Forum Diskusi 4

Meta Agesta Kalih Purwasih_23210065_IKIP Siliwangi

Meta Agesta Kalih Purwasih_23210065_IKIP Siliwangi

oleh META AGESTA KALIH PURWASIH -
Jumlah balasan: 0

Setiap cerpen (cerita pendek) umumnya memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik, tetapi tidak semua unsur tersebut harus hadir dalam proporsi yang sama atau bahkan ada pada setiap cerpen. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua unsur tersebut beserta contohnya:

 

### Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah komponen yang terdapat di dalam teks cerpen itu sendiri, yang membentuk cerita dan maknanya. Beberapa unsur intrinsik antara lain:

 

1. **Tema**: Ide pokok atau gagasan yang diangkat dalam cerpen. Misalnya, tema persahabatan dalam cerpen "Bunga di Tengah Gurun" karya Tere Liye.

  

2. **Tokoh dan Penokohan**: Karakter dalam cerita dan bagaimana mereka digambarkan. Dalam cerpen "Aku Ingin Rindu" karya Seno Gumira Ajidarma, tokohnya menggambarkan kerinduan yang mendalam.

 

3. **Alur**: Jalannya cerita, baik itu alur maju, mundur, atau campuran. Dalam cerpen "Kisah Cinta di Ujung Jalan" oleh Sapardi Djoko Damono, alur maju mendominasi.

 

4. **Setting**: Latar tempat dan waktu yang membentuk suasana cerita. Misalnya, setting malam hari di pantai dalam cerpen "Pantai" karya Guntur Alam.

 

5. **Gaya Bahasa**: Pilihan kata dan cara penulis menyampaikan cerita. Cerpen "Pulang" oleh Leila S. Chudori memiliki gaya bahasa yang puitis dan melankolis.

 

### Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor di luar teks yang mempengaruhi cerpen, seperti:

 

1. **Konteks Sosial dan Budaya**: Latar belakang sosial, budaya, dan politik yang memengaruhi penulisan. Misalnya, cerpen yang ditulis di masa perang mungkin mencerminkan kesedihan dan trauma akibat konflik.

 

2. **Biografi Penulis**: Pengalaman dan pandangan penulis yang memengaruhi karya mereka. Misalnya, cerpen "Sang Pemimpi" oleh Andrea Hirata, yang banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa kecilnya.

 

3. **Faktor Sejarah**: Peristiwa sejarah yang terjadi pada saat penulisan cerpen dapat memengaruhi tema dan karakter. Cerpen yang ditulis selama masa reformasi mungkin menggambarkan perjuangan kebebasan.

 

### Argumentasi

Tidak semua cerpen harus memiliki seluruh unsur intrinsik dan ekstrinsik secara lengkap. Beberapa penulis mungkin lebih fokus pada tema tertentu dan mengabaikan elemen lain, sementara yang lain mungkin menonjolkan gaya bahasa atau alur. Misalnya, cerpen eksperimental sering kali mengeksplorasi satu atau dua unsur dengan lebih mendalam, sehingga mengabaikan unsur lain. 

 

Sebagai contoh, cerpen "Cinta di Ujung Hujan" karya Djenar Maesa Ayu sangat menonjolkan gaya bahasa yang khas dan tema cinta, tetapi mungkin tidak memiliki pengembangan karakter yang dalam. Di sisi lain, cerpen "Rindu" oleh Tere Liye lebih lengkap dalam pengembangan karakter dan alur, tetapi mungkin tidak terlalu menonjolkan gaya bahasa.

 

### Kesimpulan

Dalam kesusastraan, variasi dalam penggunaan unsur intrinsik dan ekstrinsik memberikan kebebasan kepada penulis untuk mengekspresikan ide dan perasaan mereka. Tidak ada formula baku, dan setiap cerpen dapat dinilai berdasarkan bagaimana unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk menciptakan makna yang mendalam.