Untuk kelas rendah (kelas 1-3) :
1. Buku Cerita Interaktif dengan Augmented Reality (AR)
Buku cerita interaktif dengan AR menggabungkan elemen fisik (buku cetak) dengan teknologi digital (AR). Buku ini biasanya berisi cerita bergambar yang menarik, namun yang membedakannya adalah adanya kode QR atau gambar khusus pada halaman tertentu yang dapat dipindai menggunakan aplikasi AR di ponsel atau tablet. Ketika siswa memindai kode atau gambar dengan aplikasi, mereka akan melihat karakter atau objek dalam cerita muncul dalam bentuk animasi 3D di layar perangkat mereka. Misalnya, jika dalam cerita ada karakter hewan, siswa dapat melihat hewan tersebut bergerak atau berbicara, memberikan pengalaman yang lebih hidup.
Media ini sangat cocok untuk kelas rendah karena dapat membuat siswa lebih terlibat dalam membaca. Mereka tidak hanya membaca teks, tetapi juga berinteraksi dengan cerita. Selain itu, elemen visual dan suara dapat membantu siswa yang masih belajar mengenali kata-kata dan gambar, sehingga memperkaya pengalaman literasi mereka. Buku cerita ini juga memudahkan siswa untuk memahami cerita secara menyeluruh, karena mereka bisa melihat visualisasi langsung dari setiap bagian cerita yang dibaca.
2. Permainan Literasi Berbasis Papan Cerita (Story Map Game)
Permainan literasi berbasis papan cerita adalah permainan yang melibatkan papan besar dengan jalur cerita yang harus dilalui oleh pemain. Papan ini bisa dibuat dengan tema cerita tertentu yang mengarahkan siswa untuk mengikuti urutan cerita, dengan tantangan literasi di setiap titiknya. Misalnya, siswa harus menyelesaikan teka-teki kata, membaca paragraf pendek dan menjawab pertanyaan, atau memilih kalimat yang tepat untuk melengkapi cerita. Setiap jawaban yang benar memungkinkan siswa untuk maju ke langkah berikutnya dalam permainan.
Permainan ini dirancang agar menyenangkan dan penuh tantangan, sehingga siswa tetap fokus dan terlibat dalam kegiatan literasi. Dalam permainan ini, mereka belajar mengenali kata-kata baru, mengembangkan kemampuan membaca, dan juga belajar tentang urutan cerita (beginning, middle, end). Permainan ini bisa dimainkan dalam kelompok kecil, yang juga mengembangkan keterampilan sosial siswa melalui diskusi dan kerjasama. Selain itu, guru bisa menyesuaikan tingkat kesulitan permainan sesuai dengan kemampuan kelas, sehingga setiap siswa dapat merasakan manfaatnya.
Kedua media ini tidak hanya mendukung kemampuan membaca siswa, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif, yang sangat penting untuk menarik perhatian siswa di kelas rendah. Dengan cara ini, literasi tidak hanya menjadi kegiatan yang wajib, tetapi juga aktivitas yang menyenangkan dan penuh penemuan baru.
Kelas tinggi (kelas 4-6) sesuai dengan Kurikulum Merdeka:
1. Podcast Cerita Berantai
Podcast cerita berantai adalah seri cerita yang disampaikan dalam bentuk audio yang bisa didengarkan oleh siswa. Setiap episode menceritakan bagian dari cerita yang lebih panjang, dan siswa dapat mendengarkan cerita tersebut secara berurutan. Siswa bisa mendengarkan satu episode setiap minggu atau setiap sesi pembelajaran.
Podcast ini dapat diintegrasikan dengan Kurikulum Merdeka dengan fokus pada pengembangan keterampilan mendengarkan, berpikir kritis, serta pemahaman teks. Guru bisa memilih cerita yang sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Kurikulum Merdeka, seperti keberagaman, kerjasama, atau kepahlawanan, yang juga mendukung Pembelajaran Pancasila. Siswa kemudian bisa mendiskusikan cerita yang didengarkan, menganalisis karakter, moral cerita, atau tema yang terkandung di dalamnya.
Setelah mendengarkan, siswa dapat melakukan kegiatan berbasis proyek, seperti:
- Menulis rangkuman atau membuat analisis karakter dari cerita yang diperdengarkan.
- Berdiskusi dalam kelompok kecil untuk menyusun pendapat mereka tentang pesan moral yang terkandung dalam cerita.
- Membuat proyek lanjutan seperti membuat episode podcast mereka sendiri yang berisi cerita atau topik yang relevan dengan tema yang sedang dipelajari, seperti cerita lokal atau cerita rakyat.
Dengan cara ini, Podcast Cerita Berantai menjadi sarana yang mengembangkan keterampilan literasi, mendengarkan, berbicara, dan menulis secara holistik, sesuai dengan pendekatan berbasis proyek dalam Kurikulum Merdeka.
2. Proyek Buku Digital Kolaboratif
Proyek buku digital kolaboratif adalah kegiatan di mana siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat buku cerita digital mereka sendiri. Setiap siswa bisa diberi tugas untuk menulis bab, menggambar ilustrasi, dan mengedit buku tersebut menggunakan aplikasi seperti Canva, Book Creator, atau Google Slides.
Proyek ini bisa diintegrasikan dengan Kurikulum Merdeka karena mendorong siswa untuk bekerja secara kolaboratif, berkreasi, dan mengekspresikan ide-ide mereka dalam bentuk digital. Selain itu, proyek ini mengembangkan keterampilan literasi, teknologi, dan komunikasi siswa. Guru bisa memberi tema yang relevan dengan pembelajaran Pancasila atau topik lain yang sedang dipelajari, seperti keberagaman budaya, lingkungan hidup, atau sejarah Indonesia, sehingga siswa bisa menulis cerita berdasarkan tema tersebut.
Setelah selesai membuat buku digital, siswa bisa mempresentasikan hasil karya mereka kepada teman-teman sekelas atau bahkan kepada orang tua, sehingga mereka juga belajar tentang keterampilan berbicara di depan umum. Buku digital ini dapat disimpan di platform berbagi seperti Google Drive atau dibagikan melalui e-book, yang bisa diakses oleh seluruh sekolah atau komunitas.
Dengan cara ini, Proyek Buku Digital Kolaboratif tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mengajarkan keterampilan bekerja dalam tim, menggunakan teknologi untuk berkarya, serta memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai dalam Kurikulum Merdeka.