Cerpen "Topeng Nalar" mengindikasikan adanya korelasi kuat antara konflik batin tokoh dan kemungkinan refleksi pengalaman pribadi pengarang. Melalui tokoh ibu yang terjebak dalam tradisi penari topeng, Dewi Ria Utari seakan mengajak pembaca untuk merenungkan dilema identitas, tekanan sosial dan perubahan zaman. Konflik ini tidak hanya mencerminkan dinamika keluarga, tetapi juga menjadi metafora bagi perjuangan individu dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional di tengah arus modernisasi.