Bahan tambahan pangan (BTP) memiliki peran penting dalam proses pengolahan pangan. BTP digunakan untuk meningkatkan mutu dan stabilitas produk, misalnya melalui pengawet seperti natrium benzoat yang mencegah pertumbuhan mikroba, serta antioksidan seperti vitamin E yang mencegah oksidasi lemak. Selain itu, BTP juga digunakan untuk memperbaiki penampilan dan rasa makanan, seperti pewarna tartrazin untuk memberi warna menarik atau pemanis aspartam yang memberikan rasa manis tanpa kalori berlebih.
Dalam proses pengolahan, BTP mempermudah pencampuran bahan, seperti emulsifier lesitin yang menggabungkan minyak dan air, atau pengental karagenan yang memberi tekstur pada makanan. Namun, penggunaan BTP harus dikontrol dengan mengikuti aturan dan standar resmi, seperti yang ditetapkan oleh BPOM atau FDA, serta mematuhi batas maksimum yang diperbolehkan (ADI). Pengawasan juga dilakukan melalui pencantuman label yang jelas pada produk pangan, sehingga konsumen dapat mengetahui jenis dan jumlah BTP yang digunakan. Selain itu, produsen bertanggung jawab memastikan BTP yang digunakan aman, dan masyarakat perlu diedukasi mengenai BTP yang aman serta cara menghindari yang berisiko, seperti pewarna sintetis ilegal. Dengan pengendalian yang tepat, BTP dapat mendukung industri pangan tanpa membahayakan kesehatan masyarakat.