Ya, cerita yang disertai gambar, seperti komik, cerita bergambar, atau infografik, dapat dianggap sebagai jenis prosa, meskipun mereka memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan prosa tradisional.
Argumentasi
1. Paduan Teks dan Gambar : Cerita bergambar atau komik menggabungkan teks dengan ilustrasi untuk menyampaikan cerita. Kombinasi ini menciptakan pengalaman naratif yang unik, di mana gambar mendukung dan memperkaya makna dari teks. Ini mirip dengan prosa yang memanfaatkan deskripsi untuk menciptakan imajinasi visual di benak pembaca.
2. Cerita dan Narasi : Seperti halnya prosa, komik dan cerita bergambar memiliki alur, karakter, dan tema. Mereka mengikuti struktur naratif, meskipun sering kali lebih ringkas. Misalnya, dalam komik, setiap panel berfungsi untuk menceritakan bagian dari kisah, mirip dengan paragraf dalam cerpen.
3. Aksesibilitas : Cerita bergambar bisa lebih menarik bagi anak-anak atau pembaca yang mungkin merasa kesulitan dengan teks panjang. Ini membuat mereka menjadi alat yang efektif untuk memperkenalkan literasi dan cerita kepada berbagai audiens.
4. Infografik : Meskipun lebih berfokus pada penyampaian informasi, infografik yang menceritakan sebuah kisah atau menyoroti sebuah tema tertentu juga bisa dianggap sebagai bentuk prosa. Mereka menggunakan teks dan gambar untuk menyampaikan informasi secara naratif.
Dengan demikian, meskipun bentuknya berbeda dari prosa tradisional, cerita yang disertai gambar tetap bisa dianggap sebagai bagian dari dunia prosa, karena mereka tetap berfungsi untuk menyampaikan cerita dan ide dengan cara yang kreatif dan menarik.