaya belajar.
Teori Keterlibatan: Menunjukkan bahwa keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran meningkatkan retensi informasi. Media yang interaktif dan partisipatif seperti platform diskusi atau proyek kolaboratif dapat meningkatkan keterlibatan.

• Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital
Pemilihan Platform: Dalam pendidikan digital, pemilihan platform seperti Learning Management Systems (LMS) harus mempertimbangkan kemampuan interaksi dan aksesibilitas bagi semua siswa.
Penggunaan Sumber Daya Digital: Pemanfaatan video, podcast, dan artikel online dapat disesuaikan dengan teori yang relevan untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan.
Evaluasi dan Umpan Balik: Mengintegrasikan media yang memungkinkan evaluasi formatif, seperti aplikasi kuis interaktif, untuk memberikan umpan balik yang cepat dan membangun.
Dengan mempertimbangkan landasan filosofis dan teoritis, pendidik dapat lebih efektif dalam memilih media yang tidak hanya sesuai dengan tujuan pembelajaran, tetapi juga mampu meningkatkan pengalaman belajar siswa di era digital ini.


2 Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat menggunakan beberapa strategi untuk memilih media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

Memanfaatkan Sumber Daya Lokal: Guru dapat menggunakan buku teks, artikel, dan bahan cetak lainnya yang tersedia di perpustakaan atau melalui sumber daya lokal. Misalnya, dalam pembelajaran sejarah, guru dapat mengadakan diskusi berdasarkan buku sejarah yang ada di perpustakaan.

Pembelajaran Berbasis Proyek: Menggunakan proyek praktis yang melibatkan siswa. Misalnya, siswa dapat membuat poster atau presentasi menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar mereka, seperti kertas, kardus, dan alat tulis.

Metode Diskusi dan Tanya Jawab: Mendorong interaksi verbal di kelas dapat sangat efektif. Guru dapat memfasilitasi diskusi kelompok untuk membahas topik tertentu, sehingga siswa dapat saling berbagi pengetahuan.

Model Demonstrasi: Guru dapat melakukan demonstrasi langsung untuk menjelaskan konsep tertentu. Misalnya, dalam pelajaran sains, guru dapat menunjukkan eksperimen sederhana dengan menggunakan bahan yang ada di sekitar, seperti air, garam, dan alat rumah tangga.

Pendidikan Berbasis Komunitas: Mengajak orang tua atau anggota komunitas yang memiliki keahlian tertentu untuk berbagi pengetahuan mereka. Contohnya, mengundang seorang petani untuk berbicara tentang pertanian lokal dan pentingnya keberlanjutan.

Contoh Kasus Nyata: Di sebuah sekolah dasar di daerah pedesaan, ketersediaan teknologi sangat terbatas. Guru kelas tersebut menghadapi tantangan dalam mengajarkan sains. Sebagai solusinya, guru mengadakan kegiatan di luar kelas di kebun sekolah, di mana siswa belajar tentang tumbuhan dan ekosistem dengan mengamati langsung dan mencatat pengamatan mereka. Siswa kemudian membuat jurnal sains berbasis pengalaman mereka, yang tidak hanya mengajarkan konsep sains tetapi juga meningkatkan keterampilan observasi dan menulis.

Dengan pendekatan ini, kualitas pembelajaran tetap terjaga meskipun tanpa teknologi canggih.

3. Ya, ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern. Hal ini bergantung pada konteks dan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, serta kondisi lingkungan dan fasilitas yang tersedia. Berikut adalah beberapa alasan dan landasan yang menjelaskan fenomena ini:
Alasan Media Tradisional Lebih Efektif
Kesesuaian dengan Tujuan
Tujuan Spesifik : Media tradisional seperti buku teks, diagram, dan kartu positif sering kali lebih spesifik dan detail dalam menyampaikan informasi, menjadikannya ideal untuk subjek-subjek yang memerlukan penjabaran yang cermat.

Interaksi Aktif
Aktivitas Tangan-Tangan : Media tradisional seperti puzzle, latihan tulis-tanda, dan proyek kerja tangan meningkatkan aktivitas fisik dan mental siswa, yang penting untuk perkembangan motorik dan kognitif.

Sistem Intruktunal Komprehensif
Kompleksitas Konteks : Media tradisional seringkali dirancang sebagai bagian integral dari sistem instruksional yang holistik, mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, bahan terbuka, dan sifat pemanfaatan media.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media
Prinsip Pemilihan Media
Kesesuaian dengan Materi Pelajaran :
Media harus memastikan sesuai dengan materi yang akan disampaikan guna kebenaran dan ketepatannya.

Kesesuaian dengan Karakteristik Siswa :
Pemilihan media harus mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi aktif dalam proses belajar.

Efektivitas dan Efisiensi :
Media yang digunakan harus memiliki efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran, serta mudah digunakan dan sederhana.

Pertanggung jawaban Secara Ilmiah
Evaluasi Empiris
Penelitian empiris dapat dilakukan untuk mengukur keefektivan media pembelajaran. Misalnya, penelitian dapat dilakukan untuk membandingkan prestasi akademis siswa yang menggunakan media tradisional dengan siswa yang menggunakan media digital. Hasil penelitian ini dapat memberikan data yang kuat untuk mendukung keputusan pemilihan media.

Analisis Psikologi
Analisis psikologis dapat membantu memahami bagaimana media tradisional dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran dan proses pembelajaran. Misalnya, pembelajaran tentang presepsi peserta didik dapat menunjukkan bahwa media tradisional dapat menarik perhatian siswa dan memberikan kejelasan objek yang diamati.

Dengan demikian, keputusan untuk menggunakan media tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui evaluasi empiris dan analisis psikologis yang mendetail. Oleh karena itu, penting untuk memilih media yang tepat berdasarkan tujuan, karakteristik siswa, dan kondisi lingkungan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh HENDRIK HENDRIK -
Nama Hendrik
Nim A1P123043
1. Bagaimana landasan filosofis dan implikasinya mempengaruhi keputusan dalam pemilihan media pembelajaran, serta bagaimana hal ini diterapkan dalam konteks pendidikan.
Landasan filosofis dan teoritis memainkan peran penting dalam pemilihan media pembelajaran karena keduanya memberikan kerangka dasar untuk memahami bagaimana siswa belajar dan bagaimana proses belajar-mengajar seharusnya dilakukan. Dalam konteks pendidikan digital saat ini, pemahaman ini menjadi semakin penting mengingat adanya beragam teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung

1. Landasan Filsafat
Filosofi pendidikan, seperti realisme, pragmatisme, konstruktivisme , danhumanisme ,

Konstruktivisme laki-lakisimulasi, aplikasi pembelajaran berbasis proyek, atau lingkungan virtual sering
Pragmatismeberforum diskusi atau proyek kelompok berani.
2. Teori Landasan
Beberapa teori belajar seperti behaviorisme, kognitivisme , dkonstruktivisme juga

Behaviorisme Lebikuis dare atau modul otomatis ya
Kognitivismeberpeta konsep, grafik visual, dan video animasi yang
Konstruktivisme memperbaikiteknologi berbasis jaringan sepertiwiki, blog ,platform pembelajaran kolaboratifdi mana
3. Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital
Dalam pendidikan digital saat ini, penerapan landasan filosofis dan teoritis ini terlihat jelas pada berbagai platform dan alat yang digunakan:

Pembelajaran berbasis proyek (pembelajaran berbasis proyek)yang melakukanSistem Manajemen Pembelajaran (LMS) sepertiKelas Google, Moodle ,Bahasa Inggris Edmodoyang
Gamifikasi dalam pembbehaviorisme dan **kognkognitifisme ,Kahoot! Atau **Duolingoyang
Kelas berani tenggelam(salahPerbesaratau **Microsoft Teams ) danasinan (kognitifisme ,

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus nyata.
Ketika ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan pendekatan yang kreatif dan inovatif tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran. Prosedur pemilihan media ini melibatkan penyesuaian dengan kondisi sumber daya yang ada, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip pedagogis yang tepat. Dalam situasi ini, guru perlu fokus pada solusi berteknologi rendahdan sumber

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Memanfaatkan Sumber Daya yang Ada
Jika akses ke perangkat digital terbatas, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang lebih tradisional namun tetap efektif. Contohnya, buku teks ,lembar kerja , poster , ataualat peraga fisik bisa

2. Pembelajaran Berbasis Proyek Menggunakan Lingkungan Fisik
Guru dapat mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis proyekyang menggunakan

3. Pendekatan Kolaboratif dalam Keterbatasan Teknologi
Di komunitas dengan akses teknologi terbatas, kelompok kerjabisa menjadibelajar berputar(*membusukpembelajaran rotasional )

4. Pemanfaatan Teknologi Non-Digital
Guru dapat menggunakan teknologi non-digital seperti papan tulis, poster, dan alat visual fisik.diagram Venn, peta pikiran ,papan presentasi bisamedia radio atau televisijuga bisa

5. Penggunaan Materi Pembelajaran Lokal
Guru dapat menggunakan materi pembelajaran lokalsepertipragmatisme.

Contoh Kasus Nyata: Pembelajaran di Daerah Pedalaman
Di daerah pedalaman Indonesia, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), banyak sekolah yang memiliki akses terbatas ke teknologi dan internet. Dalam situasi ini, guru menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan .

