Penghilangan dan penambahan fonem dalam bahasa Indonesia dapat secara signifikan mengubah arti dan pengucapan kata. Penjelasanya:
1. Penghilangan Fonem:
Contoh Penghilangan:
Fonem /a/: Kata "batu" dan "batuh" (bisa jadi dalam konteks tertentu) menunjukkan perubahan arti. Dalam konteks lain, kehilangan /a/ bisa mengubah bentuk kata dari kata benda menjadi kata kerja, seperti "makan" menjadi "mkan" yang tidak memiliki arti.
Fonem /h/: Kata "hati" dan "ati" (bisa menjadi "ti") menunjukkan perbedaan arti, di mana "hati" merujuk pada organ atau perasaan, sedangkan "ati" tidak memiliki makna.
Fonem /k/: Penghilangan /k/ dalam kata "kata" menjadi "ata" mengubah arti dan membuat kata tersebut tidak dapat dikenali dalam konteks bahasa Indonesia.
2. Dampak Penambahan Fonem:
Contoh Penambahan:
Fonem /a/: Penambahan /a/ pada kata dasar seperti "tang" menjadi "tanga" dapat mengubah kata dari sebuah kata kerja menjadi kata benda. Misalnya, "tang" (ambil) menjadi "tanga" (alat untuk mengambil).
Fonem /e/: Penambahan /e/ pada kata dasar seperti "lah" menjadi "lelah" dapat mengubah arti dari kata kerja menjadi kata sifat, yaitu menunjukkan kondisi kelelahan.
Fonem /h/: Penambahan /h/ dalam kata "ati" menjadi "hati" memberikan makna yang jelas dan spesifik, menunjukkan organ atau emosi.
Penghilangan fonem dapat menghilangkan atau mengubah arti kata, membuatnya tidak bermakna atau membingungkan, sedangkan penambahan fonem dapat memperkaya struktur kata dan memberikan makna baru atau memperjelas arti. Proses ini penting dalam memahami dan menggunakan bahasa dengan tepat dalam komunikasi sehari-hari.