Ilmu sensoris sangat membantu dalam pengembangan produk makanan dengan cara memahami bagaimana konsumen merasakan, mencium, dan menikmati sebuah produk. Di tahap awal pengembangan, uji sensoris dapat membantu tim penelitian dan pengembangan untuk memilih formulasi terbaik dengan memperhatikan aspek-aspek seperti rasa, aroma, dan tekstur yang paling disukai oleh konsumen. Proses ini memungkinkan produsen untuk menilai apakah produk memiliki cita rasa manis, asam, atau tekstur yang sesuai, sehingga bisa menyesuaikannya dengan preferensi pasar. Dengan begitu, ilmu sensoris berperan penting untuk memastikan produk yang dikembangkan memiliki peluang yang baik untuk disukai konsumen saat diluncurkan.
Di samping itu, ilmu sensoris juga berperan dalam menjaga kepuasan konsumen. Dengan melakukan uji sensoris secara berkala, produsen dapat memastikan kualitas dan konsistensi produk tetap terjaga sesuai standar yang diinginkan konsumen. Misalnya, sebuah merek dapat menjaga kelezatan yang sama di setiap produk yang diproduksi dari waktu ke waktu. Selain itu, jika ada perubahan bahan baku atau proses produksi, ilmu sensoris membantu memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mempengaruhi kualitas produk secara negatif. Dengan cara ini, ilmu sensoris menjadi alat yang penting dalam menjaga kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap merek dan produk yang mereka sukai.