1. Ada banyak pengguna bahasa yang menghilangkan fonem dalam kehidupan sehari-hari dengan beberapa alasan, salah satunya adalah alasan kemudahan dalam pengucapan.
Contoh : penghilangan fonem /a/ di tengah kata : makaroni menjadi makaroni.
Penghilangan fonem /h/ di akhir kata: bodoh menjadi bodo.
Penghilangan fonem /k/ di tengah kata: takbir menjadi tabir.
Penghilangan fonem tentunya akan merubah struktur kata dan menyebabkan bentuk tidak baku.
2. Penambahan fonem sering terjadi ketika kita berbahasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti penambahan fonem /a/ di akhir kata: narkotik menjadi narkotika
Penambahan fonem /e/ di tengah kata: mentri menjadi menteri
Penambahan fonem /h/ di akhir kata: sepeda menjadi sepedah.
Penambahan fonem tersebut memberikan dampak yang menyebabkan bentuk tidak baku dan menjadi bentuk kata yang salah.