Diskusi dan Tanya Jawab

Sonia Apriliani Ratika Putri (2121002)_Unbara

Sonia Apriliani Ratika Putri (2121002)_Unbara

oleh SONIA APRILIANI RATIKA PUTRI -
Jumlah balasan: 0

Assalamu'alaikum wr.wb. Izin menjawab pertanyaan. 

Penghapusan dan penambahan fonem seperti /a/, /h/, atau /k/ dapat berdampak signifikan pada arti dan pengucapan kata dalam bahasa Indonesia. Berikut penjelasan lebih rinci:

 

### **Penghapusan Fonem**

1. **Penghapusan Fonem /a/**:

   - Vokal /a/ sering kali menjadi bagian penting dari bentuk dasar sebuah kata. Penghapusan /a/ dapat membuat kata tersebut kehilangan maknanya atau berubah secara fonetis. Contoh:

     - Kata *sapa* (berarti "menyapa") menjadi *sap*, yang bukan merupakan kata dalam bahasa Indonesia.

     - Kata *mama* (ibu) jika kehilangan fonem /a/ di akhir menjadi *mam*, yang bisa dianggap tidak memiliki arti khusus.

2. **Penghapusan Fonem /h/**:

   - Fonem /h/ pada kata-kata tertentu berfungsi untuk membedakan makna. Penghapusan /h/ bisa membuat perubahan dalam pengertian atau dialek, dan terkadang juga mempengaruhi kejelasan. Contoh:

     - *Hutan* (kumpulan pohon) menjadi *utan*, yang dalam dialek tertentu masih dapat diterima tetapi bisa berubah maknanya atau terdengar berbeda.

     - *Habis* (selesai) menjadi *abis*, yang umum digunakan dalam percakapan informal, tetapi bisa dianggap kurang formal atau dialektal.

3. **Penghapusan Fonem /k/**:

   - Fonem /k/ sering muncul di akhir kata dalam bahasa Indonesia, terutama dalam bentuk kata yang lebih baku. Penghapusannya sering kali menghasilkan pengucapan yang lebih santai, tetapi tetap bisa mengubah arti. Contoh:

     - Kata *baik* menjadi *bai*, yang tidak dikenal dalam bahasa Indonesia.

     - Kata *sakit* jika /k/ dihapus menjadi *sati*, yang bukan merupakan kata bermakna dalam bahasa Indonesia.

 

### **Penambahan Fonem**

1. **Penambahan Fonem /a/**:

   - Penambahan fonem /a/ bisa menciptakan perubahan makna atau memperpanjang bentuk kata. Ini dapat menciptakan kata baru atau mengubah makna. Contoh:

     - Dari kata *buku* (book), jika ditambahkan fonem /a/ di belakang menjadi *bukua*, yang tidak memiliki arti khusus dalam bahasa Indonesia, tetapi bisa muncul dalam bahasa daerah.

     - Pada kata *merah* (warna), jika ditambahkan /a/ di depan menjadi *amerah*, yang mengubah kata tersebut menjadi tidak dikenali dalam bahasa Indonesia.

2. **Penambahan Fonem /e/**:

   - Vokal /e/ bisa memberikan nuansa baru pada kata atau memengaruhi aliran pengucapan. Contoh:

     - *besar* (berarti "ukuran besar") bisa menjadi *besare*, yang meskipun tidak umum dalam bahasa Indonesia standar, bisa digunakan dalam logat tertentu atau bahasa daerah.

     - Penambahan /e/ juga bisa mengubah bentuk kata dalam berbagai konteks percakapan yang lebih santai atau informal, meskipun tidak semua kombinasi memiliki arti baku.

3. **Penambahan Fonem /h/**:

   - Penambahan fonem /h/ biasanya jarang dalam bahasa Indonesia, tetapi jika terjadi, bisa memberikan efek dramatis pada kata. Contoh:

     - Kata *angin* jika ditambahkan fonem /h/ di depan menjadi *hangin*, yang bukan bentuk baku tetapi dapat muncul dalam variasi dialektal atau bahasa daerah.

     - Penambahan /h/ di tengah atau akhir kata sering kali tidak lazim dalam bahasa Indonesia, tetapi dapat ditemukan pada kata serapan atau bahasa informal.

 

### **Dampak pada Struktur Kata**

1. **Perubahan Makna**:

   - Menghapus atau menambah fonem dapat menyebabkan pergeseran makna atau menyebabkan kata kehilangan maknanya. Beberapa contoh mungkin tetap dapat dimengerti dalam konteks percakapan sehari-hari, tetapi sering kali perubahan makna ini dapat menyebabkan kesalahpahaman.

2. **Fonetik dan Pelafalan**:

   - Penghapusan atau penambahan fonem dapat mengubah pengucapan kata. Ini terutama penting dalam konteks dialektal, di mana perubahan pengucapan bisa terjadi tanpa mengubah terlalu banyak makna tetapi lebih terkait dengan aksen lokal atau gaya bicara.

3. **Gramatikal**:

   - Penambahan atau penghapusan fonem mungkin berkaitan dengan perubahan morfologis, seperti ketika afiks ditambahkan pada kata dasar untuk membentuk kata kerja, kata benda, atau kata sifat. Misalnya, penambahan prefiks atau sufiks tertentu mengubah makna kata secara sistematis.

Secara keseluruhan, penghapusan atau penambahan fonem dalam bahasa Indonesia dapat berdampak signifikan pada makna kata, pengucapan, dan struktur morfologis, tergantung pada konteks dan jenis fonem yang diubah.