Selain itu, guru di wilayah ini juga sering memanfaatkan radio pendidikanyang ini

6. Menggunakan Pendekatan Asinkron yang Sederhana
Jika akses internet terbatas tetapi masih ada akses parsial, guru dapat memanfaatkan metode belajar asinkron dengan perbaikan

Kesepian
Dalam situasi di mana teknologi terbatas, guru dapat tetap menjalankan prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan:

Memanfaatkan media yang tersedia, baik itu cetak, visual, atau sumber daya lokal.
Mendorong pembelajaran berbasis proy
Memanfaatkan teknologi non-digital seperti radio atau televisi jika tersedia.
Menyederhanakan pembelajaran berbasis teknologi dengan menggunakan metode asinkron yang minimal akses internet.
Dengan kreativitas dan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip pedagogis, kualitas pembelajaran tetap dapat terjaga bahkan di dalam
Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus.
Ketika ketersediaan teknologi terbatas, guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan pendekatan yang kreatif dan inovatif tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran. Prosedur pemilihan media ini melibatkan penyesuaian dengan kondisi sumber daya yang ada, dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip pedagogis yang tepat. Dalam situasi ini, guru perlu fokus pada solusi berteknologi rendahdan sumber

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Memanfaatkan Sumber Daya yang Ada
Jika akses ke perangkat digital terbatas, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang lebih tradisional namun tetap efektif. Contohnya, buku teks ,lembar kerja , poster , ataualat peraga fisik bisa

2. Pembelajaran Berbasis Proyek Menggunakan Lingkungan Fisik
Guru dapat mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis proyekyang menggunakan

3. Pendekatan Kolaboratif dalam Keterbatasan Teknologi
Di komunitas dengan akses teknologi terbatas, kelompok kerjabisa menjadibelajar berputar(*membusukpembelajaran rotasional )

4. Pemanfaatan Teknologi Non-Digital
Guru dapat menggunakan teknologi non-digital seperti papan tulis, poster, dan alat visual fisik.diagram Venn, peta pikiran ,papan presentasi bisamedia radio atau televisijuga bisa

5. Penggunaan Materi Pembelajaran Lokal
Guru dapat menggunakan materi pembelajaran lokalsepertipragmatisme.

Contoh Kasus Nyata: Pembelajaran di Daerah Pedalaman
Di daerah pedalaman Indonesia, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), banyak sekolah yang memiliki akses terbatas ke teknologi dan internet. Dalam situasi ini, guru menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan .

Selain itu, guru di wilayah ini juga sering memanfaatkan radio pendidikanyang ini

6. Menggunakan Pendekatan Asinkron yang Sederhana
Jika akses internet terbatas tetapi masih ada akses parsial, guru dapat memanfaatkan metode belajar asinkron dengan perbaikan

Kesepian
Dalam situasi di mana teknologi terbatas, guru dapat tetap menjalankan prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan:

Memanfaatkan media yang tersedia, baik itu cetak, visual, atau sumber daya lokal.
Mendorong pembelajaran berbasis proy
Memanfaatkan teknologi non-digital seperti radio atau televisi jika tersedia.
Menyederhanakan pembelajaran berbasis teknologi dengan menggunakan metode asinkron yang minimal akses internet.
Dengan kreativitas dan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip pedagogis, kualitas pembelajaran tetap dapat terjaga bahkan di dalam

3.Apakah ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern? Bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi ini, dan bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah?
Ya, ada situasi di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern, tergantung pada beberapa faktor seperti karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, dan konteks lingkungan belajar. Berikut ini beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif, serta bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah: ### 1. **Kebutuhan Pembelajaran Taktual dan Motorik** Media pembelajaran tradisional seperti **alat peraga fisik, manipulatif, atau model tiga dimensi** seringkali lebih efektif untuk pembelajaran yang melibatkan keterampilan motorik dan pemahaman spasial. Misalnya, dalam pelajaran sains atau matematika, penggunaan **manipulatif fisik** (seperti blok geometri atau alat laboratorium) lebih membantu siswa dalam memahami konsep-konsep abstrak dibandingkan simulasi digital. **Landasan teoritis**: Teori **konstruktivisme** mendukung pembelajaran yang aktif dan berbasis pengalaman langsung. Dengan menggunakan alat peraga fisik, siswa dapat berinteraksi dengan materi secara nyata, yang membantu mereka membangun pemahaman yang lebih mendalam. **Pertanggungjawab ilmiah**: Penelitian menunjukkan bahwa interaksi langsung dengan objek fisik meningkatkan **kesadaran spasial** dan **pemahaman konteks**, terutama pada anak-anak yang memerlukan pengalaman konkret untuk memahami konsep abstrak . ### 2. **Pembelajaran yang Menuntut Refleksi Mendalam** Buku cetak dan media cetak tradisional sering kali lebih efektif dalam konteks **pembelajaran mendalam** yang menuntut pemikiran kritis, refleksi, dan analisis. Membaca dari kertas memungkinkan siswa untuk lebih fokus, memikirkan, dan mengingat informasi dengan lebih baik dibandingkan membaca dari layar digital. **Landasan teoritis**: Prinsip **kognitivisme** menekankan pentingnya bagaimana informasi diolah dalam otak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa membaca dari buku fisik membantu siswa memproses informasi lebih dalam, karena layar digital dapat mengganggu proses fokus dan menyebabkan kelelahan kognitif lebih cepat . **Pertanggungjawab ilmiah**: Penelitian menunjukkan bahwa membaca dari kertas meningkatkan **pemahaman mendalam** dan **retensi informasi**. Ini sering dikaitkan dengan kemampuan siswa untuk menavigasi teks lebih baik secara fisik dan membuat anotasi langsung pada bahan cetak . ### 3. **Pengajaran di Daerah dengan Akses Teknologi Terbatas** Di daerah dengan keterbatasan akses teknologi dan infrastruktur, media pembelajaran tradisional seperti **papan tulis, buku cetak, dan gambar** lebih praktis dan efektif daripada media digital. Dalam konteks ini, pengajaran tatap muka dengan media tradisional juga memungkinkan **interaksi langsung** antara guru dan siswa yang sering kali menjadi lebih bermakna. **Landasan teoritis**: Teori **pragmatisme** ketegangan kesetaraan antara media dengan konteks dan kebutuhan praktis.Dalam situasi ini, penggunaan teknologi digital yang mahal atau memerlukan akses internet tidak realistis dan justru dapat menenangkan proses pembelajaran. **Pertanggungjawab ilmiah**: Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas media tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi oleh bagaimana media tersebut sesuai dengan kebutuhan lokal dan kemampuan siswa . Media tradisional dalam konteks keterbatasan teknologi dapat lebih efisien dan mendukung pembelajaran yang berkelanjutan. ### 4. **Pembelajaran Keterampilan Sosial dan Interpersonal** Media tradisional seperti **diskusi tatap muka, debat kelas, atau permainan peran** sering kali lebih efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal. Meskipun platform digital dapat mendukung kolaborasi yang berani, kehadiran fisik dan interaksi langsung seringkali lebih kuat dalam mengembangkan empati, komunikasi verbal, dan keterampilan kerjasama. **Landasan teoritis**: **Teori pembelajaran sosial** oleh Albert Bandura tekanan pentingnya pengamatan dan interaksi sosial dalam pembelajaran. Interaksi langsung dalam situasi kelas fisik memungkinkan siswa mengamati bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah, yang memperkaya pengalaman belajar mereka. **Pertanggungjawab ilmiah**: Penelitian tentang **pembelajaran sosial dan emosional** menunjukkan bahwa interaksi langsung lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan sosial karena siswa mendapatkan umpan balik langsung dan belajar dari situasi interpersonal nyata . ### 5. **Pembelajaran Berbasis Seni dan Kreativitas** Dalam pembelajaran yang melibatkan **kreativitas, seni, dan keterampilan kerajinan tangan**, media tradisional seperti **kanvas, kucing, kertas, dan alat kerajinan** lebih efektif daripada media digital. Aktivitas yang melibatkan pembuatan fisik dan keterampilan manual seperti menggambar, melukis, atau membuat kerajinan lebih baik diakses melalui media tradisional. **Landasan teoritis**: Teori **humanisme** dalam pendidikan menekankan pentingnya ekspresi pribadi, kreativitas, dan keterlibatan langsung dengan materi pembelajaran. Media tradisional memberikan lebih banyak kebebasan bagi siswa untuk mengekspresikan ide-ide mereka dengan cara yang lebih taktil dan beragam. **Pertanggungjawab ilmiah**: Studi menunjukkan bahwa keterlibatan langsung dengan materi fisik dalam seni meningkatkan **kreativitas** dan **keterampilan motorik halus**, serta memberikan ruang bagi eksplorasi pribadi yang lebih kaya daripada media digital . ### Kesimpulan: Dalam situasi tertentu, media pembelajaran tradisional lebih efektif karena mampu memberikan pengalaman yang lebih mendalam, konkret, dan sesuai dengan konteks. Prinsip pemilihan media—berdasarkan teori **konstruktivisme, kognitivisme, pragmatisme**, dan **pembelajaran sosial**—menekankan pentingnya memilih media yang paling cocok dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan lingkungan belajar.Keputusan untuk menggunakan media tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui bukti penelitian yang mendukung keunggulan media tersebut dalam situasi-situasi tertentu, seperti pengembangan keterampilan motorik, retensi informasi yang lebih baik, dan pembelajaran sosial yang lebih efektif.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh HENDRIK HENDRIK -
1.      Menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip desain instruksional dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran yang paling efektif, dan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam lingkungan pembelajaran yang berbeda, seperti pembelajaran jarak jauh atau blended

