Penghilangan fonem seperti /a/, /h/, atau /k/ dapat mengubah arti kata dalam bahasa Indonesia. Misalnya, "lihat" menjadi "liat" menghilangkan makna asli. Selain itu, penghilangan vokal rangkap seperti "pantai" menjadi "pante" juga memengaruhi pengucapan dan pemahaman.
Dampak penambahan fonem seperti /a/, /e/, atau /h/ dapat menciptakan variasi baru dalam pengucapan. Contohnya, "nakoda" menjadi "nahkoda" menunjukkan penambahan konsonan yang mengubah struktur kata.Penambahan ini sering terjadi akibat pengaruh bahasa ibu atau kebiasaan berbicara, yang dapat menyebabkan kesalahan pelafalan.