Forum Diskusi Pertemuan 12
Konten yang dibuat sendiri oleh PR memang dapat membangun kredibilitas dan kompetensi diri dari seorang PR. Namun menurut saya tidak ada salahnya juga untuk me-repost konten pengguna lain selagi kita tidak melanggar privasi dan kode etik yang ada dengan disertai opini pribadi, memberikan kredit kepada pemilik konten asli, dan relevan dengan branding praktisi PR. Kekonsistenan variasi konten juga dapat memperluas relasi dan memberikan nilai lebih kepada audiens di LinkedIn.
Jika merepost dengan bijak dalam artian masih relevan dengan niche atau branding, tentu tidak masalah. Namun, jika repost dilakukan secara asal karena hanya menginginkan interaksi, tentu tidak selalu bisa dilakukan. Konten yang dibuat oleh PR tentu saja sudah hasil rancangan dan brainstorm yang dibentuk sedemikian rupa hingga bagaimana yang terbaik untuk mempertahankan citra yang dibangun pada LInkedIn, sehingga frekuensi untuk membiarkan hanya konten repost yang ada pada feed berpotensi mengganggu fokus branding jika persentasinya jauh lebih besar dibandingan konten PR.
Membuat Konten LinkedIn hasil karya original memang lebih otentik dan mencerminkan identitas atau tujuan brand. Namun, sesekali me-repost konten milik orang lain bukanlah masalah, asalkan konten tersebut masih relevan dan berkualitas. Strategi repost ini juga dapat menjadi cara efektif untuk mendukung ide atau pandangan tertentu, membangun relasi, serta memperluas jangkauan audiens.
Caroline Margaretha - 2022041152
Konten LinkedIn sebaiknya mencakup karya original dari PR untuk membangun kredibilitas dan mencerminkan branding, namun me-repost konten orang lain juga sah-sah saja asalkan relevan, berkualitas, dan sesuai dengan niche. Repost harus dilakukan dengan bijak, memberi kredit kepada pemilik konten, serta disertai opini pribadi untuk tetap menjaga etika dan branding. Jika frekuensinya terlalu banyak, hanya repost bisa mengganggu fokus branding dan interaksi. Secara keseluruhan, variasi konten yang konsisten dapat memperluas relasi dan memberikan nilai lebih bagi audiens.
Konten LinkedIn sebaiknya mencakup karya original dari PR untuk membangun kredibilitas dan mencerminkan branding, namun me-repost konten orang lain juga sah-sah saja asalkan relevan, berkualitas, dan sesuai dengan niche. Repost harus dilakukan dengan bijak, memberi kredit kepada pemilik konten, serta disertai opini pribadi untuk tetap menjaga etika dan branding. Jika frekuensinya terlalu banyak, hanya repost bisa mengganggu fokus branding dan interaksi. Secara keseluruhan, variasi konten yang konsisten dapat memperluas relasi dan memberikan nilai lebih bagi audiens.