Karya sastra sering kali mencerminkan kondisi psikologis pengarang, karena menulis adalah cara mereka mengekspresikan perasaan, konflik batin, atau pengalaman hidup yang sulit diungkapkan secara langsung. Pengarang sering menggunakan cerita dan karakter untuk memproses trauma, keresahan, atau ketidakpuasan yang mereka alami. Misalnya, melalui tulisan, pengarang bisa mencari makna atau pemahaman tentang diri mereka sendiri, berhadapan dengan ketidakadilan sosial, atau mengatasi trauma masa lalu. Karya sastra menjadi saluran bagi pengarang untuk berinteraksi dengan dunia batin mereka dan sekaligus menyampaikan pengalaman manusia yang lebih luas kepada pembaca. Dengan demikian, sastra adalah medium di mana kejiwaan pengarang terungkap melalui kata-kata dan cerita yang mereka ciptakan.