Pencerminan atau refleksi adalah salh satu bentuk transformasi geometri yang memetakan setiap titik terhadap suatu garis tertentuyang disebut sumbu cermin. Jika titik terletak tepat di garis tersebut, maka bayangannya sama dengan titik itu sendiri. Jika tidak, bayangan titik adalah titik lain yang bergerak sama terhadap garis cermin dengan garis tersebut sebagai sumbu simetri. Refleksi ini mempertahankan jarak antar titik, sehingga termasuk ke dalam isometri, namun membalik orientasi bangun, sehingga disebut isometri lawan.
Sifat penting refleksi adalah bahwa ia merupakan transformasi involutif, jika suatu titik dicerminkan dua kali terhadap garis yang sama, hasilnya akan kembali ke titik semula. Dalam koordinat kartesius, rumus refleksi bergantung pada sumbu cermin, misalnya terhadap sumbu x, sumbu y, garis y=x, garis y=-x, atau garis umum y=mx. dengan rumus-rumus ini, kita bisa menentukan bayanagn titik, garis, atau bangun datar secara sistematis.
Dalam budaya Sunda, konsep refleksi tercermin terdapat beberapa penerapan seperti, pada arsitektur rumah adat, simetri pada bentuk atap melambangkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Dalam seni ukir dan kerajinan kayu, pola-pola simetris dengan motif flora dan fauna menunjukkan penghormatan pada alam serta sekeimbangan hidup. Tradisi menjaga Leuweung Larang (hutan larangan) dan Sirah Cai (mata air) juga mencerminkan pemahaman bahwa kelestarian alam adalah cerminan dari perilaku manusia.
Sehingga Refleksi ini tidak hanya konsep geometri saja, tetapi juga memiliki makna filosofis dalam budaya. Dalam sudut pandang Sunda, refleksi menjadi simbol keseimbangan, harmoni, serta tangung jawab manusia menjaga alam, yang dimana konsep refleksi ini menghubungkan matematika, budaya lokal, dan pelestarian lingkungan.