Global searching is not enabled.
Skip to main content
Forum

Konsep Refleksi dalam Transformasi

Kesimpulan Keterkaitan Budaya, Konservasi, dan Geometri Transformasi

Kesimpulan Keterkaitan Budaya, Konservasi, dan Geometri Transformasi

by UCU KOMALA - Number of replies: 0

Keterkaitan antara Budaya Sunda, konservasi lingkungan, dan geometri transformasi (refleksi) melalui dua topik utama.

1. Tatakrama Sunda dan Konservasi Lingkungan

Konsep tatakrama dalam budaya Sunda tidak hanya mengatur hubungan antar manusia, tetapi juga mencakup sikap hormat terhadap alam. Prinsip ini tercermin dalam larangan adat seperti tidak menebang pohon sembarangan, tidak mencemari sungai, dan menjaga hutan. Praktik kearifan lokal seperti di Kampung Naga dan masyarakat Baduy menunjukkan bahwa tata nilai tradisional Sunda selaras dengan prinsip konservasi modern, meskipun tidak menggunakan istilah ilmiah. Dengan pepatah “leuweung ruksak, cai beak, manusa balangsak”, masyarakat Sunda menegaskan pentingnya keseimbangan ekologi demi kelangsungan hidup.

2. Refleksi Geometris dalam Motif Ukiran Sunda

Motif ukiran Sunda banyak menggunakan pola simetri atau refleksi yang melambangkan keseimbangan, harmoni, dan keteraturan hidup. Pola ini tidak hanya bernilai estetis, tetapi juga filosofis, karena mencerminkan pandangan hidup orang Sunda yang menekankan keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan. Dari sudut pandang matematika, ukiran tersebut memperlihatkan penerapan konsep refleksi geometri. Contoh motif seperti mega mendung dan sulur tumbuhan bukan sekadar ornamen, melainkan media penyampai nilai filosofis tentang keteduhan, kesabaran, dan keteraturan kosmos.

Secara keseluruhan, ini menegaskan bahwa kearifan lokal Sunda mengandung nilai-nilai ekologis dan filosofis yang relevan dengan prinsip konservasi modern serta konsep matematis refleksi geometri. Dengan demikian, budaya Sunda dapat dijadikan sumber pembelajaran interdisipliner yang menghubungkan antara sains, seni, dan filsafat.