Forum Diskusi 9

Meta Agesta Kalih Purwasih_23210065_IKIP Siliwangi

Meta Agesta Kalih Purwasih_23210065_IKIP Siliwangi

oleh META AGESTA KALIH PURWASIH -
Jumlah balasan: 0

Menurut Dr. Heri Isnaini, M.Hum "Ungkapan bahwa karya sastra tidak turun dari langit mengacu pada kenyataan bahwa karya sastra diciptakan tidak dari kekosongan budaya. Ada kekuatan besar yang menciptakan karya sastra, yakni pengarang, karya, dan masyarakat. Ketiganya membentuk lingkaran yang berkelindan saling mempengaruhi dan berkaitan. Karya sastra yang diciptakan oleh pengarang sudah jelas akan merepresentasikan masyarakat, begitupun masyarakat adalah komunitas dari pengarang yang notabene penghasil karya tersebut. hubungan-hubungan ini yang menjadikan karya sastra tidak otonom." Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan :

  1. Masyarakat sebagai sumber inspirasi pengarang:
    Pengarang hidup dalam masyarakat yang membentuk pengalaman, nilai, ideologi, dan pandangan dunianya. Semua ini kemudian tercermin dalam karya sastra yang ia ciptakan.

  2. Pengarang sebagai representasi masyarakat:
    Karya yang dihasilkan oleh pengarang sering kali merepresentasikan kondisi, perasaan, permasalahan, atau gagasan yang ada di dalam masyarakat tempat ia tinggal.

  3. Karya pengarang memengaruhi masyarakat:
    Karya sastra tidak hanya mencerminkan masyarakat tetapi juga bisa menjadi alat untuk mengkritik, menyampaikan pesan, atau memengaruhi pola pikir masyarakat.

  4. Pengarang adalah bagian dari masyarakat:
    Sebagai individu yang hidup dalam suatu komunitas, pengarang tidak bisa lepas dari norma, tradisi, atau dinamika sosial yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadikan karya yang ia hasilkan terikat pada konteks sosial budaya tersebut.

Kesimpulannya, hubungan ini bersifat dinamis—masyarakat memberikan pengaruh kepada pengarang, dan melalui karyanya, pengarang memberi dampak balik kepada masyarakat.