Saya sangat setuju dengan pendapat Deska Grestacia, karena pendapat lengkap dan realistis soal perubahan kurikulum, terutama dampaknya bagi siswa, guru, dan juga orang tua. Wajar jika siswa merasa bingung atau bahkan stres saat harus beradaptasi dengan kurikulum baru, apalagi jika ada materi atau metode belajar yang benar-benar berbeda dari yang biasa mereka hadapi. Namun di sisi lain, perubahan kurikulum juga bisa jadi hal yang positif jika memang dirancang dengan baik, karena bisa menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan zaman sekarang dan masa depan, seperti teknologi, dunia kerja, dan tantangan global yang terus berubah. Makanya, pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan itu penting banget, supaya siswa bisa ngerti kenapa mereka belajar hal-hal tertentu dan bagaimana hal itu bakal berguna dalam kehidupan nyata. Pendapat di atas juga menyoroti pentingnya pelatihan untuk guru, karena guru yang siap dan paham dengan metode baru pasti bakal lebih mudah mengajar dan tidak merasa ingin mengirimkannya. Selain itu, ada poin bagus soal mengurangi beban material yang berlebihan. Jadi, siswa tidak hanya fokus sama hafalan, tapi juga punya ruang buat mengembangkan keterampilan kayak berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi—keterampilan yang jelas dibutuhin di dunia modern sekarang. Soal evaluasi juga, setuju banget kalau harus lebih holistik, nggak cuma ngeliat nilai akademik doang, tapi juga bagaimana siswa bisa memecahkan masalah, bekerja sama, dan menerapkan ilmu mereka di situasi nyata. Terakhir, transisi yang mulus saat ada pergantian sinkronisasi itu penting banget. Semua pihak, baik siswa, guru, maupun orang tua, harus dapat dukungan penuh biar adaptasinya lebih lancar. Jadi, secara keseluruhan, pergantian iklim bisa menjadi sesuatu yang positif dan efektif asalkan direncanakan dengan matang dan ada dukungan yang memadai untuk semua pihak.