1. Langkah-langkahnya dimulai dengan mencari tahu masalah atau kesenjangan yang ada, misalnya siswa kesulitan memahami topik tertentu atau ada keterampilan yang belum mereka kuasai. Setelah itu, guru bisa mengumpulkan data lewat survei, wawancara, observasi, atau melihat dokumen seperti nilai atau laporan belajar siswa. Data ini kemudian dianalisis untuk membandingkan kondisi yang ada sekarang dengan target pembelajaran yang diharapkan. Dari situ, guru bisa menentukan mana kebutuhan yang paling penting untuk segera dipenuhi, supaya pembelajaran jadi lebih efektif dan fokus.
2. Hasil analisis kebutuhan membantu guru memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan siswa. Dengan informasi itu, guru bisa menyesuaikan strategi pembelajaran, seperti memilih cara mengajar, media, atau materi yang cocok. Misalnya, kalau hasilnya menunjukkan siswa susah paham konsep abstrak, guru bisa pakai gambar, video, atau simulasi supaya lebih mudah dimengerti. Intinya, hasil analisis ini membuat pembelajaran jadi lebih terarah, tepat sasaran, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.