Prinsip-prinsip desain instruksional berpembelajaran campuran ,

 

Berikut adalah beberapa prinsip desain instruksional yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, serta bagaimana prinsip-prinsip ini diterapkan dalam berbagai lingkungan pembelajaran

 

1.      Prinsip Relevansi dan Tujuan Pembelajaran (Berpusat pada Tujuan)

Prinsip ini menekankan bahwa media yang dipilih harus mendukung tujuan pembelajaran yang telah

 

Penerapan dalam Pembelajaran Jarak Jauh :video pembelajaran, podcast , atauwebinar seringvideo animasiatau **simSimulasidapat dipilih untuk

 

Penerapan dalam Blended Learning :pembelajaran campuran ,media digitaldan **sayamedia tradisionalmelihat

 

2.      Prinsip Keterlibatan Aktif (Pembelajaran Aktif)

Pembelajaran yang efektif melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar, baik melalui interaksi dengan media maupun kolaborasi dengan sesama siswa. Media yang dipilih harus memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif, baik dalam bentuk diskusi ,tugas interaktif , atau **eeksperimen virtual .

 

Penerapan dalam Pembelajaran Jarak Jauh :LMS (Learning Management System) adalah sebuah sistem manajemen pembelajaran yangGamifikasi juga sering disalah artikan

 

Penerapan dalam Blended Learning :pembelajaran campuran ,

 

3.      Prinsip Pengorganisasian Konten (Content Organization)

Media yang dipilih harus mendukung pengorganisasian kontensecara

 

Penerapan dalam Pembelajaran Jarak Jauh: Dalam pembelajaran jarModul daringyang tersusun dengan baikpresentasi interaktif, infografis, atau **petapeta konsep digital da

 

Penerapan dalam Blended Learning :

 

4.      Prinsip Umpan Balik dan Penguatan (Umpan Balik dan Penguatan)

Memberikan umpan balik y

 

Penerapan dalam Pembelajaran Jarak Jauh :umpan balik otomatis ,forum diskusi atau email.

 

Penerapan dalam Blended Learning :media digital(salah

 

5.      Prinsip Individualisasi (Berpusat pada Peserta Didik)

Pembelajaran yang efektif harus mempertimbangkan karakteristik individu siswa , te

 

Penerapan dalam Pembelajaran Jarak Jauh : Pembvideo pembelajaran on-demand, modul asinkron , dan **tugastugas terbuka memberi siswa kontrol

 

Penerapan dalam Blended Learning :pembelajaran campuran ,video pembelajaran untuk di

 

6.      Prinsip Kontekstualisasi (Pembelajaran Kontekstual)

Pembelajaran yang bermakna harus terkait dengan konteks dunia nyata. Media yang dipilih harus membantu siswa memahami bagaimana pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam situasi nyata.

2.      Bagaimana prosedur pemilihan media pembelajaran dapat disesuaikan untuk mendukung inklusivitas dan keberagaman peserta didik, terutama bagi siswa dengan kebutuhan khusus atau dari latar belakang budaya yang

Evaluasi efektivitas media pembelajaran yang dipilih harus dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa media tersebut benar-benar mendukung tujuan pembelajaran dan memenuhi kebutuhan siswa. Evaluasi ini melibatkan pengamatan, pengukuran, dan analisis terhadap bagaimana media yang digunakan berkontribusi pada hasil pembelajaran.

 Prosedur evaluasi yang berkelanjutan harus diintegrasikan ke dalam siklus pembelajaran untuk memungkinkan penyesuaian yang cepat dan relevan sesuai dengan dinamika kelas dan kemajuan siswa.

 

Kriteria Evaluasi Efektivitas Media Pembelajaran

Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran

 

Apakah media yang dipilih membantu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan? Media yang efektif harus selaras dengan tujuan instruksional dan memberikan sarana bagi siswa untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

Indikator: Mencapai hasil pembelajaran yang terukur, seperti skor ujian, tugas yang berhasil diselesaikan, atau penguasaan keterampilan yang ditargetkan.

Keterlibatan dan Motivasi Siswa

 

Apakah media mampu meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran? Media yang baik harus mendorong partisipasi aktif dan interaksi siswa dengan materi pembelajaran.

Indikator: Tingkat kehadiran, partisipasi dalam diskusi, penggunaan media oleh siswa, dan umpan balik dari siswa mengenai minat atau rasa puas terhadap penggunaan media tersebut.

Aksesibilitas dan Inklusivitas

 

Apakah media pembelajaran dapat diakses oleh semua siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus atau berasal dari latar belakang budaya yang berbeda? Media harus dirancang untuk inklusif dan mudah digunakan oleh berbagai kelompok siswa.

Indikator: Penggunaan media oleh siswa dengan kebutuhan khusus, seberapa sering siswa menggunakan fitur aksesibilitas (misalnya subtitel, teks alternatif), dan apakah siswa merasa bahwa konten tersebut relevan dengan latar belakang mereka.

Efisiensi Penggunaan Waktu

 

Apakah media membantu menghemat waktu pembelajaran atau malah memperpanjang durasi pembelajaran tanpa meningkatkan efektivitas? Media yang baik harus memfasilitasi pengajaran yang efisien tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran.

Indikator: Waktu yang dihabiskan siswa untuk menguasai materi, apakah media mengurangi waktu guru dalam menjelaskan konsep, atau apakah media memungkinkan siswa belajar lebih cepat.

Kualitas Interaksi dan Kolaborasi

 

Apakah media mendukung interaksi antara siswa dan guru atau antar sesama siswa? Media yang efektif harus mendorong kolaborasi, baik dalam diskusi kelompok, proyek bersama, maupun komunikasi langsung.

Indikator: Frekuensi dan kualitas interaksi yang terjadi selama pembelajaran, seperti partisipasi dalam forum diskusi atau proyek kolaboratif.

Kemampuan Media untuk Memfasilitasi Penilaian

 

Apakah media membantu dalam proses penilaian yang akurat dan real-time? Media pembelajaran yang efektif harus memungkinkan guru untuk mengukur kemajuan siswa secara berkelanjutan melalui alat penilaian atau aktivitas yang disediakan.

Indikator: Kemampuan media untuk menyediakan tes, kuis otomatis, penugasan interaktif, dan sistem pelaporan hasil yang memberikan umpan balik langsung kepada siswa.

Fleksibilitas dan Adaptabilitas

 

Apakah media cukup fleksibel untuk digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran dan oleh siswa dengan berbagai gaya belajar? Media yang baik harus adaptif, memungkinkan berbagai cara pengajaran dan belajar.

Indikator: Kemampuan media untuk digunakan dalam situasi pembelajaran yang berbeda (daring, luring, blended), serta respons media terhadap perubahan kebutuhan atau preferensi siswa.

Umpan Balik Siswa dan Guru

 

Apakah siswa dan guru merasa bahwa media tersebut membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran? Umpan balik dari kedua belah pihak sangat penting untuk mengukur keberhasilan media.

Indikator: Survei, wawancara, atau diskusi kelas yang mengungkapkan pendapat siswa dan guru tentang keefektifan media yang digunakan.

Prosedur Evaluasi Berkelanjutan dalam Siklus Pembelajaran

Pengamatan Berkelanjutan Guru harus secara teratur mengamati bagaimana siswa menggunakan media pembelajaran. Observasi ini bisa dilakukan saat kelas berlangsung (baik online maupun tatap muka) atau melalui analisis aktivitas siswa di platform digital.

 

Langkah-langkah:

 

Catat tingkat keterlibatan siswa dengan media.

Amati apakah media mendukung pemahaman konsep yang sedang dipelajari.

Identifikasi masalah teknis atau hambatan yang dialami siswa saat menggunakan media.

Pengumpulan Data Hasil Belajar Evaluasi juga melibatkan pengumpulan data tentang hasil belajar siswa, seperti nilai ujian, tugas, dan proyek. Data ini bisa dibandingkan dengan hasil pembelajaran sebelum media tersebut digunakan untuk melihat dampaknya.

