Penghilangan Fonem
1. Penghilangan Fonem /a/:
- Contoh: Kata "bisa" (yang berarti mampu) bisa berubah menjadi "bis" (yang merujuk pada kendaraan).
- Dampak: Menghilangkan fonem dapat mengubah makna secara drastis, menyebabkan kebingungan dalam komunikasi.
2. Penghilangan Fonem /h/:
- Contoh: Kata "hati" dapat menjadi "ati" (yang tidak memiliki makna tertentu dalam bahasa Indonesia).
- Dampak: Penghilangan /h/ dapat membuat kata kehilangan identitas dan makna aslinya.
3. Penghilangan Fonem /k/:
- Contoh: Kata "kuda" tanpa /k/ menjadi "uda" (yang tidak berarti).
- Dampak: Hal ini juga menyebabkan hilangnya makna, dan dapat mengubah pengucapan kata.
Penambahan Fonem
1. Penambahan Fonem /a/:
- Contoh: Kata "kotak" menjadi "kotaka," yang mungkin dianggap tidak baku.
- Dampak: Penambahan fonem dapat menciptakan kata baru atau variasi yang tidak lazim, dan dapat membingungkan pendengar.
2. Penambahan Fonem /e/:
- Contoh: Kata "hitam" bisa menjadi "hitem" (dalam bahasa gaul).
- Dampak: Ini menciptakan variasi dalam bahasa yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari, tetapi mungkin tidak sesuai dengan tata bahasa baku.
3. Penambahan Fonem /h/:
- Contoh: Kata "salam" ditambahkan /h/ menjadi "sahalum," yang tidak memiliki makna.
- Dampak: Penambahan fonem ini dapat menyebabkan kata menjadi sulit dipahami dan kehilangan arti yang jelas.