Isu teknologi saat ini sangat erat kaitannya dengan perubahan pola pendapatan, baik di tingkat individu maupun perusahaan. Agar teknologi membawa manfaat yang lebih merata, penting untuk mengatasi tantangan seperti ketimpangan keterampilan, digital divide, dan keamanan siber. Kebijakan pemerintah, seperti pendidikan ulang tenaga kerja dan insentif untuk adopsi teknologi ramah lingkungan, dapat membantu menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi dampak negatif pada pendapatan masyarakat.
Menurut pendapat saya,
Digitalisasi telah membuka peluang ekonomi baru, seperti e-commerce, fintech, dan pekerjaan jarak jauh. Ini menciptakan lapangan kerja baru yang berbasis teknologi, tetapi juga menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Ketidaksiapan tenaga kerja dalam mengadopsi keterampilan baru dapat memperlebar kesenjangan pendapatan.
Hubungan dengan isu tersebut,
Teknologi digital memberikan peluang bagi usaha kecil dan individu untuk mengakses pasar global, yang berpotensi meningkatkan pendapatan mereka. Namun, ketimpangan akses terhadap teknologi (digital divide) dapat menghalangi sebagian kelompok masyarakat untuk merasakan manfaat ini. Otomatisasi dapat mengurangi permintaan untuk pekerjaan manual atau berulang, sementara menciptakan permintaan baru untuk pekerjaan di bidang teknologi tinggi. Hal ini menyebabkan pergeseran struktur pendapatan, di mana tenaga kerja terampil cenderung mendapatkan penghasilan lebih tinggi, sementara pekerja dengan keterampilan rendah menghadapi stagnasi atau pengurangan pendapatan.