 

Langkah-langkah:

 

Gunakan tes formatif dan sumatif untuk mengukur pemahaman siswa secara berkala.

Analisis performa siswa sebelum dan sesudah menggunakan media tertentu untuk melihat perbedaan atau peningkatan dalam pembelajaran.

Umpan Balik Langsung dari Siswa dan Guru Umpan balik dari siswa dan guru adalah salah satu sumber informasi yang penting dalam evaluasi media. Siswa dapat memberikan wawasan tentang bagaimana media membantu mereka memahami materi, sementara guru dapat berbagi apakah media tersebut mempermudah proses pengajaran.

 

Langkah-langkah:

 

Adakan survei atau wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang efektivitas media.

Kumpulkan umpan balik dari guru mengenai sejauh mana media membantu atau menghambat proses pembelajaran.

Penilaian terhadap Kesesuaian Media dengan Teknologi Terkini Teknologi terus berkembang, dan media yang dipilih mungkin memerlukan penyesuaian atau pembaruan agar tetap relevan. Evaluasi harus mempertimbangkan apakah media masih efektif dalam mendukung perkembangan teknologi terbaru.

 

Langkah-langkah:

 

Tinjau apakah media tersebut sudah ketinggalan zaman atau masih sesuai dengan teknologi yang dimiliki siswa.

Perbarui atau ganti media jika terdapat inovasi yang lebih efektif dan efisien.

Analisis dan Refleksi terhadap Proses Pembelajaran Guru dan tim pembelajaran harus melakukan refleksi secara berkala tentang bagaimana media berkontribusi terhadap keseluruhan proses pembelajaran. Refleksi ini bisa melibatkan diskusi tim pengajar atau evaluasi internal.

 

Langkah-langkah:

 

Kaji apakah media yang digunakan konsisten dengan teori pembelajaran yang mendasari pendekatan pengajaran.

Lakukan analisis terhadap data hasil belajar untuk menentukan apakah media tersebut memerlukan penyesuaian.

Tindak Lanjut dan Penyesuaian Setelah proses evaluasi selesai, langkah berikutnya adalah melakukan tindak lanjut berdasarkan temuan tersebut. Jika ditemukan kelemahan atau area yang perlu ditingkatkan, media dapat dimodifikasi, diganti, atau ditingkatkan.

 

Langkah-langkah:

 

Berdasarkan umpan balik, lakukan perbaikan media (misalnya, memperbaiki antarmuka pengguna, menambahkan fitur aksesibilitas, atau mengubah cara penyajian konten).

Jika media tidak efektif, pertimbangkan untuk menggantinya dengan alternatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.

Evaluasi Sumatif pada Akhir Siklus Pembelajaran Di akhir setiap siklus pembelajaran (misalnya, pada akhir semester atau akhir topik), evaluasi sumatif dilakukan untuk melihat dampak keseluruhan dari media yang dipilih terhadap hasil pembelajaran dan pengalaman siswa.

 

Langkah-langkah:

 

Analisis hasil tes akhir dan bandingkan dengan tujuan pembelajaran.

Gunakan evaluasi sumatif untuk membuat keputusan tentang penggunaan media di masa depan, apakah akan dilanjutkan, dimodifikasi, atau diganti.

Integrasi Evaluasi Media dalam Siklus Pembelajaran

Untuk mengintegrasikan evaluasi media secara berkelanjutan ke dalam siklus pembelajaran, penting untuk mengikuti proses iteratif yang menggabungkan penggunaan media, evaluasi, dan perbaikan. Berikut adalah bagaimana prosedur ini dapat diintegrasikan:

 

Perencanaan: Pilih media berdasarkan analisis kebutuhan awal siswa dan tujuan pembelajaran.

Implementasi: Gunakan media dalam proses pembelajaran.

Pengamatan dan Pengumpulan Data: Secara aktif mengamati penggunaan media dan mengumpulkan data hasil belajar dan keterlibatan siswa.

Evaluasi: Lakukan evaluasi formatif secara berkala untuk menilai efektivitas media, serta evaluasi sumatif di akhir siklus.

Tindak Lanjut dan Penyesuaian: Berdasarkan hasil evaluasi, lakukan perbaikan pada media atau ganti dengan yang lebih efektif untuk siklus pembelajaran berikutnya.

Dengan prosedur evaluasi berkelanjutan ini, guru dapat memastikan bahwa media pembelajaran yang digunakan tetap relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa sepanjang proses pembelajaran.

3.      Bagaimana evaluasi efektivitas media pembelajaran yang telah dipilih dapat dilakukan secara berkelanjutan. Apa saja kriteria evaluasi yang sebaiknya diperhatikan, dan bagaimana prosedur ini dapat diintegrasikan ke dalam siklus pembelajaran?

 

Evaluasi efektivitas media pembelajaran yang telah dipilih sangat penting untuk dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa media tersebut benar-benar mendukung tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa. Proses evaluasi ini harus terintegrasi ke dalam siklus pembelajaran untuk memungkinkan perbaikan yang cepat dan responsif.

 

Kriteria Evaluasi Efektivitas Media Pembelajaran

Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran

 

Media harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi dapat dilakukan dengan mengukur sejauh mana media membantu siswa mencapai kompetensi yang diinginkan.

Indikator: Tingkat penguasaan materi oleh siswa, misalnya melalui nilai ujian atau penilaian formatif.

Keterlibatan dan Motivasi Siswa

 

Media yang efektif harus mampu meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan dapat dilihat dari partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran.

Indikator: Frekuensi dan kualitas interaksi siswa, tingkat kehadiran, serta umpan balik siswa mengenai minat mereka terhadap media yang digunakan.

Aksesibilitas dan Inklusivitas

 

Evaluasi harus memperhatikan apakah media dapat diakses oleh semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Media harus dirancang untuk dapat digunakan oleh semua peserta didik tanpa hambatan.

Indikator: Penggunaan fitur aksesibilitas, seperti subtitel atau teks alternatif, serta umpan balik dari siswa dengan kebutuhan khusus mengenai kemudahan penggunaan media.

Efisiensi Penggunaan Waktu

 

Media pembelajaran harus memungkinkan proses pembelajaran yang efisien. Evaluasi ini melihat apakah media menghemat waktu pembelajaran atau justru memperlambat proses.

Indikator: Waktu yang dibutuhkan siswa untuk memahami materi, serta sejauh mana media membantu mengurangi waktu penjelasan guru.

Kualitas Interaksi dan Kolaborasi

 

Media harus mendukung interaksi antara siswa dan guru serta antar siswa. Kualitas interaksi ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif.

Indikator: Tingkat partisipasi dalam diskusi kelompok, kolaborasi dalam proyek, dan penggunaan media interaktif.

Kemampuan untuk Memfasilitasi Penilaian

 

Media pembelajaran seharusnya memungkinkan guru untuk melakukan penilaian yang akurat dan berkelanjutan terhadap kemajuan siswa.

Indikator: Kemampuan media untuk menyediakan alat penilaian, kuis, dan aktivitas yang memberikan umpan balik langsung kepada siswa.

Umpan Balik Siswa dan Guru

 

Mendapatkan umpan balik dari siswa dan guru tentang media yang digunakan sangat penting untuk evaluasi. Umpan balik ini membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan media.

Indikator: Survei, wawancara, atau diskusi kelompok yang memberikan wawasan mengenai pengalaman pengguna terhadap media.

Prosedur Evaluasi Berkelanjutan dalam Siklus Pembelajaran

Pengamatan dan Pengumpulan Data

 

Lakukan pengamatan secara berkala terhadap penggunaan media pembelajaran. Catat tingkat keterlibatan siswa dan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kumpulkan data hasil belajar siswa, seperti nilai ujian, tugas, dan penilaian lainnya.

Analisis Hasil Belajar

 

Lakukan analisis terhadap hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penggunaan media. Bandingkan hasil tersebut dengan hasil sebelum penggunaan media untuk mengevaluasi dampaknya.

Gunakan data untuk menentukan apakah media membantu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Umpan Balik dari Siswa dan Guru

 

Adakan sesi umpan balik untuk mendapatkan pandangan siswa dan guru tentang media yang digunakan. Ini dapat dilakukan melalui survei, wawancara, atau diskusi kelompok.

Umpan balik ini harus dianalisis untuk menentukan apa yang berjalan baik dan area mana yang memerlukan perbaikan.

Penyesuaian dan Perbaikan Media

 

Berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik yang diterima, lakukan penyesuaian pada media pembelajaran. Ini bisa meliputi peningkatan fitur, penyederhanaan penggunaan, atau penggantian media yang kurang efektif.

Jika media terbukti tidak efektif, pertimbangkan untuk menggantinya dengan alternatif yang lebih sesuai.

Integrasi ke dalam Siklus Pembelajaran

 

Evaluasi harus menjadi bagian dari siklus pembelajaran yang berkelanjutan. Integrasikan langkah-langkah evaluasi ke dalam perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi di setiap tahap pembelajaran.

