Diskusi dan Tanya Jawab

Daffa Ibriyan Saputra (2388201020)

Daffa Ibriyan Saputra (2388201020)

by DAFFA IBRIYAN SAPUTRA -
Number of replies: 0

Penghilangan fonem dapat merubah makna atau bahkan menghilangkan makna dari kata tersebut contoh:

 

1. Penghilangan fonem a pada kata "apel" jika fonem "a" hilang menjadi pel berubah makna, "pel" ialah helai kertas.

2. Penghilangan fonem "h" ini sering terjadi contohnya ialah kata "harus" menjadi "arus" yang sudah sangat berbeda maknanya

3. Penghilangan fonem k contohnya ialah kata "kupas" menjadi "upas".

 

Adapun dampak dari penambahan fonem itu ialah dapat merubah arti dari kata atau kalimat tersebut bahkan tidak jelas secara makna. contoh:

 

1. Penambahan fonem "a" pada kata "mas" yang merujuk sapaan menjadi "masa" karena penambahan fonem "a" diakhir baik tidak disengaja maka dapat merubah makna secara signifikan.

2. Penambahan fonem "e" contoh: kata yang sering sekali ialah kata "mantra" menjadi "mantera" terdapat penambahan fonem "e" pada kata "mantra".

3. Penambahan fonem "h" pada kata rida menjadi "ridha" membuat kata terdebut menjadi tidak baku.

 

Dampak yang sangat dirasakan karena kebiasa-kebiasa kecil karena ketidaktahuan membuat kesalahan berbahasa tersebut dianggap normal, dan kita sebagai anak bahasa harus tahu mana yang salah dan mana yang benar.

 

Pertanyaan:

Adakah saran bagaimana kesalahan-kesalahan tersebut dapat dikatahui masyarakat luas, sebagai contoh pada kata sate yang sudah sifatnya normal yang masyarakat luas tahu bahwa kata sate adalah kata baku yang sebenarnya ialah satai, apa peranmu sebagai calon serjana bahasa Indonesia untuk fenomena tersebut?.