1. Teori pembelajaran kognitif fokus pada cara otak memproses informasi, seperti berpikir, memahami, dan mengingat. Supaya pembelajaran jadi efektif, guru bisa mulai dengan mengaitkan pelajaran baru dengan hal-hal yang sudah siswa tahu. Contohnya, sebelum membahas fotosintesis, ajak siswa membayangkan bagaimana tumbuhan bisa tumbuh tanpa makan seperti manusia. Guru juga bisa membantu siswa dengan membuat peta konsep atau mengajak mereka memecahkan masalah, sehingga informasi jadi lebih terorganisasi di otak. Selain itu, penting banget untuk memberi masukan atau feedback yang jelas, biar siswa tahu apa yang benar atau salah, dan bagaimana cara memperbaikinya. Dengan cara ini, pembelajaran bukan sekadar hafalan, tapi benar-benar memahami kenapa dan bagaimana sesuatu terjadi.
2. Teori konstruktivis dan behavioristik punya pendekatan yang berbeda. Konstruktivis lebih fokus ke siswa yang aktif belajar dari pengalaman dan diskusi. Guru cuma jadi pembimbing, misalnya mengajak siswa mengamati lingkungan untuk memahami ekosistem. Di sisi lain, teori behavioristik fokus ke hasil yang langsung kelihatan. Siswa belajar lewat latihan berulang, dan guru kasih hadiah atau hukuman supaya siswa melakukan apa yang diharapkan. Contohnya, kalau siswa berhasil kerjakan soal, mereka dapat poin tambahan. Intinya, konstruktivis lebih ke memahami proses belajar dengan cara yang fleksibel, sementara behavioristik lebih fokus ke hasil yang terukur dan seragam.