Setiap akhir siklus pembelajaran, lakukan evaluasi sumatif untuk menilai keseluruhan efektivitas media dan merencanakan langkah-langkah untuk siklus berikutnya.

Langkah Integrasi Evaluasi dalam Siklus Pembelajaran

Perencanaan

 

Saat merencanakan pembelajaran, tentukan media yang akan digunakan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran.

Rencanakan metode evaluasi yang akan diterapkan untuk mengukur efektivitas media.

Implementasi

 

Terapkan media dalam proses pembelajaran. Pastikan untuk mencatat pengamatan selama penggunaan media.

Evaluasi Formatif

 

Lakukan evaluasi formatif secara berkala, mengumpulkan data dan umpan balik untuk memahami efektivitas media saat itu.

Refleksi

 

Setelah siklus pembelajaran, lakukan refleksi terhadap proses, hasil, dan umpan balik yang diperoleh. Diskusikan dengan tim pengajar tentang langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

Tindak Lanjut

 

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi, lakukan perbaikan pada media atau rencana pembelajaran untuk siklus berikutnya.

Kesimpulan

Evaluasi efektivitas media pembelajaran harus dilakukan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan kriteria yang relevan dan terintegrasi ke dalam siklus pembelajaran. Melalui pengamatan, pengumpulan data, umpan balik, dan refleksi, guru dapat memastikan bahwa media pembelajaran yang digunakan benar-benar mendukung keberhasilan siswa dan dapat diperbaiki untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa mendatang.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh HENDRIK HENDRIK -
1.Landasan filosofis dan teoritis memiliki peran penting dalam mempengaruhi keputusan pemilihan media pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, pemilihan media tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis, tetapi juga aspek pedagogis, kultural, dan sosial. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana landasan ini berfungsi dan bagaimana penerapannya dalam konteks pendidikan digital saat ini.

 

Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Filosofi Pendidikan

 

Konstruktivisme: Pendekatan ini menekankan bahwa siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Dalam konteks ini, media pembelajaran yang dipilih harus memungkinkan eksplorasi, kolaborasi, dan refleksi. Contoh media yang sesuai adalah simulasi interaktif, video pembelajaran yang mendorong diskusi, atau platform kolaboratif yang memungkinkan siswa bekerja sama dalam proyek.

Behaviorisme: Pendekatan ini berfokus pada penguatan perilaku yang diinginkan melalui latihan dan umpan balik. Dalam konteks ini, media pembelajaran yang dipilih harus dapat menyediakan latihan yang terstruktur dan umpan balik instan, seperti aplikasi pembelajaran berbasis kuis atau permainan edukatif.

Teori Belajar

 

Teori Multikultural: Dalam masyarakat yang beragam, media pembelajaran harus mencerminkan keberagaman budaya dan pengalaman siswa. Pemilihan media yang mencakup konten yang relevan bagi berbagai budaya membantu siswa merasa diakui dan terlibat. Dalam konteks digital, penggunaan platform pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan konten lokal atau media yang mendukung keberagaman budaya sangat penting.

Teori Kognitif: Media pembelajaran harus disesuaikan dengan cara otak siswa memproses informasi. Misalnya, penggunaan grafik, video, dan elemen visual lainnya membantu dalam memahami konsep yang kompleks. Dalam konteks pendidikan digital, desain media harus mempertimbangkan kognisi siswa agar lebih mudah dipahami.

Pedagogi

 

Pendidikan Berbasis Proyek: Pendekatan ini memerlukan media yang mendukung kolaborasi dan pemecahan masalah. Dalam konteks digital, penggunaan alat manajemen proyek atau platform pembelajaran daring yang memungkinkan kerja kelompok sangat penting.

Pembelajaran Berbasis Masalah: Media pembelajaran yang mendukung analisis dan penyelesaian masalah nyata sangat diperlukan. Misalnya, studi kasus, simulasi, dan video interaktif dapat membantu siswa memahami aplikasi praktis dari teori yang diajarkan.

Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital Saat Ini

Penggunaan Teknologi yang Relevan

 

Dalam memilih media pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan teknologi yang relevan dengan kebutuhan siswa. Misalnya, pemilihan aplikasi mobile untuk pembelajaran mandiri dapat disesuaikan dengan gaya belajar siswa yang lebih suka belajar secara mandiri.

Contoh: Platform pembelajaran seperti Google Classroom atau Moodle yang menyediakan ruang bagi interaksi antara siswa dan guru, memungkinkan penggunaan media yang beragam dan interaktif.

Desain Pembelajaran Inklusif

 

Mengintegrasikan prinsip-prinsip inklusivitas dalam pemilihan media adalah penting untuk mendukung keberagaman. Media harus dapat diakses oleh siswa dengan kebutuhan khusus dan mencakup berbagai perspektif budaya.

Contoh: Video pembelajaran yang disertai dengan subtitle, teks tertutup, atau konten yang mencerminkan budaya lokal.

Pembelajaran Asinkron dan Sinkron

 

Pendidikan digital memberikan fleksibilitas dalam pemilihan media untuk pembelajaran asinkron (seperti rekaman video, modul daring) dan sinkron (seperti pertemuan video langsung). Pendekatan ini memungkinkan siswa belajar sesuai dengan ritme mereka sendiri dan mendapatkan dukungan waktu nyata saat diperlukan.

Contoh: Penggunaan webinar untuk diskusi langsung dan platform seperti Edpuzzle untuk materi video yang dilengkapi dengan pertanyaan interaktif.

Evaluasi Berbasis Data

 

Data analitik yang dihasilkan dari penggunaan media pembelajaran digital dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas media tersebut. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pemilihan dan pengembangan media pembelajaran yang lebih sesuai.

Contoh: Analisis hasil kuis dan tugas yang dilakukan siswa secara daring untuk menentukan jenis media yang paling efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep.

2. Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, bagaimana guru dapat tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran? Berikan contoh kasus nyata.

Dalam situasi dengan keterbatasan teknologi, guru tetap dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dan memanfaatkan media yang sederhana namun efektif. Proses pemilihan media yang tepat harus memperhatikan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan lingkungan pembelajaran. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:

 

1.      Menggunakan Media Tradisional dengan Kreatif

Guru dapat menggunakan media tradisional seperti papan tulis, buku, gambar, atau alat peraga fisik untuk menjelaskan konsep-konsep penting. Meskipun sederhana, media ini tetap bisa efektif jika digunakan dengan cara yang kreatif.

 

Contoh Kasus: Seorang guru di sekolah pedesaan yang tidak memiliki akses internet memanfaatkan gambar-gambar dari buku dan poster untuk mengajarkan anatomi tubuh manusia. Guru tersebut memanfaatkan poster yang diambil dari majalah lama dan meminta siswa untuk membuat replika sederhana dari tubuh manusia dengan bahan-bahan seperti kertas dan karton. Meskipun sederhana, media ini tetap interaktif dan menarik minat siswa.

 

2.      Memanfaatkan Pembelajaran Berbasis Aktivitas (Activity-Based Learning)

Aktivitas fisik dan proyek sederhana bisa menjadi alternatif efektif untuk menggantikan teknologi canggih. Guru dapat menciptakan skenario pembelajaran di mana siswa terlibat aktif dalam proses belajar.

 

Contoh Kasus: Dalam kelas sains yang tidak memiliki peralatan laboratorium, guru menggunakan metode eksperimen sederhana yang memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan di rumah atau lingkungan sekitar, seperti memanfaatkan botol plastik untuk eksperimen sains sederhana seperti percobaan tekanan udara atau membuat miniatur ekosistem. Dengan demikian, pembelajaran tetap bersifat praktis dan menarik.

 

3.      Menggunakan Sumber Daya Lokal

Guru bisa memanfaatkan potensi sumber daya lokal yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Sumber daya ini bisa berupa alam, bahan-bahan yang mudah ditemukan, atau orang-orang yang berkompeten di sekitar.

 

Contoh Kasus: Di daerah pedalaman yang sulit akses teknologi, seorang guru sejarah mengundang tetua kampung atau narasumber lokal untuk bercerita mengenai sejarah dan budaya lokal. Selain itu, siswa juga diajak melakukan observasi langsung ke situs-situs sejarah setempat. Pendekatan ini memperkaya pembelajaran dan mendekatkan siswa dengan konteks lokal mereka.

 

4.      Mengoptimalkan Diskusi Kelompok dan Metode Tanya Jawab

Dalam kondisi terbatas teknologi, diskusi kelompok, metode tanya jawab, dan debat bisa menjadi media pembelajaran yang sangat efektif. Melalui metode ini, guru bisa membantu siswa berpikir kritis dan memecahkan masalah secara kolaboratif.

 

Contoh Kasus: Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru meminta siswa untuk membaca cerita pendek dari buku teks cetak, kemudian melakukan diskusi kelompok tentang tema, karakter, dan moral cerita tersebut. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Dengan metode ini, siswa tetap aktif dan terlibat meskipun tanpa teknologi canggih.

