Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang penting dalam merancang strategi pembelajaran karena membantu mengidentifikasi apa yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan memahami kebutuhan ini, perancang pembelajaran dapat membuat strategi yang lebih relevan, efisien, dan berdampak.
Hasil analisis kebutuhan memberikan informasi tentang siapa peserta didik, apa latar belakang mereka, dan sejauh mana pengetahuan atau keterampilan yang sudah mereka miliki. Misalnya, jika analisis menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kesenjangan pemahaman pada konsep tertentu, pembelajaran dapat difokuskan pada penjelasan mendalam dan latihan intensif di area tersebut. Sebaliknya, jika siswa sudah mahir dalam aspek tertentu, waktu pembelajaran dapat dialihkan untuk mengeksplorasi topik yang lebih kompleks.
Selain itu, analisis kebutuhan juga mengidentifikasi hambatan yang mungkin dialami siswa dalam proses belajar, seperti keterbatasan waktu, akses terhadap teknologi, atau preferensi gaya belajar. Dengan memahami hambatan ini, perancang dapat menyesuaikan metode dan media pembelajaran. Sebagai contoh, jika siswa lebih menyukai pembelajaran visual, materi berbasis gambar, video, atau infografis dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas.