Diskusi dan Tanya Jawab

Eprina Santi 2121013 UNBARA

Eprina Santi 2121013 UNBARA

by EPRINA SANTI -
Number of replies: 0

Assalamualaikum izin menjawab buk🙏🏻

 

Penghapusan atau penambahan fonem dalam sebuah kata memang memiliki dampak signifikan terhadap arti dan struktur kata dalam bahasa Indonesia. 

 

1. Penghapusan Fonem dan Dampaknya

Penghapusan fonem (disebut juga *elisi*) dapat mengubah makna, struktur kata, atau bahkan mengakibatkan salah penafsiran. Berikut beberapa contohnya:

 

- /a/

  - Kata: _lima_ (angka 5) → Jika fonem /a/ dihilangkan: _lim_ (tidak bermakna).  

  Penghapusan vokal pada akhir kata bisa menghilangkan makna sepenuhnya atau menyebabkan kata tersebut terdengar tidak lazim.

  

- /h/

  - Kata: _hari_ → Jadi _ari_ (tidak memiliki arti yang sama atau bahkan dianggap tidak bermakna formal).  

  Fonem /h/ sering diabaikan dalam percakapan santai atau dialek tertentu, tetapi dalam bahasa formal, ini bisa menimbulkan ambiguitas.

  

- /k/ (terutama di akhir kata, seperti *glottal stop*)  

  - Kata: _baik_ → Jadi _bai_ (penghilangan bunyi /k/ mengubah pelafalan dan terkadang memberi kesan tidak formal).  

  Dalam beberapa dialek, seperti bahasa Betawi atau Jawa, penghilangan /k/ di akhir kata lumrah, tetapi jika diterapkan dalam bahasa baku, ini dapat menyebabkan kesalahpahaman.

 

2. Penambahan Fonem dan Dampaknya

Penambahan fonem (misalnya vokal atau konsonan) juga bisa memperkaya atau justru mengubah arti kata. Berikut contohnya:

 

- Penambahan /a/

  - Kata dasar: _rumah_ → Jadi _rumahan_ (artinya lebih spesifik: sesuatu yang berkaitan dengan rumah).  

  Penambahan /a/ dalam bentuk afiks dapat mengubah kelas kata, seperti dari kata benda menjadi kata sifat.

 

- Penambahan /e/

  - Kata dasar: _sejuk_ → Jadi _sejukan_ (bentuk imperatif untuk memberi perintah).  

  Ini sering terjadi dalam proses morfologi untuk menghasilkan kata kerja atau bentuk perintah.

 

- Penambahan /h/

  - Kata: _asa_ (pengharapan) → Jadi _hasrat_ (menunjukkan keinginan yang kuat).  

  Meski tidak hanya hasil penambahan satu fonem, contoh ini menunjukkan bahwa perubahan kecil seperti penambahan /h/ dapat membuat kata memiliki makna yang sangat berbeda.

 

3. Fenomena Fonologis Lain yang Relevan

- Asimilasi:Pengucapan suatu fonem berubah agar lebih menyerupai fonem di dekatnya, seperti kata _sependapat_ menjadi _se'pendapat_ dalam percakapan cepat.

- Metatesis:*Urutan fonem bisa berubah, seperti dalam beberapa dialek Jawa, kata _kereta_ mungkin diucapkan sebagai _kreta_.

 

Jadi dapat saya simpulan bahwa

Penghapusan dan penambahan fonem sangat mempengaruhi makna dan penggunaan kata dalam bahasa Indonesia. Dalam beberapa konteks, perubahan ini dapat dianggap sebagai bentuk variasi dialektal atau informal, sementara dalam konteks formal, dapat menyebabkan perubahan makna atau bahkan kesalahan interpretasi.