3.Apakah ada situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan media digital modern? Bagaimana landasan dan prinsip pemilihan media diterapkan dalam situasi ini, dan bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah?

 

 

Ya, ada situasi-situasi tertentu di mana media pembelajaran tradisional lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern. Hal ini terutama terkait dengan konteks pembelajaran, karakteristik siswa, dan tujuan pembelajaran. Berikut beberapa contoh situasi tersebut, landasan pemilihan media, dan bagaimana keputusan ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah:

 

1.      Pembelajaran Taktis dan Kinestetik

Untuk materi yang memerlukan keterlibatan fisik dan pengalaman langsung, seperti keterampilan motorik atau seni praktis, media tradisional yang melibatkan interaksi langsung dengan objek fisik seringkali lebih efektif.

 

Contoh Kasus: Dalam mata pelajaran seni rupa atau keterampilan, alat peraga fisik seperti tanah liat, kain, atau kayu lebih efektif daripada simulasi digital. Pembelajaran yang melibatkan keterampilan manual dan indera peraba memerlukan interaksi langsung untuk membangun pemahaman dan keterampilan motorik yang baik.

 

Landasan Teoretis: Menurut teori embodied cognition, pemahaman kognitif sering kali terjalin dengan pengalaman fisik. Melalui sentuhan langsung dan manipulasi objek nyata, siswa dapat lebih mudah menginternalisasi konsep yang abstrak dibandingkan jika hanya melalui media digital Pembelajaran yang Melibatkan Konsentrasi dan Refleksi Dalam beberapa konteks, seperti membaca teks panjang atau mempelajari konsep-konsep kompleks, buku cetak atau tulisan tangan mungkin lebih efektif dibandingkan layar digital. Hal ini karena media tradisional cenderung lebih mendukung konsentrasi dan pengurangan distraksi.

 

Contoh Kasus: Penelitian menunjukkan bahwa ketika membaca teks yang panjang dan memerlukan pemahaman mendalam, siswa lebih mudah memahami dan mengingat isi teks saat membaca buku fisik dibandingkan di layar komputer atau tablet. Misalnya, pada mata pelajaran sejarah atau literatur, buku cetak dapat memberikan pengalaman membaca yang lebih kaya dan reflektif .

 

Eoretis: Prinsip dual-task interference dalam psikologi kognitif menyebutkan bahwa penggunaan media digital yang interaktif dapat meningkatkan beban kognitif karena sering kali disertai dengan distraksi dari notifikasi atau fitur lainnya. Sementara, media cetak mengurangi gangguan tersebut dan mendukung proses pembelajaran yang lebih mendalam dan berfokus .

 

2.      Kontejaran Sosial dan Diskusi

Beberapa metode pembelajaran, seperti diskusi kelompok atau debat, lebih efektif menggunakan media tradisional yang melibatkan komunikasi tatap muka langsung. Media digital, meskipun mendukung komunikasi jarak jauh, kadang-kadang mengurangi aspek interaksi emosional yang penting dalam pembelajaran sosial.

 

Contoh Kasus: Dalam pelajaran PKN (Pendidikan Kewarganegaraan), diskusi kelompok tentang isu-isu sosial dan politik lebih efektif dilakukan melalui komunikasi langsung dibandingkan menggunakan forum daring. Interaksi langsung memungkinkan siswa untuk memahami nuansa ekspresi, intonasi, dan bahasa tubuh, yang penting dalam debat dan diskusi.

 

Landasan Teoretis: Teori Vygotsky tentang perkembangan sosial menekankan pentingnya interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Media tradisional yang mendukung dialog tatap muka membantu siswa membangun pemahaman melalui negosiasi makna dan kerja sama. Hal ini sulit dicapai dengan media digital yang bersifat asinkron .
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh RIRIN APRILIYA -
1. Landasan Pemilihan Media Pembelajaran

Beberapa landasan utama yang memengaruhi pemilihan media pembelajaran meliputi:

- Teori Pembelajaran: Landasan utama pemilihan media pembelajaran adalah teori pembelajaran yang mendasari proses belajar dan mengajar. Teori-teori ini memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana siswa belajar dan bagaimana media dapat mendukung proses tersebut. Beberapa teori yang relevan meliputi:
- Teori Konstruktivisme: Teori ini menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi. Media pembelajaran yang interaktif dan memungkinkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran lebih sesuai dengan teori ini.
- Teori Pemrosesan Informasi: Teori ini memandang pembelajaran sebagai proses pengolahan informasi yang melibatkan tahap-tahap seperti penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan informasi. Media pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam memproses informasi dengan efektif, seperti media yang menggunakan visualisasi, animasi, dan simulasi, lebih sesuai dengan teori ini.
- Karakteristik Peserta Didik: Setiap siswa memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar yang berbeda. Pemilihan media pembelajaran harus mempertimbangkan karakteristik ini, seperti usia, tingkat perkembangan kognitif, gaya belajar, dan motivasi.
- Tujuan Pembelajaran: Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga menjadi faktor penting dalam pemilihan media. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, baik dalam hal konsep, keterampilan, atau sikap yang ingin dikembangkan.
- Ketersediaan Sumber Daya: Faktor praktis seperti ketersediaan sumber daya, baik berupa perangkat keras, perangkat lunak, maupun akses internet, juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan media.

Implikasi Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran memiliki beberapa implikasi penting, antara lain:

- Efektivitas Pembelajaran: Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dengan membuat proses belajar lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami.
- Efisiensi Waktu: Media pembelajaran dapat membantu guru dalam menghemat waktu dan tenaga dalam menyampaikan materi pembelajaran. Misalnya, penggunaan video atau simulasi dapat membantu guru dalam menjelaskan konsep yang kompleks dengan lebih efisien.
- Motivasi dan Partisipasi Siswa: Media pembelajaran yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
- Aksesibilitas dan Inklusivitas: Media pembelajaran digital dapat meningkatkan aksesibilitas dan inklusivitas pendidikan bagi siswa dengan kebutuhan khusus atau yang berada di daerah terpencil.

Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital

Di era digital, penggunaan media pembelajaran semakin beragam dan canggih. Beberapa contoh penerapannya meliputi:

- Platform Pembelajaran Online: Platform seperti Google Classroom, Moodle, dan Edmodo memungkinkan guru untuk berbagi materi, memberikan tugas, dan memantau kemajuan siswa secara online.
- Video Pembelajaran: Video pembelajaran dapat digunakan untuk menjelaskan konsep, memberikan demonstrasi, atau merekam presentasi. Platform seperti YouTube dan Vimeo menyediakan platform untuk berbagi video pembelajaran.
- Simulasi dan Game Edukasi: Simulasi dan game edukasi dapat membantu siswa dalam belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan. Contohnya, game edukasi seperti Minecraft dan SimCity dapat digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep dalam matematika, sains, dan sejarah.
- Aplikasi Pembelajaran Interaktif: Aplikasi pembelajaran interaktif seperti Quizlet dan Kahoot dapat digunakan untuk membuat kuis, permainan, dan latihan yang dapat meningkatkan pemahaman siswa.

2. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Memaksimalkan Media Non-Teknologi:

- Media Cetak: Guru dapat memanfaatkan media cetak seperti buku, majalah, koran, dan leaflet sebagai sumber belajar. Media ini mudah didapat, murah, dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran.
- Media Audio: Rekaman audio seperti podcast, musik, dan audio book dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran, meningkatkan motivasi, dan mengembangkan kemampuan mendengarkan.
- Media Visual: Gambar, foto, poster, dan diagram dapat digunakan untuk memperjelas konsep, meningkatkan pemahaman, dan memotivasi siswa.
- Media Manipulatif: Alat peraga seperti model, puzzle, dan permainan edukatif dapat digunakan untuk pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan.

2. Mengoptimalkan Media Teknologi yang Tersedia:

- Memanfaatkan Perangkat yang Tersedia: Jika sekolah memiliki komputer atau laptop, guru dapat menggunakannya untuk menampilkan presentasi, video pembelajaran, atau simulasi sederhana.
- Memanfaatkan Smartphone: Smartphone dapat digunakan untuk mengakses internet, mencari informasi, memutar video pembelajaran, atau menggunakan aplikasi pembelajaran sederhana.
- Memanfaatkan Proyektor: Jika sekolah memiliki proyektor, guru dapat menampilkan materi pembelajaran di layar yang lebih besar, sehingga dapat dilihat oleh seluruh kelas.

3. Menerapkan Strategi Pembelajaran Kreatif:

- Pembelajaran Berbasis Proyek: Guru dapat melibatkan siswa dalam proyek yang menantang dan kreatif, yang mendorong mereka untuk mencari informasi, bekerja sama, dan memecahkan masalah.
- Pembelajaran Berbasis Masalah: Guru dapat mengajukan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan siswa, dan mendorong mereka untuk mencari solusi melalui diskusi, penelitian, dan presentasi.
- Pembelajaran Kolaboratif: Guru dapat mendorong siswa untuk belajar bersama dalam kelompok kecil, saling membantu, dan berbagi pengetahuan.

