Refleksi merupakan salah satu bentuk transformasi geometri yang memetakan setiap titik pada bidang ke titik bayangannya dengan menggunakan garis tertentu sebagai sumbu cermin. Secara matematis, refleksi mempertahankan jarak antara titik dan bayangannya terhadap sumbu cermin, sehingga panjang, ukuran, serta bentuk bangun tidak berubah. Oleh karena itu, refleksi termasuk ke dalam isometri, yaitu transformasi yang mempertahankan jarak dan bentuk. Dalam kajian formal, refleksi terhadap sumbu x dan sumbu y dinyatakan dengan rumus: (x, y) ↦ (x, -y) untuk refleksi terhadap sumbu x, serta (x, y) ↦ (-x, y) untuk refleksi terhadap sumbu y. Sementara itu, refleksi terhadap garis y = x dituliskan sebagai (x, y) ↦ (y, x).
Namun, refleksi dalam transformasi geometri tidak hanya dipahami sebatas konsep matematis, melainkan juga dapat dimaknai dalam perspektif budaya dan konservasi. Dalam budaya Sunda, refleksi dipandang selaras dengan nilai kearifan lokal yang menekankan keseimbangan, keselarasan, dan penghormatan terhadap alam, sehingga transformasi ini merepresentasikan pentingnya menjaga hubungan harmonis antara manusia dan lingkungannya. Sementara itu, dalam prinsip konservasi, refleksi menjadi analogi dari upaya pelestarian, yakni bagaimana setiap tindakan manusia seharusnya mencerminkan keberlanjutan serta tidak merusak ekosistem. Dengan demikian, refleksi memiliki dua dimensi makna: sebagai abstraksi matematis yang bersifat formal sekaligus sebagai nilai filosofis dan etis yang memperkuat integrasi antara ilmu pengetahuan, budaya, dan pelestarian lingkungan.