Penambahan dan pemenggalan fonem dalam bahasa Indonesia bisa sangat memengaruhi makna dan pengucapan sebuah kata, karena fonem adalah unit bunyi terkecil yang membedakan makna.
Jika sebuah kata kehilangan fonem, misalnya fonem "a", kata tersebut bisa kehilangan arti atau berubah menjadi sesuatu yang tidak bermakna.
Contoh,
Kata tahu (yang berarti mengerti) berubah menjadi tau jika fonem "h" dihilangkan, yang menyebabkan perubahan makna yang cukup besar.
Jika sebuah kata mendapatkan penambahan fonem, misalnya fonem "h", kata tersebut bisa kehilangan makna gramatikal nya, meskipun secara pengucapannya mungkin orang lain mengerti maksud dari kata tersebut, namun secara gramatikal ia telah kehilangan maknanya.
Contohnya:
Silakan berubah menjadi Silahkan (dengan penambahan h)
Narkotik berubah menjadi Narkotika (dengan penambahan a)
Mantra berubah menjadi Mantera (dengan penambahan e)