Teori pembelajaran kognitif menekankan bagaimana individu memproses, menyimpan, dan mengintegrasikan informasi untuk memahami dunia. Dalam merancang pembelajaran yang efektif, pendekatan ini dapat diterapkan dengan memperhatikan beberapa prinsip inti, seperti pengorganisasian informasi, aktivasi pengetahuan sebelumnya, dan pemberian konteks yang bermakna.
Pertama, pembelajaran perlu dirancang untuk membantu siswa mengorganisasikan informasi secara logis. Guru dapat memanfaatkan peta konsep, diagram, atau skema yang menunjukkan hubungan antara ide-ide utama. Dengan struktur ini, siswa lebih mudah memahami informasi baru dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang sudah ada.
Kedua, aktivasi pengetahuan sebelumnya sangat penting. Proses ini membantu siswa menghubungkan pengalaman atau pemahaman lama dengan materi baru, yang memperkuat pembentukan skema dalam otak mereka. Misalnya, sebelum memulai topik baru, guru dapat mengajukan pertanyaan pemancing atau melakukan diskusi singkat untuk menggali apa yang sudah diketahui siswa.
Ketiga, teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya memberi konteks yang relevan. Informasi yang dikaitkan dengan situasi nyata atau pengalaman langsung lebih mudah dipahami dan diingat. Contohnya, dalam mengajarkan konsep matematika, guru bisa memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, seperti menghitung biaya belanja atau mengatur anggaran.
Selain itu, teori ini mendukung penggunaan teknik chunking, yaitu membagi informasi menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Ketimbang memberikan banyak informasi sekaligus, guru dapat menyampaikan materi secara bertahap dengan jeda untuk refleksi. Hal ini juga berkaitan dengan pemanfaatan strategi seperti pengulangan atau revisi untuk memperkuat retensi.