Cerpen "Topeng Nalar" karya Dewi Rita Utari dapat dianalisis sebagai manifestasi dari kondisi psikologis pengarang yang terpantul dalam alur cerita, tokoh-tokoh, dan tema yang diangkat. Cerpen ini menyoroti pergulatan antara rasionalitas dan keberpura-puraan sosial, tema yang relevan dengan kondisi psikologis manusia modern. Pengarang kemungkinan terinspirasi oleh pengamatan terhadap bagaimana individu di masyarakat sering mengenakan "topeng" untuk memenuhi ekspektasi sosial. Hal ini mencerminkan konflik batin yang juga mungkin dialami oleh sang pengarang, misalnya perasaan terjebak antara kejujuran diri dan tuntutan sosial.