Tidak semua cerpen memiliki seluruh unsur intrinsik atau ekstrinsik. Meskipun unsur-unsur tersebut penting dalam membangun sebuah cerita, ada cerpen yang mungkin hanya menonjolkan beberapa unsur saja.
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, dan amanat. Misalnya, cerpen yang fokus pada tema persahabatan mungkin hanya menonjolkan tokoh dan alur, sementara elemen latar dan penokohan tidak terlalu dikembangkan. Contohnya, cerpen “Bulan di Atas Kuburan” karya Sapardi Djoko Damono lebih menekankan pada perasaan dan suasana hati tokoh tanpa menjelaskan latar secara rinci.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik meliputi faktor-faktor luar yang mempengaruhi penulisan, seperti latar belakang penulis, konteks sosial, dan budaya. Sebuah cerpen mungkin ditulis dengan latar belakang yang kuat, namun tidak mencerminkan seluruh aspek budaya yang ada. Misalnya, cerpen yang ditulis dalam konteks lokal dapat menyoroti tradisi tertentu tanpa menggambarkan keseluruhan budaya masyarakat.
3. Argumentasi
Cerpen adalah bentuk ekspresi yang bebas, sehingga penulis memiliki kebebasan untuk memilih elemen mana yang ingin ditonjolkan. Terkadang, fokus pada satu atau beberapa elemen saja bisa menghasilkan dampak yang lebih kuat pada pembaca. Misalnya, sebuah cerita yang menonjolkan karakter dan konflik bisa sangat mendalam meskipun latar dan temanya tidak terlalu kompleks.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat unsur-unsur ini penting, kreativitas penulis dalam memilih dan mengolah unsur-unsur tersebut lebih penting untuk menciptakan karya yang bermakna.