Penerapan teknologi penyimpanan makanan di pasar tradisional dan modern menunjukkan perbedaan besar dalam mempertahankan kualitas dan nilai jual makanan. Di pasar tradisional, teknologi penyimpanan masih terbatas dan sering hanya mengandalkan cara-cara sederhana seperti pendinginan dengan es atau menaruh barang di tempat sejuk. Ini dapat mempercepat kerusakan makanan, terutama untuk produk segar seperti daging, ikan, dan sayuran, yang membuat kualitas dan nilai jualnya cepat menurun. Di sisi lain, pasar modern biasanya memiliki fasilitas penyimpanan yang lebih canggih, seperti kulkas, ruang ber-AC, dan teknologi penyimpanan atmosfer terkendali. Teknologi ini membantu memperpanjang masa simpan makanan dengan menjaga kesegaran, mengurangi risiko pencemaran, dan mempertahankan nilai gizi.
Proses penyimpanan yang baik sangat memengaruhi kualitas dan nilai jual makanan. Penyimpanan yang tidak memadai dapat menyebabkan perubahan fisik, kimia, dan mikrobiologis, seperti pembusukan, hilangnya rasa, atau pencemaran virus, yang mengurangi nilai jual produk. Sebaliknya, penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan dan kualitas produk, sehingga makanan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Oleh karena itu, modernisasi dalam teknologi penyimpanan, termasuk penerapannya di pasar tradisional, sangat penting untuk mengurangi kerugian setelah panen dan mendukung keberlanjutan rantai pasokan makanan.