Mari Diskusi

Steffany Paskalia

Steffany Paskalia

by STEFFANY PASKALIA -
Number of replies: 0

Model pembelajaran fragmented cocok digunakan untuk kelas rendah karena pendekatannya yang membagi pembelajaran menjadi bagian-bagian kecil, sederhana, dan terstruktur, sehingga lebih sesuai dengan karakteristik perkembangan kognitif dan perhatian anak-anak usia dini. Berikut adalah alasan utamanya:

1. Rentang Perhatian yang Pendek: Anak-anak kelas rendah (misalnya, SD kelas 1-3) cenderung memiliki rentang perhatian yang lebih pendek. Dengan model fragmented, materi disampaikan secara singkat dan dalam potongan-potongan kecil, sehingga memudahkan anak untuk tetap fokus.

2. Mendukung Pemahaman Bertahap: Anak-anak pada usia ini masih berada dalam tahap perkembangan kognitif awal, seperti tahap pre-operational atau awal concrete operational (menurut teori Piaget). Penyajian materi dalam bagian kecil memungkinkan mereka memahami konsep secara bertahap tanpa merasa kewalahan.

3. Mengakomodasi Keragaman Kemampuan: Model ini mempermudah guru untuk menyesuaikan materi sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Dengan materi yang terfragmentasi, anak yang memiliki kesulitan belajar dapat lebih mudah mengikuti, sementara anak yang lebih cepat memahami dapat segera melanjutkan ke bagian berikutnya.

4. Meningkatkan Keterlibatan Aktif: Pembelajaran yang terstruktur dengan baik, dengan kegiatan yang terpisah-pisah namun tetap saling terkait, membuat siswa lebih aktif dan terlibat. Hal ini sangat penting untuk kelas rendah yang membutuhkan aktivitas yang dinamis agar tidak mudah bosan.

5. Mendukung Penguasaan Dasar: Kelas rendah adalah tahap di mana anak-anak membangun dasar keterampilan seperti membaca, menulis, dan berhitung. Dengan materi yang dipecah menjadi komponen kecil, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa benar-benar menguasai satu keterampilan sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

6. Mengintegrasikan Aktivitas Multisensori: Fragmented learning memungkinkan integrasi berbagai metode pembelajaran, seperti permainan, cerita, lagu, atau aktivitas fisik, yang sesuai dengan kebutuhan belajar anak-anak kelas rendah yang masih belajar melalui eksplorasi multisensori.

Pendekatan ini pada dasarnya bertujuan untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan, terarah, dan efektif sesuai dengan perkembangan usia anak.