Industri pangan kecil dan menengah (IKM) menghadapi berbagai tantangan dalam mengimplementasikan sistem jaminan mutu, di antaranya adalah keterbatasan sumber daya, kurangnya pengetahuan tentang standar mutu, dan biaya yang tinggi untuk penerapan sistem tersebut. Banyak pelaku usaha tidak memiliki pemahaman yang memadai mengenai pentingnya jaminan mutu dan prosedur yang harus diikuti, sehingga mereka kesulitan dalam memenuhi regulasi yang ada. Selain itu, akses terhadap pelatihan dan informasi yang diperlukan untuk menerapkan sistem jaminan mutu seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) juga sering kali terbatas, sehingga menambah kesulitan bagi IKM untuk bersaing di pasar yang semakin ketat.Peran teknologi sangat penting dalam mendukung pelaksanaan sistem jaminan mutu di industri pangan. Teknologi dapat membantu dalam otomatisasi proses produksi, pengendalian kualitas, dan pelacakan bahan baku, sehingga memudahkan perusahaan untuk memenuhi standar yang ditetapkan. Misalnya, penggunaan perangkat lunak manajemen mutu dapat membantu IKM dalam mendokumentasikan proses, melakukan analisis data, dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Selain itu, teknologi informasi dapat digunakan untuk memberikan pelatihan online kepada pelaku usaha mengenai praktik terbaik dalam keamanan pangan dan jaminan mutu. Dengan dukungan teknologi, IKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko kesalahan, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas produk mereka sehingga lebih kompetitif di pasar.