Contoh Kasus Nyata:

Di sebuah sekolah di daerah terpencil dengan akses internet terbatas, seorang guru Bahasa Indonesia ingin mengajarkan materi tentang puisi. Ia memutuskan untuk memanfaatkan media cetak dan media audio:

- Media Cetak: Guru mengumpulkan berbagai puisi dari buku antologi puisi dan majalah sastra. Ia kemudian mencetak puisi-puisi tersebut dan membagikannya kepada siswa.
- Media Audio: Guru merekam dirinya sendiri membacakan puisi-puisi tersebut dengan intonasi dan ekspresi yang menarik. Ia kemudian membagikan rekaman audio tersebut kepada siswa melalui flashdisk.

Guru tersebut juga menerapkan strategi pembelajaran berbasis proyek:

- Proyek Puisi: Guru meminta siswa untuk membuat puisi sendiri dengan tema yang bebas. Siswa kemudian diminta untuk membacakan puisi mereka di depan kelas dan saling memberikan kritik dan saran.

Dengan memanfaatkan media yang tersedia dan menerapkan strategi pembelajaran yang kreatif, guru tersebut dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran. Siswa tetap dapat belajar tentang puisi dengan efektif, meskipun akses teknologi terbatas.
3. Ya, dalam situasi tertentu, media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif dibandingkan media digital modern. Efektivitas media pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti konteks pembelajaran, karakteristik siswa, dan tujuan pembelajaran.

Situasi di Mana Media Tradisional Lebih Efektif

Berikut beberapa situasi di mana media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif:

- Keterbatasan Akses Teknologi: Di daerah terpencil atau sekolah dengan infrastruktur teknologi yang terbatas, media tradisional seperti buku, alat peraga, dan media cetak lainnya tetap menjadi pilihan yang lebih praktis dan mudah diakses.
- Pembelajaran Konseptual: Untuk pembelajaran konseptual yang membutuhkan pemahaman mendalam dan analisis kritis, media tradisional seperti diskusi kelas, demonstrasi, dan simulasi sederhana dapat lebih efektif dalam mendorong interaksi dan pemikiran kritis siswa.
- Pengembangan Keterampilan Praktis: Keterampilan praktis seperti seni, olahraga, dan keterampilan motorik halus, seringkali lebih baik diajarkan melalui metode tradisional seperti latihan langsung, demonstrasi, dan bimbingan langsung dari guru.
- Meningkatkan Interaksi Sosial: Media tradisional seperti diskusi kelompok, permainan edukatif, dan kegiatan kolaboratif lainnya dapat membantu siswa untuk belajar berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun hubungan sosial yang penting dalam proses pembelajaran.
- Membangun Konsentrasi dan Fokus: Dalam situasi di mana siswa mudah terdistraksi oleh teknologi, media tradisional seperti buku, alat peraga, dan pembelajaran langsung dapat membantu siswa untuk fokus dan berkonsentrasi pada materi pembelajaran.

Landasan dan Prinsip Pemilihan Media

Pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada landasan teori dan prinsip-prinsip yang relevan. Beberapa landasan dan prinsip yang dapat diterapkan dalam situasi ini meliputi:

- Teori Pembelajaran: Teori pembelajaran seperti konstruktivisme, teori kognitif, dan teori perilaku dapat memberikan kerangka kerja untuk memilih media yang sesuai dengan bagaimana siswa belajar dan bagaimana media dapat mendukung proses tersebut.
- Karakteristik Siswa: Usia, tingkat perkembangan kognitif, gaya belajar, dan motivasi siswa harus menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan media. Media yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik siswa dan dapat memotivasi mereka untuk belajar.
- Tujuan Pembelajaran: Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jika tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan praktis, maka media tradisional seperti alat peraga dan latihan langsung mungkin lebih efektif.
- Ketersediaan Sumber Daya: Ketersediaan sumber daya, baik berupa perangkat keras, perangkat lunak, maupun akses internet, juga harus dipertimbangkan. Jika sumber daya terbatas, maka media tradisional mungkin menjadi pilihan yang lebih praktis.

Pertanggungjawaban Ilmiah

Keputusan untuk memilih media tradisional dalam situasi tertentu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan:

- Penelitian dan Evaluasi: Guru dapat melakukan penelitian kecil atau evaluasi sederhana untuk mengukur efektivitas media tradisional dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendukung keputusan pemilihan media.
- Observasi dan Refleksi: Guru dapat mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran dan merefleksikan efektivitas media yang digunakan. Observasi ini dapat membantu guru dalam menentukan apakah media tradisional lebih efektif dalam situasi tertentu.
- Dokumentasi dan Laporan: Guru dapat mendokumentasikan proses pemilihan media, alasan di balik keputusan tersebut, dan hasil pembelajaran. Dokumentasi ini dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan keputusan secara ilmiah dan untuk pembelajaran di masa depan.
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh GENTA LAODE ADE -
1.Landasan filosofis teknologi pembelajaran adalah pemikiran mendalam yang menghasilkan keyakinan, dan dibantu oleh alat-alat teknologi untuk memperkuat pemikiran. Landasan filosofis dalam teknologi pendidikan merupakan teori umum yang menjadi landasan dari semua pemikiran mengenai teknologi pendidikan.

2. teknologi, guru dapat mengandalkan strategi pembelajaran langsung yang lebih dinamis. Interaksi guru-siswa secara langsung menjadi kunci dalam menyampaikan materi secara efektif. Ini melibatkan penggunaan strategi seperti diskusi kelompok, simulasi, role-play, atau belajar melalui cerita.
Contoh kasus nyata:

Proyek berbasis lingkungan: Di sebuah sekolah di daerah pedesaan, guru mata pelajaran sains meminta siswa untuk melakukan observasi terhadap tanaman atau ekosistem lokal sebagai bagian dari pembelajaran biologi. Siswa diminta mencatat pengamatan mereka secara manual, kemudian mendiskusikannya di kelas. Hasil dari proyek ini dapat dipresentasikan dalam bentuk laporan tertulis atau presentasi lisan.

3. Ya, dalam beberapa situasi tertentu, media pembelajaran tradisional bisa lebih efektif dibandingkan dengan media digital modern, terutama ketika sifat dan kebutuhan pembelajaran lebih cocok dengan pendekatan yang berbasis pengalaman fisik, interaksi langsung, atau penyampaian materi yang sederhana namun mendalam. Ada beberapa faktor yang dapat membuat media pembelajaran tradisional lebih unggul, tergantung pada tujuan, konteks, dan karakteristik siswa.Situasi di Mana Media Pembelajaran Tradisional Lebih Efektif
- Pembelajaran Anak Usia Dini (PAUD) Pada anak usia dini, pembelajaran melalui pengalaman langsung, manipulasi objek fisik, dan keterlibatan sensorimotor sangat penting untuk perkembangan kognitif, motorik, dan sosial mereka. Media digital, meskipun interaktif, tidak dapat sepenuhnya menggantikan pengalaman fisik ini.
- Prinsip Pemilihan Media dalam Situasi Ini
Pemilihan media dalam situasi di mana media tradisional lebih efektif harus didasarkan pada beberapa prinsip
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh AAN SAPUTRA -
1 -Landasan filosofis dan teoritis, seperti konstruktivisme, mempengaruhi pemilihan media pembelajaran dengan menekankan pentingnya pengalaman aktif dan pembelajaran kolaboratif. Dalam konteks pendidikan digital, ini diterapkan melalui platform interaktif, alat kolaborasi online, dan konten multimedia yang memungkinkan siswa membangun pengetahuan secara mandiri. Pendekatan ini mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dan beradaptasi dengan teknologi. Apakah ada aspek tertentu dari penerapan ini yang ingin kamu gali lebih dalam?

2 - Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru masih dapat memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan beberapa strategi kreatif yang fokus pada optimalisasi sumber daya yang ada, tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran.

Contoh Kasus Nyata:
Di sebuah sekolah di daerah pedalaman Indonesia, teknologi seperti komputer dan proyektor sangat terbatas. Seorang guru IPA menghadapi tantangan untuk mengajarkan topik tentang ekosistem. Alih-alih menggunakan video atau animasi yang memerlukan perangkat teknologi, guru tersebut memanfaatkan lingkungan sekitar dengan mengajak siswa melakukan observasi langsung di hutan atau kebun di dekat sekolah.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk mengidentifikasi berbagai komponen ekosistem seperti tumbuhan, hewan, tanah, dan air. Setelah itu, siswa menggambar rantai makanan dan piramida energi di papan tulis atau di atas kertas, lalu mempresentasikannya. Guru juga menggunakan metode diskusi untuk menggali pemahaman siswa. Hasilnya, meskipun tidak menggunakan teknologi tinggi, pembelajaran tetap berjalan efektif karena siswa langsung berinteraksi dengan objek nyata.

Dengan demikian, guru tetap memenuhi prosedur pemilihan media pembelajaran dengan menyesuaikan media yang ada, tanpa mengorbankan kualitas pendidikan. Pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) menjadi pilihan yang tepat dalam kondisi keterbatasan.

3 - Ya, dalam beberapa situasi, media pembelajaran tradisional dapat lebih efektif dibandingkan media digital modern:

Landasan dan prinsip pemilihan media
Landasan pemilihan media pembelajaran dapat berupa filosofis, psikologis, teknologis, dan empirik. Prinsip pemilihan media pembelajaran yang tepat adalah:

Sesuai dengan tujuan pembelajaran

Cocok dengan sasaran

Relevan dengan materi yang diajarkan

Praktis dan luwes

Dapat digunakan oleh pengajar

Sesuai dengan karakteristik siswa

Faktor yang dipertimbangkan guru
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam memilih media pembelajaran adalah tujuan, efektifitas, dan kemampuan guru dan siswa.

Manfaat media pembelajaran digital
Media pembelajaran digital memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

Mudah diakses dan fleksibel

Interaktif dan visual

Memungkinkan akses ke sumber daya pendidikan dari mana saja dan kapan saja

Memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh ARIF IBRAHIM -
Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media pembelajaran merupakan langkah penting dalam proses belajar mengajar. Keputusan ini tidak hanya didasarkan pada faktor praktis seperti ketersediaan dan kemudahan penggunaan, tetapi juga harus mempertimbangkan landasan filosofis dan teoritis yang mendasari proses pembelajaran itu sendiri.

1. Pengaruh Landasan Filosofis dan Teoritis dalam Pemilihan Media

- Landasan Filosofis:

- Konstruktivisme: Menekankan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman dan interaksi. Media pembelajaran yang dipilih harus mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar, seperti simulasi, permainan, atau proyek berbasis teknologi[1].
- Humanisme: Menekankan pentingnya pengembangan potensi dan nilai-nilai kemanusiaan. Media pembelajaran yang dipilih harus mempertimbangkan aspek-aspek sosial, emosional, dan spiritual siswa, serta mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif[5].
- Behaviorisme: Menekankan pentingnya stimulus dan respon dalam proses belajar. Media pembelajaran yang dipilih harus dirancang untuk memberikan stimulus yang jelas dan terstruktur, serta memberikan umpan balik yang efektif untuk memperkuat perilaku siswa[4].
- Landasan Teoritis:

- Teori belajar: Berbagai teori belajar, seperti teori belajar kognitif, teori belajar sosial, dan teori belajar konstruktivis, memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana siswa belajar. Pemilihan media pembelajaran harus selaras dengan teori belajar yang relevan dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa[2].
- Teori komunikasi: Menekankan pentingnya proses penyampaian pesan dan interaksi dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih harus efektif dalam menyampaikan pesan, menarik perhatian siswa, dan memfasilitasi interaksi antara guru dan siswa[11].
- Teori desain instruksional: Menekankan pentingnya perencanaan dan desain pembelajaran yang sistematis. Pemilihan media pembelajaran harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan strategi pembelajaran yang akan digunakan[10].

2. Penerapan dalam Konteks Pendidikan Digital

Pendidikan digital saat ini menawarkan berbagai media pembelajaran modern, seperti platform pembelajaran online, aplikasi edukatif, dan video pembelajaran. Pemilihan media digital harus tetap mempertimbangkan landasan filosofis dan teoritis yang telah dijelaskan sebelumnya.

- Keterlibatan aktif siswa: Media digital dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran melalui forum diskusi online, kuis interaktif, dan simulasi virtual[9].
- Pembelajaran yang personal: Media digital memungkinkan guru untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan kebutuhan individu siswa. Platform pembelajaran online dapat melacak kemajuan siswa dan memberikan rekomendasi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka[6].
- Pengembangan keterampilan abad 21: Media digital dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi. Aplikasi edukatif dan video pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik dan menantang[7].

3. Pemilihan Media dalam Situasi Keterbatasan Teknologi

Dalam situasi di mana ketersediaan teknologi terbatas, guru harus kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran yang sesuai tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran.

- Pemanfaatan media tradisional: Media tradisional, seperti buku, papan tulis, dan alat peraga, tetap relevan dan efektif dalam situasi keterbatasan teknologi. Guru dapat menggunakan media tradisional untuk menyampaikan materi pelajaran secara konvensional, tetapi dengan pendekatan yang lebih kreatif dan interaktif[4].
- Pemanfaatan teknologi sederhana: Guru dapat memanfaatkan teknologi sederhana yang mudah diakses, seperti handphone, radio, dan televisi, untuk mendukung proses pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan handphone untuk memutar video pembelajaran atau menggunakan radio untuk mendengarkan siaran edukatif[10].
- Kolaborasi dengan komunitas: Guru dapat berkolaborasi dengan komunitas untuk mendapatkan akses ke sumber daya dan teknologi yang terbatas. Misalnya, guru dapat bekerja sama dengan perpustakaan, pusat sumber belajar, atau organisasi non-profit untuk mendapatkan akses ke komputer, internet, atau bahan pembelajaran[6].

Contoh Kasus Nyata:

Seorang guru di daerah terpencil dengan keterbatasan akses internet dan komputer, memutuskan untuk menggunakan media tradisional seperti buku dan alat peraga untuk mengajarkan materi IPA tentang sistem pencernaan manusia. Guru tersebut membuat model pencernaan manusia dari bahan-bahan sederhana seperti kardus, kain, dan plastisin. Model tersebut digunakan untuk menjelaskan proses pencernaan makanan secara visual dan interaktif. Guru juga menggunakan buku teks dan lembar kerja untuk melengkapi pembelajaran. Meskipun keterbatasan teknologi, guru tersebut tetap dapat
Sebagai balasan LA ODE AMALUDDIN

Re: Diskusi Bersama

oleh PUTRI APRILIA -
Pemilihan media pembelajaran sangat dipengaruhi oleh landasan filosofis dan teoritis pendidikan. Dalam konteks ini, beberapa teori pembelajaran yang relevan antara lain:

Konstruktivisme : Mengedepankan pentingnya pengalaman dan konteks dalam pembelajaran. Media yang mendukung interaksi dan kolaborasi, seperti forum diskusi atau alat kolaboratif, sangat disarankan.

Behaviorisme : Menekankan penguatan dan pengulangan. Media yang memberikan umpan balik langsung, seperti kuis interaktif, bisa sangat efektif.

Kognitivisme : Berfokus pada proses berpikir dan mencerna informasi. Media yang membantu dalam penyajian informasi secara terstruktur, seperti diagram atau video, menjadi penting.

Dalam konteks pendidikan digital saat ini, guru harus mempertimbangkan ketersediaan teknologi dan karakteristik siswa. Misalnya, jika akses internet terbatas, guru dapat memilih media pembelajaran yang lebih sederhana dan dapat diakses secara offline, seperti buku cetak atau modul pembelajaran berbasis kertas.

Situasi Ketersediaan Teknologi Terbatas
Ketika teknologi terbatas, guru bisa menggunakan pendekatan berikut:

Media Pembelajaran Berbasis Kertas : Menggunakan modul atau lembar kerja yang dirancang dengan baik untuk mendukung pemahaman konsep. Misalnya, menggunakan buku teks atau bahan terbuka cetak yang berisi ilustrasi dan penjelasan yang jelas.

Diskusi Kelompok : Penerapan metode pembelajaran berbasis diskusi yang melibatkan siswa untuk saling bertukar ide, sehingga tidak bergantung pada teknologi.

Contoh Kasus Nyata : Di beberapa daerah terpencil di Indonesia, guru sering menggunakan papan tulis dan alat sederhana untuk mengajarkan konsep sains. Meskipun tanpa teknologi canggih, mereka berhasil menciptakan suasana belajar yang interaktif dan mengundang partisipasi siswa.

Media Pembelajaran Tradisional vs Media Digital Modern
Ada situasi di mana media pembelajaran tradisional mungkin lebih efektif:

Konteks Budaya dan Kognitif : Dalam masyarakat yang lebih menghargai pembelajaran tatap muka, metode tradisional seperti ceramah atau diskusi kelompok bisa lebih sesuai. Misalnya, di kelas-kelas di mana siswa lebih terbiasa dengan pengajaran langsung dari guru.

Fokus pada Keterampilan Sosial : Media tradisional seperti drama atau permainan peran bisa lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa dibandingkan dengan media digital.

Pertanggungjawaban Secara Secara Ilmiah
Keputusan pemilihan media dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dengan merujuk pada:

Riset Terkait Efektivitas Media : Penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis interaksi langsung lebih efektif dalam pengembangan keterampilan sosial.

Teori Pembelajaran : menafsirkan bahwa pilihan media mendukung teori yang relevan, misalnya penggunaan alat peraga untuk pembelajaran kinestetik.

Analisis Kebutuhan Siswa : Melakukan survei atau terhadap analisis gaya belajar siswa dan konteks mereka untuk memastikan media yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mereka.

Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat merancang pengalaman pembelajaran yang bermakna melalui