Karya sastra itu sering banget jadi tempat pengarang menuangkan isi hati, pikiran, atau pengalaman hidupnya. Misalnya, di cerpen "Topeng Nalar", kita bisa lihat gimana pengarang mungkin lagi mikirin tentang konflik antara logika dan perasaan, atau kepalsuan yang sering kita temui dalam kehidupan.
Hubungan antara karya sastra sama kejiwaan pengarang tuh erat banget. Lewat tulisan, pengarang bisa menyalurkan emosi atau unek-unek yang mungkin nggak bisa dia ungkapin langsung. Karakter dalam cerpen sering jadi cerminan dari pemikiran atau perasaan pengarang sendiri.
Selain itu, mood atau kondisi emosional pengarang pas nulis juga punya pengaruh besar. Kalau lagi galau, misalnya, ceritanya mungkin terasa lebih dalam dan melankolis. Jadi, karya sastra itu kayak jendela yang bisa bantu kita ngintip isi hati dan pikiran pengarang.