Penghilangan fonem adalah sebuah proses yang dapat mengubah struktur bunyi kata secara signifikan. Perubahan ini dapat berdampak pada arti, pengucapan, bahkan pada tata bahasa suatu bahasa. Dengan penghilangan fonem /a/. /h/, dan /k/ dapat merubah arti kata dan pengucapan kata.
a. Perubahan arti kata
- Kata menjadi kata lain: Penghilangan fonem dapat mengubah kata menjadi kata yang berbeda sama sekali. Contoh: "makan" menjadi "makan" (tanpa /k/ di akhir) yang artinya menjadi "makan".
- Kata menjadi bentuk lain dari kata yang sama: Penghilangan fonem dapat mengubah bentuk kata, misalnya dari bentuk dasar menjadi bentuk infleksi. Contoh: "buku" menjadi "buk" (tanpa /u/ di akhir) yang menjadi bentuk jamak dalam beberapa bahasa.
- Kata menjadi kata yang tidak bermakna: Penghilangan fonem dapat menghasilkan rangkaian bunyi yang tidak memiliki arti dalam bahasa tersebut.
b. Perubahan Pengucapan Kata:
1. Perubahan struktur suku kata: Penghilangan fonem dapat mengubah jumlah suku kata dalam sebuah kata. Contoh: "rumah" menjadi "rum" (tanpa /ah/ di akhir) yang menjadi kata bersuku kata satu.
2. Perubahan tekanan kata: Penghilangan fonem dapat menggeser tekanan kata ke suku kata lain. Contoh: "kamera" menjadi "kamera" (tanpa /a/ di akhir) yang mengubah tekanan pada suku kata kedua.
3. Perubahan intonasi: Penghilangan fonem dapat mengubah intonasi atau nada dalam pengucapan kata.
Penambahan fonem pada struktur kata dalam bahasa Indonesia dapat memberikan dampak terhadap tingkat bunyi maupun makna. Berikut beberapa dampak yang umum terjadi:
a. Perubahan Arti Kata:
- Kata menjadi kata baru: Penambahan fonem dapat menciptakan kata yang sama sekali berbeda artinya. Contoh: "tulis" menjadi "tuliskan" (penambahan /kan/ mengubah kata menjadi bentuk perintah).
- Kata menjadi bentuk turunan: Penambahan fonem dapat mengubah kata menjadi bentuk turunan seperti kata benda menjadi kata sifat atau sebaliknya. Contoh: "cepat" menjadi "kecepatan" (penambahan /an/ mengubah kata sifat menjadi kata benda).
b. Perubahan Kelas Kata:
- Perubahan dari satu kelas kata ke kelas kata lain: Seperti yang telah disebutkan di atas, penambahan fonem dapat mengubah kelas kata, misalnya dari kata kerja menjadi kata benda atau sebaliknya.
- Perubahan fungsi kata dalam kalimat: Penambahan fonem dapat mengubah fungsi kata dalam kalimat, misalnya dari kata benda menjadi kata keterangan.
c. Perubahan Struktur Suku Kata:
- Penambahan suku kata: Penambahan fonem biasanya akan menambah jumlah suku kata dalam sebuah kata. Contoh: "buku" menjadi "kebukuan" (penambahan suku kata).
- Perubahan pola tekanan: Penambahan fonem dapat mengubah pola tekanan dalam sebuah kata, yang dapat mempengaruhi intonasi dan ritme ucapan.
d. Perubahan Makna Konotatif: Penambahan nuansa makna: Penambahan fonem tertentu dapat memberikan nuansa makna tambahan pada sebuah kata, misalnya nuansa kesayangan, kecintaan, atau penghormatan. Contoh: "ibu" menjadi "ibunda" (penambahan /nda/ memberikan nuansa penghormatan).
e. Dampak pada Tata Bahasa:
- Perubahan bentuk infleksi: Penambahan fonem dapat mengubah bentuk infleksi kata, seperti bentuk jamak, bentuk posesif, atau bentuk lampau.
- Perubahan konstruksi kalimat: Penambahan fonem dapat mengubah konstruksi kalimat, misalnya mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif.