Pencarian global tidak diaktifkan.
Lewati ke konten utama
Pelajaran

D. Fluiditas Membran

Fluiditas Membran

      Membran bukanlah lembaran statis yang tersusun dari molekul-molekul yang terkunci secara kaku ditempatnya. Keutuhan membran dijaga terutama oleh interaksi hidrofobik yang jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen. Sebagian besar lipid dan beberapa protein dapat bergeser ke sana ke mari secara lateral. Namun sangat jarang dijumpai suatu molekul melompat melintasi membran, berpindah dari satu lapisan fosfolipid ke lapisan yang lain. Hal ini dapat terjadi bagian hidrofilik molekul tersebut harus melintasi inti membran yang hidrofobik. 

Gambar terkait

Gambar 1. Pergerakan Fosfolipid. Lipid bergerak lateral dalam membran, namun cukup jarang berpindah ke sebrang lapisan membran yang satu lagi. 

      Pergerakan lateral fosfolipid dalam membran berlangsung cepat. Fosfolipid-fosfolipid yang bersebelahan bertukar posisi sekitar 107 kali per detik, yang berarti suatu fosfolipid dapat berjalan sekitar 2 Ôö¼├üm  dalam 1 detik. Protein jauh lebih besar daripada lipid dan bergerak jauh lebih lambat, namun beberapa protein membran bergerak sangat cepat. 

Gambar terkait

Gambar. 2 Fluiditas membran. Ekor hidrokarbon tak jenuh pada fosfolipid memiliki lekukan yang mencegah molekul tersebut tersusun rapat, sehingga meningkatkan fluiditas membran. 

       Membran tetap bersifat fluid ketika suhu menurun hingga akhirnya fosfolipid-fosfolipid tersusun sangat rapat dan membran memadat. Suhu saat membran memadat bergantung pada tipe lipid penyusunnya. Membran tetap fluid pada suhu rendah jika banyak mengandung fosfolipid dengan ekor hidrokarbon tidak jenuh. Karena lekukan terdapat di ekor tempat ikatan ganda berada, ekor hidrokarbon tak jenuh tidak serapat dengan ekor hidrokarbon jenuh, dan ini menjadikan membran lebih fluid. 

Gambar terkait

Gambar 3. Kolesterol dalam membran sel hewan. Kolesterol mengurangi fluiditas membran pada suhu sedang dengan cara mengurangi pergerakan fosfolipid, namun pada suhu rendah kolesterol mencegah solidifikasi (pemadatan) dengan cara mengganggu penyususnan teratur fosfolipid. 

      Kolesterol steroid yang diapit di antara molekul-molekul fosfolipid dalam membran plasma sel hewan, memiliki efek yang berbeda terhadap fluiditas membran pada suhu yang berbeda. pada suhu yang relatif lebih tinggi (37Ôö¼ÔûæC atau suhu tubuh manusia), kolesterol menjadikan membran kurang fluid dengan cara menghambat pergerakan fosfolipid. Akan tetapi, karena kolesterol juga menghalangi pengemasan rapat fosfolipd, kolesterol menurunkan suhu yang dibutuhkan oleh membran untuk memadat. Dengan demikian, kolesterol bisa dianggap sebagai "bufer suhu" bagi membran, menahan perubahan fluiditas membran yang dapat sisebabkan oleh perubahan suhu. 

       Membran harus fluid agar bisa bekerja dengan benar. Membran biasanya sefluid minyak salad. Ketika membran memadat, permeabilitasnya berubah, dan protein-protein enzimatik dalam membran menjadi tidak aktif, misalnya jika protein harus bisa bergerak lateral dalam membran agar tetap aktif. Komposisi lipid membran sel dapat berubah sebagai penyesuaian terhadap perubahan suhu.