- Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya proses mental, seperti persepsi, ingatan, dan pemecahan masalah, dalam memahami dan mengolah informasi. Prinsip penerapan teori ini dalam pembelajaran meliputi pengaktifan pengetahuan awal dengan menghubungkan materi baru pada pemahaman yang sudah dimiliki siswa, misalnya melalui brainstorming. Selain itu, memberikan tugas berbasis pemecahan masalah dapat melatih kemampuan berpikir kritis, sementara pengorganisasian informasi dengan alat bantu seperti peta konsep atau diagram membuat materi lebih mudah dipahami. Teori ini juga menekankan pentingnya latihan dan umpan balik untuk memperbaiki pemahaman siswa, serta mendorong pembelajaran aktif melalui diskusi atau eksplorasi mandiri guna memperkuat proses kognitif mereka.
- Teori konstruktivis memandang pembelajaran sebagai proses aktif di mana siswa membangun pemahaman berdasarkan pengalaman dan interaksi, sementara teori behavioristik berfokus pada perubahan perilaku siswa akibat pengaruh stimulus eksternal. Dalam konstruktivisme, siswa berperan aktif sebagai pembangun pengetahuan dengan guru bertindak sebagai fasilitator, sedangkan dalam behaviorisme, siswa cenderung pasif dengan guru sebagai pemberi instruksi dan pengontrol pembelajaran. Metode pembelajaran konstruktivis menggunakan pendekatan seperti proyek, diskusi, dan eksplorasi mandiri untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, sementara behaviorisme menggunakan pengulangan, latihan, dan penguatan untuk mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. Perbedaan lainnya adalah konstruktivisme memandang pengetahuan sebagai subjektif dan dibangun secara individu, sedangkan behaviorisme menganggap pengetahuan sebagai sesuatu yang objektif dan dapat ditransfer secara langsung.