Mari Diskusi

Yesika Azahra Latifah-223020212077-RombelB2022

Yesika Azahra Latifah-223020212077-RombelB2022

by YESIKA AZAHRA LATIFAH -
Number of replies: 1

Baik di sini saya akan memberikan pendapat saya tentang pertanyaan di atas :

1. Apa yang kalian rasakan, ketika menjadi siswa kemudian kurikulum berubah?

Saya pernah ngerasain yang namanya ganti kurikulum. Rasanya kayak naik roller coaster pendidikan, naik turun terus. Pas pertama kali denger ada perubahan kurikulum, saya langsung mikir, "Wah, apaan lagi nih?" Ada rasa penasaran sih, tapi lebih dominan bingungnya. Apalagi pas tau cara belajarnya jadi beda. Dulu udah enak-enak belajarnya santai, tiba-tiba disuruh bikin proyek, presentasi, dan lai-lain. Terus yang bikin kesal, materi yang udah kita pelajari sebelumnya, kayaknya jadi nggak penting gitu. Padahal kita udah capek-capek belajar, tiba-tiba ganti semua. Menurut saya, yang paling penting itu komunikasi. Guru harus lebih terbuka sama kita, jelasin kenapa harus ganti kurikulum, dan apa aja yang bakal kita pelajari. Terus, kita sebagai siswa juga harus aktif bertanya kalau ada yang nggak ngerti. Kalau semua bisa saling terbuka, pasti proses adaptasinya jadi lebih lancar.

2. Menurut kalian bagus ga sih pergantian kurikulum?

Menurut saya, ganti kurikulum itu kayak ganti baju baru buat sekolah. Ada untung ruginya. Kalau dilihat dari sisi positifnya, kurikulum baru bisa bikin belajar jadi nggak gitu-gitu aja. Materinya lebih fresh dan biasanya lebih relevan sama zaman sekarang. Terus, kadang kita jadi punya lebih banyak pilihan mata pelajaran yang bikin belajar jadi lebih seru. Tapi, di sisi lain, ganti kurikulum juga bikin bingung. Apalagi kalau belum semua guru atau sekolah siap. Belum lagi, ganti kurikulum kan butuh biaya yang nggak sedikit. Jadi, menurut saya, ganti kurikulum itu bagus kalau memang tujuannya buat ningkatin kualitas pendidikan. Tapi, perlu perencanaan yang matang biar nggak malah bikin kita tambah pusing.

3. Kalau kurikulum berubah lagi, apa yang harus diperbaiki di sinkronisasi berkutnya?

Menurut saya, kalau kurikulumnya mau diganti lagi, banyak banget hal yang bisa diperbaiki di sinkronisasi berikutnya. Pertama, komunikasi harus diperjelas lagi. Jangan sampai guru dan siswa baru tahu soal perubahan kurikulum pas udah mau mulai semester. Kedua, pelatihan buat guru harus lebih intensif. Jangan cuma dikasih materi baru, tapi juga harus diajarin gimana cara menyampaikan materi itu dengan cara yang menarik dan mudah dipahami siswa. Ketiga, sumber belajar juga harus diperbarui. Buku, modul, dan media pembelajaran lainnya harus sesuai dengan kurikulum baru. Terus, infrastruktur sekolah juga perlu diperhatikan. Apakah semua fasilitas sudah mendukung pelaksanaan kurikulum baru? Misalnya, apakah ada cukup komputer dan jaringan internet untuk pembelajaran berbasis teknologi? Terakhir, evaluasi harus dilakukan secara berkala. Jangan cuma pas akhir semester, tapi juga selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya biar kita bisa lihat apa aja yang udah berhasil dan apa aja yang masih perlu diperbaiki.  Singkatnya, pergantian kurikulum itu kayak membangun rumah baru. Semua bagian harus diperhatikan dengan baik biar hasilnya bagus dan nyaman ditempati.

Mungkin itu saja yang dapat saya jawab dari pertanyaan diatas, terima kasih.

In reply to YESIKA AZAHRA LATIFAH

Re: Yesika Azahra Latifah-223020212077-RombelB2022

by DESKA GRESTACIA -
Saya setuju dengan pendapat yang kamu sampaikan mengenai pergantian kurikulum. Memang, perubahan kurikulum seringkali membuat siswa merasa bingung dan harus beradaptasi lagi dengan cara belajar yang berbeda, mirip seperti "naik roller coaster" seperti yang kamu gambarkan. Proses adaptasi ini tentu tidak mudah, terutama jika komunikasi antara guru dan siswa kurang jelas. Komunikasi yang baik, di mana guru menjelaskan tujuan dan manfaat perubahan kurikulum, akan membantu siswa memahami alasan di balik perubahan dan mengurangi kebingungan. Selain itu, kamu juga benar bahwa pergantian kurikulum bisa menjadi hal positif jika dilakukan dengan perencanaan yang matang. Kurikulum baru bisa lebih relevan dengan perkembangan zaman, seperti memperkenalkan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan interaktif. Namun, seperti yang kamu katakan, kesiapan guru dan fasilitas juga sangat penting. Guru perlu pelatihan yang intensif agar mereka bisa menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, dan infrastruktur sekolah harus mendukung pembelajaran yang dibutuhkan. Pada akhirnya, pergantian kurikulum memang berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi harus diimbangi dengan sinkronisasi yang baik, terutama dalam hal pelatihan, fasilitas, dan komunikasi yang efektif. Demikian yang dapat saya sampaikan, Terimakasih.