Tidak semua cerpen memiliki seluruh unsur intrinsik dan ekstrinsik secara lengkap.
1. Unsur Intrinsik: Setiap cerpen pasti memiliki sebagian besar unsur intrinsik, tetapi tidak selalu semuanya muncul secara eksplisit atau dengan peran yang sama kuat. Contohnya, cerpen mungkin tidak menekankan pada amanat (pesan moral) jika ceritanya lebih fokus pada penokohan atau konflik batin. Sebagai contoh, dalam cerpen "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga" karya Kuntowijoyo, unsur tema (konflik masyarakat dengan alam) dan penokohan sangat dominan, tetapi pesan moral (amanat) tersirat dan tidak terlalu eksplisit.
2. Unsur Ekstrinsik: Cerpen juga tidak selalu memuat unsur ekstrinsik secara jelas. Beberapa cerpen bersifat universal dan tidak terkait langsung dengan latar belakang budaya atau kondisi sosial tertentu. Misalnya, cerita pendek karya Kafka sering kali fokus pada tema-tema eksistensial yang universal, sehingga unsur ekstrinsik seperti latar belakang sosial atau politik tidak selalu relevan atau ditekankan.