1. Penghilangan Fonem /a/, /h/,dan /k/ berdampak bagi bentuk bahasa yang tidak baku. Penyebab penghilangan fonem dalam bahasa Indonesia adanya alasan karena memudahkan pengucapan, penyingkatan kata agar cepat dan tidak bertele-tele.
Contoh: Fonem /a/ penghilangan fonem /a/ yakni pada kata pena menjadi pen. Kata tersebut menjadi tidak baku karena adanya perubahan struktur kata diakibatkan adanya penghilangan fonem a di akhir kata.
Fonem /h/, Pada kata Haus menjadi aus. Kata tersebut sering dihilangkan dalam kegiatan sehari-hari dalam bentuk lisan. Akibatnya kata tersebut tidak menjadi baku.
Fonem /k/ , pada kata Rakyat menjadi rayat yang sering dilafalkan dalam kehidupan sehari-hari, penghilangan fonem /k/ di tengah kata menjadi kata tersebut tidak baku.
2. Penambahan fonem/a/, /e/, dan /h/
Penambahan fonem dalam bahasa Indonesia sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penyebab adanya penambahan fonem tersebut karena kebiasaan seseorang dalam pengucapan untuk mempermudah atau memperjelas pengucapan yang dilakukan oleh pengguna bahasa bahwa ia merasa bahwa bentuk itu ada bentuk kata yang benar.
Contoh Fonem /a/ pada kata Narkotik menjadi narkotika. Fonem a ditambah di akhir kata yang mengakibatkan kata tersebut bukan kata baku.
Fonem /e/ pada kata mantra menjadi mantera. Kata mantera sering terjadi dalam bentuk pelafalan yang mengakibatkan kata menjadi tidak baku.
Fonem /h/ pada kata utang menjadi hutang. Kesalahan tersebut sering terjadi dalam pengucapan yakni diawal kata yang menyebabkan kata tersebut tidak baku.