Setelah mempelajari materi mengenai refleksi dalam geometri transformasi, saya menjadi lebih tahu bahwa refleksi Mencerminkan objek pada suatu garis atau bidang, yang disebut cermin, sehingga mengubah orientasi objek. Refleksi juga termasuk salah satu bentuk isometri, yaitu transformasi yang mempertahankan jarak, sehingga bangun hasil refleksi tetap kongruen dengan bangun asal. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui persamaan pencerminan pada garis, teorema, dan buktinya.
Refleksi juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan budaya serta konservasi. Contohnya terdapat dalam budaya Sunda yang dimana konsep refleksi tercermin seperti pada arsitektur rumah adat (Rumah Jolopomg, Rumah Parahu Kumureb), seni ukir dan kerajinan kayu (suling dan kecapi), serta siloka atau peribahasa Sunda sehingga hal ini mempunyai kaitannya keseimbangan ekosistem dan konsep “tatakrama”.
Dari sisi konservasi: konversi adalah cerminan dari bagaimana kita memperlakukan lingkungan. Apa yang kita tanam itu yang akan kita terima. Dalam konversi ini refleksi dipandang sebagai keseimbangan ekosistem “tatakrama”, dan konservasi air yaitu refleksi terhadap perilaku manusia.
Kesimpulannya, refleksi dalam ranah transformasi geometri bukan hanya menjelaskan mengenai pencerminan bagi bangun datar saja, tetapi memiliki makna yang sangat luas yang sering beriringan dengan kehidupan sehari-hari dan dalam konteks budaya serta konservasi.