Diskusi Pembelajaran 4 (Realitas Topik)

Realitias Topik

Realitias Topik

by 220121606273 WILDAN ATMA PAMUNGKAS -
Number of replies: 0

Dalam seminar pendidikan, sering dibahas tentang tantangan mengintegrasikan teknologi di kelas. Misalnya, bagaimana cara menggunakan aplikasi seperti Kahoot untuk evaluasi belajar tanpa membuat siswa merasa tertekan. Dari sinilah kita tahu bahwa teknologi bukan hanya untuk membuat gaya-gayaan, tapi juga bisa menjadi solusi nyata.Apabila kita membicarakan tentang Kahoot, ini adalah aplikasi yang sangat menyenangkan untuk digunakan di kelas karena membuat suasana belajar lebih hidup. Berikut adalah cara kerjanya: Kahoot adalah platform yang memungkinkan guru membuat kuis interaktif, yang nantinya siswa bisa mengikuti lewat gadget mereka. Formatnya mirip game, ada skor, ada batas waktu, dan bahkan leaderboard yang membuat suasana kompetitif tapi tetap santai. Karena sifatnya yang fun, siswa jadi lebih antusias untuk menjawab soal-soal, bahkan yang biasanya malu-malu di kelas.Namun, meskipun kelihatannya mudah, implementasi teknologi seperti Kahoot juga memiliki tantangannya. Salah satu contohnya adalah tidak semua siswa atau sekolah memiliki akses gadget atau internet yang lancar. Jika dipaksain tanpa memperhatikan kondisi ini, malah ada risiko membuat siswa merasa minder karena tidak punya fasilitas memadai. Selain itu, jika tidak dipakai dengan bijak, fokus siswa bisa pindah ke hal lain di gadget mereka, seperti main game lain atau buka medsos pas lagi sesi Kahoot.Oleh karena itu, perlu strategi yang tepat agar teknologi ini efektif. Misalnya, guru bisa membuat soal yang relevan tapi tetap ringan, sehingga siswa tidak merasa tertekan jika salah jawab. Suasananya juga harus dikelola agar kompetisi tetap sehat dan tidak membuat siswa merasa malu jika skornya di bawah. Dan yang paling penting, aplikasi ini harus menjadi pelengkap, bukan pengganti metode belajar lain. Jadi, teknologi seperti Kahoot bukan sekedar buat gaya-gayaan, tapi benar-benar menjadi alat bantu yang mendukung proses belajar mengajar.

 

Dengan demikian, kita dapat menggunakan teknologi dengan bijak untuk meningkatkan kinerja belajar siswa tanpa membuat mereka merasa tertekan atau terganggu.Di seminar pendidikan, sering dibahas tentang tantangan mengintegrasikan teknologi di kelas. Misalnya, bagaimana cara menggunakan aplikasi seperti Kahoot untuk evaluasi belajar tanpa membuat siswa merasa tertekan. Dari sinilah kita tahu bahwa teknologi bukan hanya untuk membuat gaya-gayaan, tapi juga bisa menjadi solusi nyata.Apabila kita membicarakan tentang Kahoot, ini adalah aplikasi yang sangat menyenangkan untuk digunakan di kelas karena membuat suasana belajar lebih hidup. Berikut adalah cara kerjanya: Kahoot adalah platform yang memungkinkan guru membuat kuis interaktif, yang nantinya siswa bisa mengikuti lewat gadget mereka. Formatnya mirip game, ada skor, ada batas waktu, dan bahkan leaderboard yang membuat suasana kompetitif tapi tetap santai. Karena sifatnya yang fun, siswa jadi lebih antusias untuk menjawab soal-soal, bahkan yang biasanya malu-malu di kelas.Namun, meskipun kelihatannya mudah, implementasi teknologi seperti Kahoot juga memiliki tantangannya. Salah satu contohnya adalah tidak semua siswa atau sekolah memiliki akses gadget atau internet yang lancar. Jika dipaksain tanpa memperhatikan kondisi ini, malah ada risiko membuat siswa merasa minder karena tidak punya fasilitas memadai. Selain itu, jika tidak dipakai dengan bijak, fokus siswa bisa pindah ke hal lain di gadget mereka, seperti main game lain atau buka medsos pas lagi sesi Kahoot.Oleh karena itu, perlu strategi yang tepat agar teknologi ini efektif. Misalnya, guru bisa membuat soal yang relevan tapi tetap ringan, sehingga siswa tidak merasa tertekan jika salah jawab. Suasananya juga harus dikelola agar kompetisi tetap sehat dan tidak membuat siswa merasa malu jika skornya di bawah. Dan yang paling penting, aplikasi ini harus menjadi pelengkap, bukan pengganti metode belajar lain. Jadi, teknologi seperti Kahoot bukan sekedar buat gaya-gayaan, tapi benar-benar menjadi alat bantu yang mendukung proses belajar mengajar. Dengan demikian, kita dapat menggunakan teknologi dengan bijak untuk meningkatkan kinerja belajar siswa tanpa membuat mereka merasa tertekan atau terganggu.